ALASAN

239 24 0
                                    


Tiba saat nya mereka pulang, bel tanda pulang telah di kumandangkan.

Sesampainya di parkiran, Dhafy dan yang lain di buat terkejut dengan kehadiran sherly yang datang dan menghampiri motor sport nya yang terparkir tepat di sebelah anggita Black Devil's kecuali Rakha yang memang tengah mengerti.

"Gilak kece juga tu Sherly.. " Ucap Sena dengan pandangan terus menatap Sherly.

"Lo kenal?.? " Tanya Dhafy penuh dengan rasa penasaran.

"Dia Sherly pindahan dari Jerman. " Ucap Rakha, tatapan fokus dengan layar handphone nya.

"Loh kha lo kenal juga? " Tanya Atala.

"Lo juga kenal?... " Tanya Dhafy menatap tajam Rakha.

"Siapa sih yang ngak kenal Sherly" Ucap Kenan yang baru datang dengan anggotanya.

Kenan Bimantara, pria tampan pemimpin anggota Black Rose. Geng yang tak kalah terkenalnya dengan Black Devil's.
Zico, Arba,Satria dan Ervan adalah anggota inti dari Black Rose musuh anggota Dhafy.

"Eh eh ngapain lo... " Celekuk Atala sedangkan yang lain hanya diam menyimak mereka.

"Lo tau apa tentang diam. " Ucap Sena menatap tajam Zico dan yang lain.

"Cihhh baru kenal tadi aja usah belagu aja nih... " Ucap nya seraya menaiki motor sport nya itu dan tak lama mereka meninggalkan pekarangan kampus.

"Apa sih maksud Zico... " Gani yang sedari tadi mencoba mencerna ucapan Zico.

"Eh lo kha belum jawab pertanyaan gue tadi.. " Ucap Dhafy

"Eh iya lo, jawab aja... " Sambung Atala yang ikut penasaran.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka. "Dia kakak nya Sherly. " Ucap Orang tersebut yang tak lain adalah Gista.

"Maksud lo... " Ucap Dhafy

"Gue sahabat Sherly kecil dulu, ortu gue kerja sama keluarga Sherly dari gue kecil. Namun naasnya Sherly ngak tau kalau gue ini sahabat nya dulu. " Jelas Gista kemudian menaiki mobil Kirana dan pergi setelah mengucapkan kata itu.

"Kha jelasin apa sebenarnya..... " Kekang Sena.

"Iya Sherly adik gue, kita terpisah waktu kecil.... " Ucap nya seraya menundukkan kepalanya. Berusaha menahan air mata yang akan Jatuh.

"Lo tenang, terus jelasin. Disini ga ada orang" Dhafy memegang pundak Rakha seraya mengelus nya.

"Setelah kita bertemu sikap dia kayak orang ngak kenal sama gue, apa lagi sama nyokap gue. Dia berubah setelah kematian kakek... " Lirih nya

"Terus apa yang Zico maksud? "

"Belum saat nya kalian tau.. "

"Yaudah lo kalo ada masalah cerita aja sama kita... "

"Dia juga lama kelamaan juga bakal berubah dan nerima lo sama nyokap lo"

"Iya bro, sabar aja"

Setelah melihat Rakha cukup tenang, kini mereka pulang ke rumah masing-masing, karena hari ini mereka tidak kumpul ataupun balapan. Dhafy memerintahkan untuk mereka dirumah guna mempersiapkan balapan lusa.

••••••

"Loh Dhaf baru pulang kamu" Ucap Meta membalas ukuran tangan Dhafy.

"Iya mah, ada sedikit masalah tadi" Ucapnya kemudian mendudukkan dirinya di sofa dekat papa nya.

"Ada masalah apa.. " Tanya Herman

"Tadi ada murid baru eh murid nya adik Rakha sendiri. " Jelas nya lalu bangkit dan berjalan ke lantai atas untuk istirahat. Cukup melelahkan kini hari.

"Loh Sherly udah pulang ya pah"

"Pulang mah, kemarin papa dan Hadi yang jemput sendiri di bandara.... " Ujar Herman.

