• Hotel •

191 2 0
                                    

Agam tak seperti orang Indonesia pada umumnya, selain memang memiliki lesung pipi wajahnya amat sangat ramah untuk dipandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agam tak seperti orang Indonesia pada umumnya, selain memang memiliki lesung pipi wajahnya amat sangat ramah untuk dipandang. Ayu tak bisa membohongi bahwa Agam punya tampang yang menjual, walaupun ia tahu pria itu tak lebih dari tiga puluh tahun usianya. Namun, tampang Agam seperti pria ideal & mapan.

Setelah penawaran beberapa hari lalu Ayu belum membalas pesan terakhir dari Agam setelah mengantarnya pulang. Agam pun tak mengirimkan pesan lagi, namun mereka berdua sudah saling berteman di Twitter. Ayu bimbang, akankah penawaran itu akan menjadi obat kesepiannya? Semenjak putus, tak ada pria yang bisa memberikan euphoria yang Ayu cari. Ia pun tak mengerti ingin mencari apa, namun yang pasti ia ingin mencari sesuatu yang berbeda, yang bisa membuatnya sedikit merasa hidup dan bebas.

Percakapannya dengan Agam tak berlangsung lama kemarin, tak juga ia ulik-ulik kehidupan Agam walaupun agaknya Ayu penasaran dengan pekerjaan Agam yang bisa dilihat amat sangat santai & menghasilkan banyak uang. Tidak seperti Ayu yang harus bekerja delapan jam dan duduk di depan komputer layaknya budak korporat.

theoptimus: hi ayu?

Yang dipikirkan muncul, satu notifikasi baru dari pesan Twitter yang tak lain tak bukan adalah Agam. Segera Ayu baca. Agam mengirimkan foto berupa snack dan beberapa makanan di hotelnya, katanya ia mengundang Ayu secara baik-baik untuk main ke hotelnya untuk membantu pria itu menghabiskan jajanan di kamarnya. Sial, batin Ayu. Pria itu tahu cara mengundang dengan baik.

Segera Ayu bersiap-siap, waktu menunjukkan jam dua siang. Ia pikir tak ada salahnya untuk sekadar main dan menolak penawaran Agam. Awalnya.

••••

Ayu sudah sampai di depan lobby sebuah hotel bintang enam di sekitar perkotaan Bandung. Ia naik taksi online yang dipesankan oleh Agam, hari ini pakaiannya amat sangat santai. Jeans dan kaos berwarna putih yang sukses menampakan tubuh cantik  Ayu hasil pilatesnya beberapa bulan terakhir. Agam menunggunya di lobby, terlihat gembira seperti anjing menunggu tuannya.

Lantai kamar Agam termasuk ke dalam Luxury class, ada di deretan lantai atas. Ayu bisa membayangkan kalau malam bagaimana pemandangan kota bisa terlihat di kamar ini. Dan Agam menikmatinya sendirian. Pria itu mempersilahkan Ayu untuk duduk, agaknya suasana masih terasa canggung. Namun Agam tak merasa begitu, ia duduk di samping Ayu. Menawarkan minuman dingin.

"Nggak akan gue bahas," Ucap Agam seakan tahu arah pikiran Ayu.

"Hm, jadi ini sekadar ngundang aja?" Tanya Ayu ragu-ragu, Agam mengangguk kecil.

"Biar agak ramai kamar ini, agaknya agak sepi karna gue sendiri."

Ya, Ayu bisa merasakan betapa luas dan sepinya kamar Agam. Ia bisa melihat satu kasur king size, sebuah tv besar di ruang tidur. Benar-benar hotel rasa mansion, pikir Ayu. Tetap, berdua di dalam sebuah kamar dengan seorang Agam memanglah godaan yang amat sangat besar. Karna nyatanya pikiran kotor Ayu mengatakan bahwa ia ingin Agam melakukan sesuatu hal untuknya.

"Gam," Panggil Ayu.

Agam menoleh, mengalihkan pandangan dari televisi di depan mereka. Menatap Ayu dengan tatapan tadan menerka-nerka. "Hm?"

"Sebelumnya maaf kalo pertanyaan gue agaknya ke ranah privasi, lo udah pernah menjalin hubungan sugardaddy-sugarbaby sama berapa orang? Or your body count?"

"Just one, and we'II ended up."

"Just one?"

Agam mengangguk, lalu mengalihkan perhatiannya lagi pada televisi di ruang tamu tersebut. Agaknya pertanyaan itu membuat suasana menjadi canggung karna Ayu bisa melihat rahang Agam yang mengencang.

"Gue aman Yu, im not HIV or somethings. Sebelum benar-benar menyetujui hubungan ini gue pastikan kita berdua harus test kesehatan terlebih dahulu. Lalu gue sama lo akan negoisasi dan nulis batasan-batasan yang nggak boleh dilalui. Gue nggak asal-asalan, just calm okay?"

