02. Hujan dan Rumah

243 195 14
                                    

°~Rumah adalah tempat ternyaman yang pernah ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
~Rumah adalah tempat ternyaman yang pernah ada. Tempat penuh dengan kenangan yang berharga. Tapi, bagiku rumah telah hilang sejak orang yang berharga pun hilang dari dunia untuk selama-lamanya~ Syandana Samana Arnawama

°
°
°

Di sepanjang perjalanan, mereka berdua tak berbincang sedikitpun sedari tadi dan toh mereka juga baru kenal, apa coba yang mau dibicarakan?.

Keadaan suhu rendah Atmosfer di jalanan yang gelap yang hanya mengandalkan lampu cahaya remang-remang di dalam kegelapan jalanan raya. Kendaraan beroda dua itu masih saja berada di jalanan raya yang cukup ramai.

Diperkirakan kini waktu sudah hampir menunjukkan pukul 23:00. Sebentar lagi waktu tengah malam akan segera tiba.

Namun, tiba-tiba saja suara yang tadinya rintik-rintik hujan saja berubah menjadi deras, menerjang para pengemudi sang sedang mendendarai kendaraan mereka masing-masing.

Keadaan itu membuat sebagian pengguna kendaraan roda dua yang tidak mengenakan jas hujan dibuat basah kuyup oleh sang hujan yang ternyata semakin deras ini.

Didepan sana, terlihat ada halte bus dan disampingnya juga terdapat sebuah minimarket. Tempat itu sesuai untuk beberapa pengguna kendaraan motor yang ingin meneduh.

"Mending neduh dulu, hujannya makin deras". saran lava dengan tangannya menepuk-nepuk pundak lebar lelaki itu untuk meneduh sebentar karena hujan yang semakin deras.

Pakaian yang tengah dikenakan mereka berdua basah terkena hujan. Beruntung, sang lelaki tengah memakai hoodie hitam yang membuat kemeja putih yang dikenakannya itu menjadi terlindungi. Berbeda dengan lava yang hanya memakai kaos putih yang bisa nemperlihatkan pakaian dalamnya disaat kaos yang dikenakannya menjadi basah begini.

"Udah tenang aja, bentar lagi nyampe". Timpal sian dengan entengnya. Lelaki itu tampak tidak tertalu peduli jika orang yang ia tumpangi itu tampak sedang kedinginan.

"Matamu nyampe, rumah gue masih jauh". racau lava yang terus menepuk keras punggung kokoh pengemudi didepannya.

Lelaki dengan rambut yang sudah tidak teratur itu hanya terkekeh pelan saja mendengarnya. Ia melihat kaca spion dan mendapati sang gadis sedang memanyunkan bibirnya lucu. Dasar anak kecil.

"Ke rumah gue, tapi sebelum itu ke minimarket dulu". katanya sembari tersenyum tipis menatap kaca spion kiri sebelum ia kembali memfokuskan dirinya untuk mengemudi. Sian merasa sangat falimilier akan wajah babyface milik lava saat tadi memandangnya lewat spion.

Lava tidak habis fikir dengan ucapan enteng sian. Pandangannya teralihkan kearah samping. Melihat plat mobil yang familier itu melewatinya. Gadis itu terus saja berpikir siapa orang yang tengah mengendarai mobil ayahnya itu. Setahunya, diwaktu-waktu jam segini sang ayah masih berada di rumah sakit atau jika tidak ia sudah pulang ke rumah.

Dear S [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang