"Di mana jadinya kita?" tanya Zee yang tiba-tiba datang. Mendengar itu, semua orang menatap ke arah Zee. Teman-teman Zee yang ada di meja tersebut menepuk dahi mereka sambil menggeleng. "Ssttt, lu ngomong bisa pelanan dikit nggak si," ucap Febri berbisik sambil menarik lengan Zee agar sedikit menunduk.
Zee hanya nyengir mendengar bisikan Febri. "Hehe, sorry-sorry. Jadi gimana, btw?" Christo mengarahkan Zee untuk duduk di sebelahnya terlebih dahulu. "Sini, duduk dulu, Zoy."
Setelah melihat Zee duduk, Jason mulai berbicara, "Jadi gini, kata Pak Frans nggak jadi..." Belum selesai Jason bicara, Zee kaget dan memotong, "HAH, KOK NGGAK JADI?"
Christo dan Freya yang berada di sebelah Zee pun dengan kompak memukul pundak Zee. "Pelan-pelan, woy!" ucap Christo dan Freya berbarengan. Zee meringis kesakitan akibat pukulan kedua temannya tersebut. "Nggak pake mukul juga kali."
Christo dan Freya nyengir mendengar Zee. "Ya abisnya lu nggak bisa ngomong pelan-pelan napa?" ucap Christo menatap sinis Zee. Yang ditatap hanya terkekeh dan berkata, "Abisnya kaget, Toy. Tiba-tiba banget dibatalin."
Jason menghela napas melihat kelakuan temannya ini, lalu berkata, "Ya makanya lu dengerin dulu sampe habis." Zee menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Iya, maap. Yaudah, trus gimana?"
Jason melihat kembali ke arah catatannya dan melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan, "Gua lanjut, ya. Jadi, Pak Frans batalin tugas kita buat keluar daerah itu. Tapi sebagai gantinya, beliau ngasih kita tugas buat meneliti sarkofagus yang baru dateng. Sarkofagus ini tadinya mau diteliti sama univ lain, cuma kebetulan tiba-tiba diserahkan ke Pak Frans." Keempat temannya mendengarkan dengan takzim penjelasan yang diberikan Jason. "Baru itu yang gue denger dari Pak Frans, nanti kita ke ruangan beliau buat dengerin penjelasan selanjutnya," lanjut Jason mengakhiri penjelasannya sambil menutup buku catatannya.
"Ohh, gitu. Terus kapan kita ke ruangan Pak Frans?" tanya Zee penasaran. Jason melihat ke arah jam tangannya, lalu berkata, "Beliau bilang sih sore ini. Cuma kata beliau, tunggu beliau yang hubungi baru kita ke sana." Zee yang mendengar jawaban dari Jason hanya mengangguk.
"Oke, ada pertanyaan lagi?" tanya Jason sambil melihat ke arah keempat temannya. Temannya yang lain hanya saling pandang. Jason menghela napas sejenak, lalu berkata, "Yaudah, kalau gitu kita bubar dulu. Gua mau ke kantin dulu, belum makan dari tadi."
Jason lalu berdiri dan langsung meninggalkan meja tersebut. "Eh, Jes, tungguin dong." Febri lalu meninggalkan meja dan berlari menyusul Jason.
"Hadeuh, dasar bucin. Eh, Zoy, lu mau diem di sini atau gimana?" tanya Christo pada Zee yang sedari tadi beralih memainkan handphone-nya. "Hmm, bingung juga gue. Enaknya gimana, ya? ucap Zee sembari sesekali melirik ke arah Freya. Freya yang dilirik sama sekali tidak bergeming.
Christo yang melihat tingkah kembarannya ini, hanya bisa menggeleng. "Yaudah, gue mau ke kantin kalo gitu. Lu ada mau nitip nggak?" tanya Christo pada Zee yang asik memperhatikan Freya. Mendengar itu, justru Freya yang menjawab, "Titip susu stroberi dong, satu aja."
"Lu, gimana? Ada, nggak?" tanya Christo kembali pada Zee. Zee yang sudah kembali dari alam lamunannya lalu berkata, "Samain aja sama punya Freya." Christo hanya mengacungkan jempolnya lalu pergi meninggalkan Zee dan Freya berdua. "Lu suka banget sama stroberi ya, Fre?"
~~~~~
Halo, guys. Jadi ini cerita yang pernah aku bilang di cerita sebelah. Mungkin kalian nggak inget karena itu ada di beberapa chapter yang udah lama. Intinya, aku bakal usahain buat seimbangin upload kedua ceritaku ini. Terimakasih buat yang udah baca, happy reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANTSANU
Science Fiction5 mahasiswa yang mendapat kekuatan aneh dari benda yang mereka teliti bersama. Kekuatan? Atau Kutukan? Tergantung dari bagaimana mereka menggunakannya. ~~~~~ Cerita ini hanya fiksi belaka. Terinspirasi dari tayangan masa kecil author yang sampai sek...