Ayu tidak bisa menyembunyikan raut syoknya, ternyata hubungan seperti benar-benar ada di kenyataan dan sialnya, ia masuk ke dalam lingkaran tersebut.

Tapi, bagaimana jika ini semua yang akan membalikkan rasa gairahnya? Rasa hidup dan bebas yang ia rindukan?

Ayu termenung sendiri.

"Okay, Gam. Gue luruskan ya di sini, jadi peran gue setelah menyetujui tawaran lo pure akan menjadi sugarbaby? We're not in relationship, kan?" Ayu memastikan, Agam melihat ke arahnya lagi.

"Iya Ayu, kita terikat hanya kalau kita sedang bareng aja. Di luar itu lo bebas melakukan apapun dengan siapapun dengan catatan harus seizin gue as your 'sugardaddy',"

Ayu menelan ludah, "Haruskah? Jadi lo juga akan mengatur cara pakaian dan lingkungan sosialisasi gue?"

Agam mengangguk,"Ya jika memungkinkan dan membahayakan diri lo."

Oke, agaknya ucapan membahayakan sedikit berlebihan. Ayu tak memiliki banyak teman dan liburpun ia pakai untuk tidur di rumah, ia bukan tipe yang senang jalan-jalan kecuali Arde mengajak.

"Gimana?" Tanya Agam, membuyarkan lamunan Ayu. "Kalau lo masih ragu, it's okay. Mungkin kita nggak berjodoh,"

"And if I want it? Kita berjodoh?"

"Ya...." Suara Agam tertahan, "Wait? Lo menyetujui jadi sugarbaby gue?" Laki-laki itu tak bisa menyembunyikan wajah senangnya dengan senyum tipis yang hampir terangkat.

"Nggak ada pengulangan dua kali sih...." Ledek Ayu, Agam tertawa.

Ia menjulurkan tangan, Ayu menggapainya. Mereka bersalaman. Besok Ayu dan Agam akan mengikuti test kesehatan yang mana Agam langsung booking rumah sakitnya hari ini juga. Mereka berdiskusi tentang hubungan, batasan, tata cara, dan waktu bertemu. Karna mau tak mau Agam dan Ayu  harus berhubungan jarak jauh.

Jadi mereka tetapkan untuk saling bertemu tiga kali dalam sebulan, namun jika Agam memang ingin lebih maka Ayu harus meluangkan waktunya. Semua tempat, fasilitas saat mereka bertemu akan diinformasikan laki-laki itu. Ayu hanya harus menunggu dan mengonfirmasikan jadwal freenya.

Batasan-batasannya sudah mereka rundingkan, namun memang seperti memberatkan Ayu namun kalau dipikir-pikir Ayu juga tak akan memiliki waktu sebanyak itu.

RULES AYU dan AGAM
1. Tidak boleh berhubungan badan selain dengan sugarbaby-sugardaddy yang terikat.
2. Tidak ada hubungan romantis di luar hubungan badan.
3. Sugardaddy yang akan merencanakan semuanya, sugarbaby tidak boleh meminta pertemuan di luar janji pertemuan mereka.
4. Sugarbaby akan diberikan kartu kredit khusus, boleh dibelikan apa saja.
5. Jika mereka bertahan dan sugardaddy merasa puas, sugarbaby akan dihadiahkan sebuah mobil.
6. Sebelum berpergian, sugarbaby harus tetap izin kepada sugardaddy. Dan ini sifatnya wajib.
7. Tidak boleh memberitahukan hubungan ini pada siapapun tanpa terkecuali.
8. Kedua pihak boleh memutuskan hubungan jika hubungan sudah merasa tak sejalan.

Ayu membaca lagi rules yang diberikan Agam, laki-laki itu memastikan apakah Ayu ingin merubah rules yang ada karna setelah Ayu menandatangani surat tersebut Agam tak akan mau mengubahnya kembali.

Ayu mengangguk, segera ia menandatangani surat tersebut. Tanpa berpikir lagi, tanpa keraguan, di atas kertas putih namanya tertulis dengan baik.

Agam pun menandatangani di samping nama Ayu. Nama mereka kini menghiasi surat kontrak dengan sejelas-jelasnya.

Ayu melirik Agam, laki-laki itu menatapnya. Sekarang tak akan ada lagi kecanggungan, karna Agam akan membawa Ayu pada kenikmatan-kenikmatan yang belum pernah Ayu rasakan.

"Sekarang udah boleh ciuman kan?" Tanya Agam.

Ayu tersipu malu.



Hai, terima kasih sudah berkunjung!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be my sugardaddy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang