O1. Boredom

253 18 2
                                    

"anjir lahh!" Ucap seorang pemuda tampan dengan rambut panjang merah nya yang khas, sedang frustasi dengan banyak tugas dari sekolah.

Hari ini adalah hari Minggu, itu yang artinya hari ini hari berliburnya para anak bersekolah dari aktivitas sekolah, namun buku tugas di meja belajar sang pemuda terus menumpuk, daripada terus diabaikan, Harris mulai mengerjakan satu persatu mulai dari sekarang.

Setelah beberapa jam dari matahari masih bersembunyi hingga kini pukul dua siang dengan cuaca panas, dirinya mulai merasa kelelahan dengan tugas yang masih meminta nya untuk menyentuh sang buku.

Ting!

Terdengar bunyi notifikasi dari handphone mahal kesayangan nya itu. Harris menghela nafas dan mulai memeriksa notifikasi siapakah itu.

Lagi-lagi pesan dari sang sahabat sejati nya yang terus menerus memamerkan pacar nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi pesan dari sang sahabat sejati nya yang terus menerus memamerkan pacar nya. Lebih tepat nya pacar virtual. Permainan ini biasa dikenal dengan sebutan Roleplay atau Rp.

Roleplay adalah 'bermain peran'. Istilah ini juga sering dikenal dengan singkatan RP. Di media sosial, RP menjadi permainan yang dilakukan virtual dengan cara menirukan idola mulai dari sikap, cara bicara, hingga aktivitas keseharian. (Tengqu google)

Harris dengan malas tapi penasaran akan foto yang telah dikirim sahabatnya ini, ia pun mulai membuka dan membaca pesan nya.

"Pamer mulu lu" balasan pesan dari Harris

"Mwehehe makanya ayok ikut main, lu diajakin gamau"

Harris bergumam dalam hati nya. Tidak ada salah nya untuk mencoba ikut main, selagi ada teman yang mau membantu.

Harris terlahir di keluarga yang sangat berkecukupan karena pekerjaan dari kedua orang tua nya. Sepasang suami-istri yang memiliki sifat ambisius serta cerdas dalam segala hal. Sama dengan Harris, walau dirinya terhasut oleh teman-teman sesat nya yang malas dalam apapun, namun dirinya masih mau belajar hal baru dengan mudah.

Dirinya belum pernah memiliki pasangan katanya 'ribet', ya satu kata ini mendeskripsikan betapa susah menjalani hubungan dengan pasangan yang tidak cocok dengan dirinya.

"Boleh sih, bisa kali dicoba?"

Otak nya pun berputar seribu kali, iya atau tidak yang ia sedang pikirkan. Jika iya, Harris bisa punya pengalaman tapi ia tidak bisa mengangkat topik. Jika tidak, Harris juga bosan.

"Aishh yaudah lah gas aja"

Ia pun menyala kembali ponsel kesayangan nya dan mulai menghubungi sang sahabat melalui telepon.

"Hallo pip?"

"Halloo! Ada apa dengan tuan Harris?"

"Idiehh lebay nya anda, lagi ngapain lu?"

"HAHAHA, lagi ngerjain tugas dari Miss Patricia sih, kenapa?"

Tanpa basa-basi, Harris pun mulai menanyakan cara membuat akun rp, bermain nya dan mengetahui istilah-istilah atau sejarah rp dari sahabat nya ini, Pip yourbae.

"Hmm gue pake nomor gue aja atau?"

"Up to you sih, saran gua beli nomor kosong aja, gua ada nih toko yang jual nomor kosong"

"Boleh dah tuh, nitip yaa Pip, di sekolah gue gantii ehehe"

"Yeuu yaudahlah, apa yang gak buat tuan Harris"

Harris hanya tertawa. Dari mereka masih kicik-kicik, Pip sering memanggil Harris sebagai tuan Harris karena mama dari Harris atau ms. Rylie juga memanggil nya tuan muda Harris. Sungguh kenangan yang indah dan manis.

Mereka masih berbicara ria dengan tawa canda, kali ini biarkan mereka mengenang atau membicarakan tentang masa-masa yang telah mereka lalui melalui telepon.

Keesokan harinya

Di pagi hari, matahari belum menyapa para warga bumi tepat pada pukul lima pagi, suasana masih sejuk dan mengundang untuk pergi ke mimpi kembali.

