「 𝟐 」𝓗𝒾𝓂

272 34 12
                                    

☆ ⋆ 。 𖦹 ° ‧ ★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆ ⋆ 。 𖦹 ° ‧ ★

"Besok. Temui aku sepulang sekolah."

Menepati janjinya, (Name) segera keluar dari kelas begitu bel berdentang. Karena tak tahu harus menemui dimana, (Name) memutuskan untuk menuju kelas Lee Jihoon, 2-1. Di SMA Moonsung, ruang kelas sepuluh berada di lantai satu, sedangkan kelas sebelas berada di lantai dua. Ini adalah kali pertama (Name) menapaki lantai dua.

Kini gadis itu telah berada di depan ruang kelas 2-1. Dengan sedikit gugup, (Name) memasuki ruangan itu. Benar saja, Lee Jihoon ada di dalam, sendirian. Lelaki itu duduk di bangku paling belakang, tepat di samping jendela. Cahaya senja menembus tirai di sebelahnya, mengenai wajah tampan milik Lee Jihoon.

Sialan, ganteng banget.

"Ngapain disitu?" tanya Lee Jihoon yang sudah menyadari kehadiran (Name).

"Sini," perintahnya sambil menolehkan kepala ke bangku di hadapannya, mengisyaratkan (Name) untuk duduk disana.

(Name) segera menghampiri kakak kelasnya itu. Usai duduk, (Name) berniat mengeluarkan buku tulisnya untuk mencatat. Niat itu terurung setelah mendengar pertanyaan Lee Jihoon sedetik kemudian,

"Sepintar apa kamu?"

Jreng! (Name) terkejut mendengar lawan bicaranya bertanya seperti itu.

"Y-Ya?" (Name) bertanya balik, berharap dirinya salah mendengar. Namun melihat Lee Jihoon diam saja, ia ragu-ragu melanjutkan,

"Aku cukup pintar dalam matematika." (Name) menggingit pipi dalamnya sebelum berkata, "Aku percaya diri pada kemampuanku."

Alis Lee Jihoon terangkat. "Oh ya?" Ia merasa tertantang oleh pernyataan tersebut.

"Kalau begitu jawab pertanyaanku."

Lee Jihoon menyenderkan bahunya di kursi. Tatapannya tajam, tak pernah lepas dari netra (Name).

"Kedua akar persamaan kuadrat x² − 111x + k = 0 adalah bilangan prima." Lee Jihoon menyilangkan tangannya di dada. "Berapa nilai k?"

(Name) menelan ludah. Sementara lelaki di hadapannya hanya menatap wajahnya yang terlihat tak percaya.

Seriusan, nih?!

"Tiga." Lee Jihoon mulai berhitung mundur.

"Kak, sebentar!" kata (Name) panik. Tangan gadis itu dengan cepat meraih pena dan mulai menghitung.

𝗥𝗲𝘂𝗻𝗶𝘁𝗲𝗱 𝗛𝗲𝗮𝗿𝘁𝘀 - Lee Jihoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang