always you forever you

168 17 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Ollie menatap Gyuvin dan Gunwook di depannya secara bergantian dengan jengah.
G

agal sudah rancana ingin menghabiskan waktu membaca manga di pojok kantin. Semua karena di usik oleh dua gapura sekolah di depannya ini.

"Kenapa?"

Gunwook menyenggol lengan Gyuvin mengkode agar sang teman cepat berbicara. Gyuvin menghela nafasnya sejenak. "Ricky sama Jingxiang ada hubungan ya?" tanyanya.

Ollie mengangguk. "Ada"

Bahu Gyuvin yang semula tegak mendadak lemas sedangkan Gunwook yang prihatin mengelus punggung lebar Gyuvin untuk memberi semangat.

"Temen" lanjut Ollie dengan santai tak menghiraukan Gyuvin dan Gunwook yang tampak kesal.

"Seriusan deh Ollie,"

"Seriusan. Xiang emang suka Ricky udah lama dari jaman SMP deh kalo gak salah Ricky juga tau kok tapi sampe sekarang gak ada kepastian. Tapi waktu itu, Ricky bilang kalo dia udah mulai suka sama Xiang 20%" ujarnya yang lagi-lagi membuat Gyuvin mendadak lesu.

"Lagian kenapa nanya-nanya?" tanya Ollie ketus.

"Ah lo mah kayak gak tau ada udang dibalik batu aja" sahut Gunwook sambil tertawa.

"Oh"

Ollie tampak cuek. Mood ingin membacanya sudah melayang dan sekarang ia hanya ingin pergi dari hadapan dua orang yang sudah menganggu waktunya.

"Eh mau kemana?" tanya Gunwook begitu melihat Ollie berdiri

"Pergilah. Ngapain lagi?"

"Kita masih mau nanya nih"

"Tanya sama orangnya aja langsung, tuh," Ollie menunjuk di belakang Gunwook dan Gyuvin. Benar saja ada Ricky yang terlihat kebingungan karena ditunjuk oleh Ollie.

Gunwook menyenggol lengan Gyuvin yang masih saja lesu. "kesempatan goblok cepetan!" bisiknya

"Lho? Gunwook Gyuvin kenapa?" Ricky mendorong pelan bahu Ollie bermaksud menyuruh temannya itu untuk segera pergi. Sedangkan dirinya duduk didepan Gyuvin dengan nampan berisi bakso dan es teh.

"Gak pa-pa, ky" sahut Gunwook seraya melirik sinis kearah Gyuvin yang masih diam saja.

Benar-benar tidak berguna. Batin Gunwook.

Ricky mengangguk. Ia lantas menoleh kearah Gyuvin yang sejak tadi menatapnya sambil menompang dagu. Jujur ia salah tingkah ditatap sedetail itu. "Kenapa, Vin?" tanya Ricky

"Lo ada hubungan sama Jingxiang?"

"Uhuk!" Gunwook terbatuk begitu mendengar pertanyaan Gyuvin yang terlalu to the point. Ia menolah kearah Ricky dan Gyuvin secara bergantian. Kakinya dibawah meja menyenggol kaki Gyuvin dengan bibir yang bergerak tanpa suara.

"Yang bener aja anjing"

Namun Gyuvin tampak abai. Yang ia butuh sekarang adalah jawaban Ricky secara pasti. Agar ia bisa memutuskan untuk maju atau mundur.

Mendengar pertanyaan Gyuvin, Ricky mengernyitkan dahinya. Lantas terkekeh pelan. "Ada. Hubungan teman soalnya aku sama Jingxiang kan udah lama temenan" sahutnya. Ia mulai melahap makanannya mengabaikan Gyuvin dan Gunwook yang menatapnya dengan intens.

"Kata Ollie lo suka Jingxiang ya?" tanya Gunwook

"Enggak. Ollie memang suka ngawur begitu"

Gyuvin menegakkan tubuhnya sampai membuat Gunwook terkejut.

"Jadi lo gak ada perasaan sama Jingxiang?" tanya Gyuvin sekali lagi, memastikan.

Ricky menggelengkan kepala. "Sama sekali gak ada. Emang kenapa?" Ricky menyeruput kuah baksonya.

"Gue suka sama lo, ky"

"Uhuuk!" Ricky tersedak kuah bakso yang sialnya lumayan pedas itu. Membuat Gyuvin panik dan Gunwook seketika memukul kepala sang kawan dengan kuat.
















Mengingat masa-masa SMA saat pertama kali dekat dengan Gyuvin terkadang memang bisa membuat Ricky senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
Rasanya ia rindu moment-moment dahulu bagaimana ia bagai remaja puber yang pertama kalinya jatuh cinta.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Gyuvin. Lelaki itu baru saja pulang bekerja dan disambut oleh atensi Ricky yang tengah senyum-senyum sendiri sambil menatap ponsel.

"Selingkuh ya?" tudingnya membuat Ricky berdecak.

"Fitnah aja"

Tak terasa hubungan keduanya sudah berlanjut selama ini. Bahkan keduanya akan melangsungkan pernikahan bulan depan. Lebih tepatnya sehari setelah Ricky merayakan ulang tahun yang ke 26.

Ricky bergerak memeluk Gyuvin yang sudah duduk disampingnya. Rasanya masih tidak menyangka bahwa Gyuvin menjadi tambatan hatinya yang terakhir. Tempat dirinya berlabuh. Sebab dulu ia sempat meragukan Gyuvin. Meragukan hubungan mereka akan berlanjut sampai tahap ini mengingat Gyuvin dulu sangatlah friendly. Sifatnya yang sebenarnya berkebalikan dari Ricky sendiri.

"Jangan bosen sama aku ya Vin?"

"Ya enggak lah sayang. Selamanya cuma kamu doang gak akan bikin aku bosen"

"Aku rasanya masih gak nyangka kita udah sejauh ini Vin."

Gyuvin menoleh. Di dekapnya kepala Ricky dengan erat. "Kalo aku sih enggak. Soalnya dari dulu cita-cita ku emang jadiin kamu yang terakhir buat aku"

"Gombal!"

Gyuvin tertawa.





















***

"GEON!"

"Iya mami?"

Ricky berkacak pinggang dengan wajah kesal bukan main. Ditunjuknya kearah hamparan mainan anaknya yang berserakan di depan televisi.


"Beresin sekarang"

Si anak berusia empat tahun itu lantas menunduk takut. "Iya mami" sahutnya lirih. Ia mulai perlahan membereskan mainan-mainannya dan dimasukkan ke dalam sebuah box.

Ricky memperhatikan anaknya itu dengan teduh. Namun sedetik kemudian senyumnya luntur begitu sosok suaminya masuk kedalam rumah dengan tampang tidak berdosa.

"Dari mana kamu?!" sentak Ricky

Sedangkan Gyuvin menggaruk keningnya yang tak gatal. Melihat wajah kesal istrinya ia mendadak menundukkan kepala. Takut.

"Main sama Hanbin"

"Bagus! Main terus. Baru aku tinggal masak anaknya dibiarin sendirian kamu malah pergi entah kemana" ujar Ricky mengomel. Entah sejak kapan sosok Geon sudah berdiri di samping ayahnya dan sama-sama keduanya menundukkan kepala yang seketika membuat Ricky berusaha dengan kuat menahan tawanya.

"Maaf sayang" / "maaf Mami"

"Huft!" Ricky menghela napasnya dengan kuat. "Anak sama ayah sama aja" ketusnya kemudian ia segera berjalan menuju meja makan. "Makan siang sini! Mandinya nanti"

End.

Yaudah si ini enggak jelas hmz:)

Ons Verhaal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang