kata kata si bocah

6 0 0
                                    

ini sungguh pagi hari yang indah, memang di saat libur kuliah adalah hari paling di nanti oleh sha

" Uma... sha mau keluar ya Uma " pamitnya sambil mengenakan sepatu

" iya hati hati sayang " sha mengiyakan, ia bergegas pergi,.satu tempat yang suka sha kunjungi adalah taman, karna di sana ia akan diam sambil menulis diary

sesampainya di taman sha langsung mengeluarkan bukunya dan mulai menulis, kali ini bukan diary tapi mungkin sebuah novel di buku kecil miliknya

" ngomong ngomong kalo menceritakan keindahan, mungkin itu adalah Al, ehehe, sha mau buat kisah cinta yang indah ah di buku ini " sha mulai menulis, ia melihat seorang bocah SMA tengah duduk di dekat air mancur sambil membaca Al Qur'an, di saat teman temannya sibuk ber foto, dia justru menyibukan dirinya dengan Al Qur'an, sha mulai menghampiri gadis itu

" assalamualaikum" ucap sha, gadis itu menoleh

" wa'alaikumsalam" jawabnya,.sha tersenyum

" boleh ga aku duduk di sini? " hanya sha, gadis itu mengangguk kecil tanda mengiyakan, sha langsung duduk

" tipa ga gabung sama yang lain?" benar! namanya tipa, dia tetangga sha, dia hanya tinggal bersama neneknya, ibu dan ayahnya sudah tiada sejak dia Bayi

" gua males ka " jawabnya, sha mengangguk

" tipa, ayo jadi pacar gua " ucap salah satu temannya, tapi tipa tidak meresponnya

" hhhh kalian lucu deh, ka sha jadi inget seseorang, yang aku suka, indah kaya langit  " tipa mulai terdiam

"dan jika mencintainya kejar dia, jangan menyerah, takdir memang milik tuhan, tapi do'a adalah milik Lo ka, sering kali tuhan memberikan takdir sesuai dengan do'a hambanya, maka dari itu jika Lo bener bener mencintainya kejar, jangan berhenti jika lo bener bener menginginkannya." ucap tipa tiba tiba, membuat sha menatapnya

" lalu bagai mana jika dia menghindar?" ucapnya penasaran dengan jawaban tipa

" langitkan namanya, di sepertiga malam, dia indah seperti langit, maka memenangkannya pun harus dengan cara yang indah " jawab tipa

" bagaimana jika sepertiga malam ku kalah, dan terebut sirna oleh nama orang yang sudah tertulis di lauhul Mahfudz nya?" tanya sha lagi dengan tersenyum kecil

" yang penting itu lo yakin ka, dan sudah berusaha bukan?? jadi, apa salahnya menerima takdir sekali lagi. " jawab tipa matanya masih menatap kitab suci Al Qur'an

" tapi aku sudah sering mengalah dan menerima takdir " ucap sha

" tapi Allah tau apa yang terbaik untuk Lo ka, kalo lo tidak berjodoh dengannya, berarti dia memang bukan buat Lo, dan tentunya Allah sudah menuliskan takdir Lo dengan baik dan indah. " balas tipa, tatapannya Masi tetap

" tapii.." tipa mulai beralih menatap sha dengan tatapan tajam

" tapi apalagi?? bukannya Lo sudah di beri kenikmatan, orang tua Masi ada, keluaga Lo Masi ada, hidup Lo udah cukup enak, lalu maunya apa lagi? Allah ga akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya, udah gua bilang yang Lo perlu itu yakin, yakin sama takdir Allah, Lo harus yakin Lo bisa sama dia, tapi kalo semisal itu ga terjadi, maka ikhlas, karna itu pasti yang terbaik buat Lo ka." sha terdiam,menatap tipa sendu

" maaf ka, g-gua tau setiap manusia pasti punya masalahnya masing masing, tapi cobalah menerima itu semua dengan ikhlas, emang sulit, tapi kalo kita ikhlas insyaallah pasti semuanya akan di atur dengan indah " ucap tipa, terlihat jelas dia menyeka air matanya, gadis seperti tipa? tentu banyak yang menyukainya, dia cantik, dan manis

" tipa gapapa?? maaf ya, Kaka buat kamu keinget, sam- " ia menghentikan ucapannya ketika tipa tiba tiba beranjak dari duduknya, berdiri menatap sha

" masa yang sakit itu seharusnya jangan di ingat kembali, karna itu hanya akan membuat kita terjatuh dah sulit untuk bangkit,.semangat ka sha, tipa duluan " ucap nya,.ia mulai berjalan sambil berucap " temen temen, tipa duluan ya "

" iya tipa hati hati "

" ya Allah, aku salah besar udah buat tipa ke inget sama ayah bundanya, dia nangis karna sha, sha jadi ga enak " gumamnya dalam hati

sha terdiam, memandang kepergian tipa dengan tatapan sendu

" shaa...." teriak kan itu membuat sha menoleh ke belakang, di sana berdiri Isma yang sedang berjalan ke arahnya dengan membawa buket bunga

" loh Isma? " gumamnya

" ngapain di sini sendiri? katanya kemaren mau ikut beli buket?" ucap Isma, mungkin sha lupa

" astaghfirullah iyaa, sha lupa, aku malah ke taman, tapi ko Isma udah beli duluan sihh?" Isma terkekeh

" Lo lama sih, gua beli bareng bunda tadi, tapi gua ke sini dlu karna mau sekalian mampir ke kosmet " jawab Isma

" yaudah, Isma temenin sha yah, soalnya sha ga bisa milih milih yang bagus " Isma mengangguk

" beli buket yang Sederhana aja tapi indah " sha mengangguk

" ke kosmet dlu aja ya sha, sebentar " sha hanya mengangguk kembali seraya tersenyum manis

" okey ayo " mereka mulai berjalan menuju kosmet

_bersambung_







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SE AMIN TAK SE IMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang