○○ Ikan Ajaib ○○

91 7 2
                                    

ᴍɪᴋɪ ᴍᴀᴛꜱᴜʙᴀʀᴀ - ꜱᴛᴀʏ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ

0:𝟎𝟎 --●--------- 5:11

⇆ㅤ ||◁ㅤ❚❚ㅤ▷||ㅤ ↻

•°•°•°•

•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•

Sang surya telah naik tepat di tengah kepala. Ia bersinar sangat terang sampai pakaian yang baru dijemur pagi tadi telah sepenuhnya kering bahkan Yuuji berani jamin kalau baju yang ia pegang sekarang dapat ia goreng dan dijadikan kerupuk.

Matanya yang berwarna coklat tampak seperti karamel begitu ia berdiri di luar untuk mengangkat pakaian. Tenggorokannya terasa gersang, ia butuh sesuatu yang menyegarkan setelah mengangkut semua jemurannya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Sukuna belum pulang. Meski pun hari libur, ia masih saja mau repot-repot berkutat dengan berkas kerjanya, tadi pagi sih katanya mau ke rumah Nanami sekedar minta saran dan solusi untuk revisi tugasnya. Dan kagetnya Nanami mau membantu, padahal jika Yuuji jadi pria berkacamata hijau itu ia sangat tak sudi waktu liburnya diusik. Ayolah.. ini liburan bukan harinya bekerja.

Meski begitu, Yuuji merasa dirinya bahkan lebih tragis. Kini ia menjadi babu, membereskan rumah, mencuci, menjemur, melipat baju, menyetrika, mencuci piring bekas sarapan tadi pagi, memasak, menyapu, mengepel, membersihkan jendela, merapihkan kamar Sukuna, dan mengerjakan pr-nya.

Kelau ditanya kenapa ngga Sukuna aja? Memangnya sesibuk itu?

Tidak sibuk saja ia tidak mau sekedar membereskan isi lemarinya. Tetapi kalau urusan memperbaiki barang maka lelaki bertato itu langsung siap sedia. Sukuna itu payah banyak hal, bagi Yuuji kakaknya itu ceroboh, bawel, emosian, ga bisa atur uang, ga bisa lipat baju, ga bisa cuci piring, ga bisa gosok baju, ga paham cara pakai mesin cuci, tetapi nilai plusnya dia pintar, pekerja keras, dan jago masak makanan instan aja. Ujung-ujungnya cuman bisa masak kari, kari dan kari. Itu pun bumbunya instan tinggal rebus saja.

Untungnya selera musik Sukuna dan Yuuji itu sama. Easy listening dengan genre lagu jazz, pop, serta balad. Jadi playlist di mobil sudah pasti yang keduanya sukai.

Kring kring!

"Yuhu~ Yuuji! Jalan-jalan yuk!"

Mata Yuuji melebar melihat salah satu tetangganya yang juga satu sekolahan dengannya. Yuta menurunkan satu kakinya yang beralas sandal jepit ke atas aspal membuat posisinya sedikit miring bersama sepedanya.

"Masih panas!"

"Terus?" Yuta sudah turun dari sepeda dan menuntunnya untuk diparkirkan di halaman rumah Itadori.

Daily with YuujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang