SEGERA OPEN PO KEDUA
SUDAH TERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING
⛔ DILARANG KERAS PLAGIAT ‼️
•••
BLURB NOVEL
Perumahan Nawangsaka dikejutkan dengan kemunculan badut misterius yang setiap malam menghantui pemukiman mereka. Tujuh anak SMA Neptunus yang t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 Maret 2020
Setelah dari pemakaman Chenle, mereka kembali ke rumah masing-masing. Mereka berjalan beriringan dengan sepi. Tak ada yang berniat untuk memulai obrolan. Mereka pun berpamitan satu sama lain ketika akan memasuki rumah masing-masing.
Rasa-rasanya mereka tidak ingin pergi ke pesta halloween nanti sore, tetapi mereka harus melakukannya.
Setibanya di dalam rumah, Jaemin bergegas melangkahkan kakinya menuju lantai dua. Laki-laki itu membuka pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam.
Langkahnya mendekat pada sebuah bingkai foto yang terpajang di dinding kamarnya. Foto dirinya dan teman-temannya. Senyum mengembang menghiasai wajah mereka. Senyuman itu terlihat sangat tulus, tetapi tidak dengan kenyataannya.
Jaemin meraih bingkai foto itu dan menatapnya penuh arti. Perasaannya campur aduk. Tanpa ia sadari, setetes air mata berhasil lolos membasahi pipi manisnya.
"Gue nggak nyangka lo sejahat ini. Gue dan teman-teman yang lain udah anggap lo sebagai sahabat. Tapi, karena kesalahan di masa lalu yang terjadi secara nggak sengaja, bisa bikin lo berbuat sekejam ini?"
Tangis Jaemin benar-benar pecah saat itu. Ia menggenggam bingkai foto itu erat-erat hingga telapak tangannya memerah.
"Gue janji, gue akan lindungi yang masih tersisa. Gue nggak akan biarin rencana jahat lo berjalan dengan lancar."
Jaemin menatap lurus kepada salah seorang yang berada di foto itu. Perasaannya penuh amarah dan kebencian yang mendalam terhadap orang itu.
"Gue emang punya riwayat membunuh karena trauma di masa lalu, tapi gue nggak mungkin membunuh temen gue sendiri."
Sore harinya, mereka berkumpul di tempat yang telah ditentukan sebelum berangkat ke sekolah untuk menghadiri pesta halloween. Mereka memakai kostum-kostum yang menarik.
Pandangan Haechan mengarah kepada Jaemin yang wajahnya ditutupi oleh topeng badut yang sama persis digunakan oleh badut yang mengejarnya malam itu.
"Oke, tenang. Topeng kayak gitu nggak cuman ada satu di dunia." Haechan meyakinkan dirinya. Ia percaya bahwa Jaemin bukanlah badut itu.
"Ayo, jalan sekarang aja. Takut hujan," ajak Mark.
Mereka mengangguk bersamaan. Kemudian berjalan beriringan menuju sekolah. Jarak rumah mereka ke sekolah tidak begitu jauh, kemungkinan hanya memakan waktu selama 15 menit.
"Kok lo pake kostum badut, sih, Jaem?" tanya Renjun.
"Kostum gue jelek, ya?" Jaemin membalas seraya melihat kembali kostum yang ia kenakan.
"Nggak jelek, sih, takutnya di sana ada badut yang asli dan karena lo pake kostum badut, justru lo jadi tersangka." Renjun membalas dengan rasa sedikit khawatir terhadap temannya itu.