"Loh kok ngak ngomong sama mama sih"

"Papa lupa mah, kan papa pulang nya malam jadi ngak sempet cerita. "

"Yaudah, eh iya gimana Sherly yang sekarang pah... "

"Dia tinggi cantik mah, tapi hubungan nya dengan mama dan kakak nya ya gitu... " Ucap Herman

"Kasihan Rakha dan Dina tapi juga gimana lagi yakan pah... " Dengue Meta menyenderkan badan nya di senderan sofa.

"Iya mah, nanti juga bakal ada waktunya mereka akur"

"Bener juga, moga aja ngak lama. Kasihan mereka"

Sementara di lantai atas, tak sengaja Dhafy mendengar pembicaraan kedua orang tua nya itu.

"Maksud papa sama mama apa..mereka kenal dengan Cewek itu? "

••••••

Malam yang cukup terang. Waktu menunjukan pukul 8 malam. Dhafy yang sedang duduk di taman depan mansion nya bersama sang kakak "Arena Aranindya" Kakak satu satunya Dhafy.

"Kak boleh Dhafy nanya? " Rena mengerutkan keningnya sembari menatap Dhafy dalam-dalam.

"Apa? " Tanya nya menghadap Dhafy.

"Papa sama mama kok kenal Sherly? " Tanya Dhafy langsung pada intinya, sebab hari sudah malam. Ia kasihan dengan sang kakak yang butuh banyak istirahat.

"Kamu belum tau ya" Ucap nya, Dhafy yang semula tenang kini berubah seakan banyak akan melemparkan pertanyaan.

"Gini jadi,, Sherly itu anak dari Kakek Arman yang sekarang sudah almarhum... " Jelasnya

"Rakha juga dong"

"Iya lah kan dia kakaknya Sherly"

"Siapa kakek Arman... "

"Kakek Arman adalah orang yang sudah menyelamatkan papa kamu waktu dulu hampir tertembak.... "

"Maksud kakak jadi kakek Arman lah yang tertembak..? " Dhafy mengerutkan kening nya tetap berusaha mencerna ucapan sang kakak

"Iya sebab itu hubungan Sherly dengan Rakha dan tante Dina rengang.... "

"Tapi apa masalahnya? "

"Udah ah besok aja kakak cerita. Kakak mau Tidur, capek" Ucap nya kemudian pergi sebelum Dhafy bertanya terus menerus.

Begitulah Sikap Dhafy yang banyak belum semua ketahui. Hanya kepada orang terdekat lah Dhafy banyak tanya dan cerewet sekalipun dengan Rakha namun tidak dengan yang lain.

"Ihhhh kak yaudah deh" Dengue Dhafy kemudian melanjutkan main geme nya.

Setelah merasa lelah kemudian Dhafy masuk ke dalam rumah untuk istirahat sebelum banyak nyamuk yang mengusik nya.

••••••

"Gue seneng Sher lo ke Indonesia. Sumpah gue kangen banget sama lo. " Ucap seorang Gadis yang tak lain adalah Gista.

Ucap nya sembari memegang foto mereka kecil yang menjadi satu satunya kenangan yang Gista punya.

"Lo gak kenal sama gue, karena gue sadar dulu gue cuma bawahan lo. Tapi kenapa lo dulu baik banget. " Tak ayal jika tangisan lolos begitu saja. Mengingat begitu banyak kenangan waktu kecil bersama Sherly.

Hanya saja sekarang mereka belum kenal. Walau Gista mengenal namun Sherly tak mengenalnya. Sebab setelah perpisahan itu Sherly tak pernah mendapat kabar dari Gista sedangkan Gista selalu mendapat kabar dari papa nya yang dulu kerja di sana.

Sedangkan mama nya dan Gista ikut dengan Ortu Sherly pergi ke Indonesia.

"Gue kangenn hikss,, hikss" Tangis nya yang di dengar oleh kedua orang tua nya.

"Gista" Ujar mama nya

"Gista kengen Sherly mah"

"Iya sayang, suatu saat Sherly akan cari kamu. Kita tinggal nunggu waktu sayang"

"Iya gis benar kata mama kamu, papa yakin Sherly ga akan lupain kamu begitu saja. "

Setelah itu Gista menjadi sedikit tenang dan tanpa terasa ia tertidur di pelukan sang ibu. Melihat ibu mama Gista menidurkan setelah itu meninggalkan Gista beristirahat.

BERSAMBUNG.......

PEMBALASAN SHERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang