Aku terbangun dengan tergesa-gesa sambil mengelapi keringat yang membasahi wajahku.
"Mimpi itu lagi?tuhan..."
Aku terdiam sejenak diatas ranjang empukku,mencoba untuk menepis ingatan buruk itu dengan sedikit menepuk-nepuk wajahku namun nihil. Sekarang suara sirine ambulans yang mulai memenuhi indra pendengaran ku.
"Aku hanya ingin tertidur dengan tenang sehari saja. Apa itu permintaan yang berlebihan?"Ucapku sambil menatap lesu kearah tabung kecil berisi obat penenang yang berada diatas meja.
Tanpa basa basi lagi,aku menelan sebutir obat tanpa meneguk air sedikitpun lalu kembali berbaring. Perlahan suara itu mulai menghilang dari pikiranku dan tergantikan oleh rasa kantuk,Aku melirik kearah jam dinding.
"Jam 2 malam,mending tidur lagi aja kali ya?masih malam banget"
Aku mulai menguap dan mencoba untuk tertidur dengan rasa kantukku itu,tapi itu tidak berlangsung cukup lama. Pikiran ku mulai melayang pada runtutan pertanyaan yang sama setiap harinya
"Aku kenapa ya?"
"Apa aku aneh?"
"Kenapa orang-orang kayak ga suka sama aku?"
"Apa aku pembawa sial ya?"
Disaat seperti itulah mataku mulai berkaca-kaca, pernyataan-pernyataan itu hanya membuatku semakin membenci diriku sendiri. Bayangkan bagaimana rasanya setiap malam dihantui rasa bersalah hingga ingatan itu terus membekas di hidupku.
Perlahan aku memeluk gulingku dengan sangat erat sambil menahan isak tangisku, nafasku tersengal-sengal membuat wajahku semakin berwarna kemerahan. Aku mencoba mengatur pernafasan yang tidak karuan agar pikiran ku lebih tenang. Beberapa menit kemudian,aku mulai merasa lebih tenang dan mulai tertidur dengan pulas
*~*
"Ini yang kamu bilang laporan?"
Aku melempar berkas laporan keuangan kantor diatas meja sambil menatap tajam kearah seorang wanita. Aku menghela nafas pelan lalu mulai mencoret-coret berkas itu.
"Revisi,ikuti yang aku telah coret maka tugasmu selesai. Deadlinenya setelah jam makan siang,paham?"
Wanita itu hanya mengangguk paham lalu mengambil berkas itu kembali lalu menunduk sambil menyilangkan tangannya kebawah sebagai perwujudan rasa bersalahnya.
"Maafkan aku nyonya Yessica,aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama"ucapnya lirih.
"Aku tidak butuh permintaan maafmu, lakukan pekerjaanmu dengan benar, mengerti?"
Dia mengangguk sekali lagi lalu keluar dari ruangan ku dengan wajah yang sedikit lesu. Aku mulai memainkan laptopku memeriksa hal lain yang penting.
Perkenalkan namaku Yessica Tamara, wanita berusia sekitar 23 tahun. Aku seorang CEO disebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Dengan usia yang begitu muda,aku berhasil mengembangkan perusahaan yang aku urus hingga banyak memenangkan tender proyek yang lumayan besar.
Ketegasan dan kharisma seorang pemimpin adalah ciri khas yang selalu orang lain sematkan kepadaku.
Namun,dibalik semua kalimat pendeskripsian itu,ada satu hal yang mereka lupakan. Aku manusia yang paling sensitif dalam segala hal.
Jam makan siang pun tiba,aku menutup laptop ku dengan desahan pelan karena merasa pusing dengan laporan keuangan yang terus membengkak akhir-akhir ini. Aku mencoba meregangkan punggung ku dengan bersandar pada sandaran kursi. Beberapa saat kemudian,aku mendengar suara derit pelan di pintu kaca menyebabkan atensiku beralih pada sumber suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Kegelapan
Misterio / Suspenso"Coba kamu tutup mata kirimu,apa yang kamu lihat?" "Ga ada siapa-siapa,cuma kakak aja" "Kalau mata kananmu yang ditutup? Apa yang kamu lihat dengan mata kirimu?" "Aku melihat kakak dan..." . . . Sebuah cerita yang mengkisahkan kehidupan seorang Yess...