Harris sudah siap lengkap dengan seragam nya rapih, ia sedang bermain dengan ponsel nya, sedangkan mama dan papa nya masih makan sarapannya.

Wanita paruh baya, datang menghampiri nya. Beliau walaupun dirinya panjang umur, wajah serta fisik nya masih terlihat awet muda, tidak heran jika orang-orang meminta saran perawatan diri nya.

"Ayis? Tuan muda Harris ku?" Wanita itu tertawa kecil, ia duduk di samping anak tampan itu. Harris menoleh dengan senyuman lebar, ia selalu bertingkah seperti bayi pada kedua orang tua nya

"Mamaaa! Ada apaa?" Mata nya berbinar menatap sang mama. Rylie pun memberikan kotak bekal dengan makanan hangat didalam nya.

"Ini bekal untuk kesayangan mama, di makan ya? Abisin dan jangan lupa berbagi karena porsi nya mama tambahin, okay?"

"Okayy! Siapp, nyonya Rylie!!"

Harris serta mama nya hanya tertawa kecil, sungguh indah dipandang. Akhirnya keluarga Harris pun pergi menggunakan salah satu mobil, Harris diturunkan di sekolahnya sedangkan orang tuanya berangkat kerja.

Harris pun sampai dikelas, XI IPA 2. Ia melihat kelas nya masih kosong. Ia sampai tepat pukul enam pagi, tidak heran teman kelas nya masih belum berangkat, termasuk sahabatnya, Pip.

Ia pun duduk di kursi nya dan mengeluarkan peralatan menggambar, mencoba untuk membuang waktu dengan menggambar.

Knock knock.

Mata Harris secara reflek melihat ke arah pintu. Ia mengerutkan kening, biasanya jika itu teman kelas nya, mereka langsung masuk dan duduk di kursi mereka. Tidak ada dari mereka mengetuk pintu.

"Iyaa?"

Dengan suara sedikit keras, ia membalas ketukan pintu. Pintu pun terbuka, memperlihatkan siswa yang sangat tidak familiar.

"Hallo? maaf menganggu, ruang guru ada disebelah mana ya?"

Suara siswa lelaki itu cukup terbilang berat namun juga lembut. Harris pun berdiri dan menghampiri siswa tersebut, mungkin pemuda ini siswa baru?

"Ayo ikut aku, aku anterin"

Pemuda itu mengangguk dan mulai mengikuti Harris ke ruang guru. Sekolah tampak sepi walaupun begitu para guru sudah ada di ruangan mereka.

"Ini dia, langsung masuk aja, oh iya namaku Harris, kalau ada apa-apa bisa panggil aku dikelas tadi"

Harris serta pemuda yang lebih tinggi dari nya tersenyum manis dan sang pemuda mengucapkan terimakasih. Lelaki tanpa nama itu masuk ke ruang guru, sedangkan Harris kembali ke kelas nya.

"Anak baru kah dia?"

Harris berjalan sambil melamun memikirkan murid baru tadi, tanpa sadar ada yang mengikuti nya dari belakang. Orang itu melompat untuk memeluk Harris dari belakang.

"Baa! Hayo mikirin apaan?" Harris yang terkejut masih menatap orang itu, setelah beberapa saat, ia baru menyadari bahwa orang itu adalah Pip, sahabat nya.

"Ishh, minta di tampol. Tumben lu gak masuk pagi duluan?" Harris menatap Pip sedikit sinis yang cengengesan itu

"Ehehe ya maap, kemarin gue maraton drakor, seru bet sumpahh!"

Pip pun terus menceritakan apa yang ia tonton kemarin malam suntuk. Harris hanya bisa menghela nafas namun dengan senang hati ia mendengarkan celotehan sahabat satu-satunya ini.

Harris pun teringat sesuatu, ia memotong pembicaraan Pip

"Pip, lu ada berita soal murid baru kagak?"

"Ohh tauu, dia pertukaran murid di sini, ama siapa tuh cewe di kelas ini, si Rinii"

Harris mengangguk paham. Apa mungkin murid tadi itu murid baru??

- TO BE CONTINUE -

YAKK SEKIAN DULU. Mau dilanjut atau nggakk nih? Vote sama komen coba, kalo rame aku lanjut. Terimakasih !!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KLANDESTIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang