"Semuanya masih tentangnya"
_Alkana_
***Hari sudah menjelang malam, kali ini Nara di sibukkan dengan menyetrika jaket milik Alka yang di pinjamkan kepadanya tadi saat hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
Ia berusaha keras mengerjakan hal ini sendiri, tanpa di bantu oleh bi Armi. Katanya ini usahanya sebagai bentuk tanda terimakasih.
Untung ada pengering mesin cuci yang serba guna, dan jaket Alka juga bukan yang berbahan kulit. Beruntungnya angin bisa di ajak kerja sama kali ini, dengan begitu Nara tidak harus menunggu lama untuk mengembalikan jaket laki-laki itu, tidak enak katanya.
"Non, mau bibi bantu?" Bi Armi nampak khawatir melihat wajah Nara yang sudah di penuhi dengan peluh di dahinya.
Wajar, dia tidak terbiasa seperti ini, Bi Armi yang selalu menyiapkan segalanya. "Hufftt!! Akhirnya selesai," ujar Nara dengan tangan kanan nya bergerak untuk mengelap peluh di dahinya, melelahkan batinya.
"Nara bisa kan bi," ucapnya dengan bangga. Bi Armi memberi kedua jempolnya, sambil tersenyum lebar ke arah Nara. "Menyala non Nara," kata bi Armi sembari menirukan ucapan anak-anak muda jaman sekarang.
"Bisa aja bi, haha!" Nara tertawa begitu juga dengan bi Armi, mungkin ini salah satu caranya untuk melupakan sunyi yang ia dapatkan karena bundanya sudah lama tidak ada.
***
Pagi-pagi sekali Nara sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, ia semangat dengan sekolah barunya.
Pagi ini ia tidak sarapan bersama sang Ayah, karena Ayahnya sedang berada di luar kota, bisa di bilang kesibukan bisnis.
"Ayah kapan pulang ya bi?" Bi Armi yang nampak sibuk menata meja makan, lantas menoleh ke arah Nara.
Dengan senyum lebar ia berkata pelan "sebentar lagi pasti pulang non, bapak juga kan, sibuk kerja demi non Nara." Nara nampak cemberut, tapi di sisi lain dia juga tidak boleh egois, dia harus mengerti dengan itu.
Setelahnya ia tidak ingin membahas lagi, tenang dengan melahap makanannya hingga habis.
"Nara berangkat ya bi, assalamualaikum," sebelum berangkat ia pamit dan menyalimi tangan bi Armi. Baginya hanya bi Armi lah yang sekarang mengerti akan dirinya. Bi Armi sudah seperti neneknya sendiri.
***
Seperti biasa kini lapangan SMANSA sudah ramai di penuhi oleh para murid yang berlalu lalang menuju kelas mereka masing-masing.
Nara sudah berada di dalam kelasnya sejak pagi-pagi tadi. Namun ia belum juga menemukan sosok Alka. Padahal ia sudah mau mengembalikan jaket milik pria dingin satu itu, dan mengucapkan terimakasih sekali lagi.
Tidak ingin pusing, ia hanya duduk santai sembari memainkan ponselnya sejenak, dan sosok yang ia cari tiba-tiba sudah hadir saja tanpa menyapa.
Ia hanya memandang sosok itu sejenak, lalu berusaha mengambil jaket itu dari dalam tasnya.
"Ini jaketnya, makasih sekali lagi." Ucap Nara sembari tersenyum tipis memberikan jaket itu.
Namun Kutup Utara ini memang dinginya sangat menyebalkan, bahkan menoleh ke arah Nara pun tidak.
"Sama-sama," tangan kekar Alka langsung mengambil alih jaket itu dari tangan Nara. Tanpa menggunakan basa-basi sama sekali, seperti mengucapkan terimakasih kembali kepada Nara karena gadis itu sudah mengembalikan jaketnya, sesingkat itu ia menjawab. Kemudian Alka keluar kelas, tanpa menunggu sedikit ulasan yang keluar dari mulut Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANARA : _senyawa dan persamaan_
Teen Fictionassalamualaikum.. aku hadir dengan cerita baru lagi🖤 Pria dingin dengan introvet yang dia punya. Dengan keluarga bahagia yang mengerti tentang semua yang ada pada dirinya. Dia Alkana Magazkara, kutub Utara milik SMA Rajawali. dia pintar dalam memb...