Fredrinn x Xavier 🔞

1.1K 29 0
                                    

WARNING 🔞❗
minor dni!

happy reading ~

"tidak Fred!.. aku tidak mau!" Xavier berusaha melepaskan diri dari Fredrinn yang mencengkram erat pergelangan tangannya. "tidak. Kau sudah melewati batasmu. Apakah pria itu lebih nikmat dariku?" Fredrinn berujar dengan intonasi yang dingin, membuat suasana semakin mencekam.

Xavier masih berusaha untuk melepaskan diri dari lelaki yang bisa disebut kekasihnya. "aku tidak melakukan apapun dengannya!" Xavier masih mencoba membela diri dan hal tersebut membuat Fredrinn semakin murka.

"hah, kau masih mencoba mengelak rupanya" dengan segera Fredrinn melempar tubuh Xavier ke kasur lalu menindih tubuh pria dibawahnya. "jangan mencoba untuk melawan lagi, aku tidak suka dibantah." ucap Fredrinn mutlak.

"apa yang k-" ucapannya terputus saat Fredrinn membalikkan tubuhnya, ia dapat mendengar bunyi gemerincing ikat pinggang yang dibuka. "jangan.. ku mohon!" namun, permintaanya tidak dihiraukan sama sekali. dengan cekatan Fredrinn segera mengikat kedua lengan Xavier agar Xavier tidak melawan.

Fredrinn mulai melucuti semua pakaian yang menempel pada tubuh Xavier. Tiba tiba dia berujar "tetap fokus dan hitung" Fredrinn sedikit mengangkat pinggul Xavier dan mengganjal nya dengan bantal. ia mengusap dua bongkahan daging tersebut lalu bersiap untuk menamparnya.

"ANHH.. sakit.." Fredrinn menjambak rambutnya. "kau tidak dengar? aku menyuruhmu untuk menghitung!" mendengarnya Xavier hanya bisa mengangguk pasrah.

Fredrinn menyiapkan telapak tangannya untuk kembali menampar pantat sang kekasih. "hitung."

"ANHH.. s-satu.." Xavier membenamkan wajahnya di kasur, tamparan fredrinn pada pipi pantatnya tidak main main.

~~~~

"hnghh.. dua p- puluh, kumohon sudah!" Xavier tak tahan lagi, dirinya sangat berantakan, wajahnya memerah dengan air mata yang membasahi pipinya. "ini sangat merah, aku sangat menyukainya" Fredrinn mengusap bekas tamparannya tadi.

Xavier memejamkan mata namun, dia mendengar suara resleting diturunkan, oh tidak tamatlah riwayatnya. "no Fred, aku lelah. aku sudah tidak kuat lagi" Fredrinn tidak menghiraukan ucapan sang kekasih dengan segera ia melucuti pakaiannya sendiri dan bersiap untuk menghujam sang kekasih dengan batang miliknya.

"hm, sepertinya kita butuh sedikit penetrasi, kau masih menyimpan lube nya, sayang?" tanya Fredrinn, Xavier hanya mengangguk lalu menunjuk nakas di samping kasurnya dengan dagu.

Fredrinn mulai melumuri jarinya dengan lube tersebut, tanpa aba-aba ia langsung memasukkan dua jarinya kedalam liang Xavier "hahh.. sakit, pela- anghh" Fredrinn langsung menggerakkan jarinya dengan cepat, membuat Xavier tak jadi menyelesaikan ucapannya.

Setelah dirasa cukup, Fredrinn mengeluarkan jarinya, dan mempersiapkan penisnya yang sudah menegang dari tadi, xavier menoleh kebelakang, Fredrinn segera menahan dagunya dan melumat kasar bibirnya.

Xavier tersentak saat sesuatu memasuki analnya, ia melepas paksa ciumannya. "ughh.. sakit! itu sakit! pelan k-kumohon.. ouch" oh tidak! ini sangat sakit, air mata kembali membanjir wajahnya saat Fredrinn menghentakkan pinggulnya paksa hingga penis miliknya masuk sempurna didalam analnya.

"khh.. milikmu sempit sekali, milikku seperti akan terpotong" tanpa menunggu Xavier siap, Fredrinn langsung menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

Xavier tak tahan lagi, ujung tumpul milik fredrinn menyentuh sesuatu yang membuat tubuhnya gemetar nikmat "hanghh.. pelann.. aAh" tubuhnya terhentak dengan cepat.
.

.

.

.

skip time~ haha

Matahari mulai naik, Xavier perlahan membuka kelopak matanya, iris biru yang indah tersebut mengedar melihat keadaan, dia mendesah dalam hati melihat betapa berantakannya kamar ini. Ia mencoba untuk bangun walaupun tubuhnya serasa remuk "Ughh... pinggangku sakit sekali, berapa lama dia melakukan itu."

Untuk sekarang dia butuh mandi, dengan segera ia menyikut perut Fredrinn yang tidur sambil memeluknya "Fred, bangun. bantu aku ke kamar mandi... Fred!" Fredrinn yang merasa terganggu mencoba untuk bangun "ada apa? kau butuh sesuatu?" tanya Fredrinn masih dengan wajah mengantuk nya.

"ya, tolong bantu aku ke kamar mandi. Tubuhku lengket sekali. aku tidak tahan" Fredrinn mengangguk, segera menggendong Xavier menuju kamar mandi dan mandi, dengan perlahan Fredrinn menurunkan Xavier didalam bathtub dan mengisinya dengan air hangat setelah dirasa cukup, ia ikut masuk dan duduk dibelakang Xavier.

"bagaimana, sayang? kau masih mau melakukannya dengan orang lagi selain diriku?" Fredrinn terkekeh kecil melihat Xavier yang menundukkan kepalanya.

Xavier membalikkan tubuhnya "tidak! tidak lagi, aku menyesal dan juga aku minta maaf! aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi" dengan cepat Xavier memeluk tubuh kekar milik Fredrinn.

"baiklah, aku pegang janjimu. Sekarang ayo selesaikan mandi ini dan mencari sarapan. Kau belum makan dari tadi malam, kan?" Xavier mengangguk perutnya sudah berisik dari tadi.
.

.

.

.

.

"hei Xavier!" Natan memanggil Xavier, kebetulan sekali mereka berpapasan, namun Natan melihat ada yang aneh dari jalan Xavier "Vier? ada apa dengan jalanmu?" Aamon dengan cepat menyela "apa dia pelakunya?" Aamon tertawa kecil sambil menunjuk Fredrinn yang tersenyum geli dengan kepalanya. "tidak apa-apa, hanya lemas sedikit hehe" Xavier hanya bisa tersenyum malu kearah pasangan monatan.

Natan menatapnya dengan tatapan mesum lalu mendekatkan bibirnya ditelinga Xavier "ohh.. apakah enak?" sontak Xavier mendorong natan dan berjalan dengan tertatih ke arah Fredrinn. "sudahlah aku harus pergi, sampai jumpa" Xavier melambaikan tangannya ke arah dua lelaki tersebut.

~ fin ~

hai haii, terimakasih banyak karena udah mau nyempetin buat baca book gaje ini hehehe, jangan lupa votemen ya semuanyaa thank u 🖤

MLBB ONESHOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang