01.Dia,Aruna

7 0 0
                                    

"sakit mana yang tak ku rasa? pertemanan?, keluarga?atau apa?aku hanya berharap bisa mendapatkan cinta sesungguhnya dan bahagia barang sedikit saja"Aruna Maura Lentera

***

Di depan pintu rumah besar yang begitu mewah berdiri seorang perempuan dengan pakaian sekolah yang masih melekat pada tubuhnya,dia berdiri dengan wajah tidak tenang dan terlihat ragu untuk membuka pintu rumahnya tersebut

Setelah lama dia mengumpulkan keberanian akhirnya dia berani untuk melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah tersebut

Plakkk

Baru saja dia menginjakkan kakinya satu langkah di dalam rumah tamparan keras itu langsung mengenai pipinya yang membuat dia menoleh kesamping,dia bingung apa yang telah ia lakukan sekarang sehingga sekarang mendapatkan tamparan keras di pipinya,dia mendongakkan kepalanya menatap seseorang laki-laki paruh baya yang tadi menamparnya

"Pah,salah Aruna apa sama papa??"tanya Aruna lirih pada Reno papanya laki-laki yang baru saja menamparnya tanpa rasa kasihan sedikit pun

"Kamu bertanya salah kamu apa,HAH??"tanya Reno tepat di depan wajahnya spontan membuat Aruna menutup matanya

"ARUNA!! SAYA TIDAK PERNAH MENGAJARI KAMU UNTUK BERLAKU KASAR PADA ADIK MU!!"teriak Reno menggelegar di dalam ruangan itu,Aruna mengerutkan keningnya Berlaku kasar?kapan? batin Aruna bingung lalu mengedarkan pandangannya sehingga berporos pada perempuan yang berusia satu tahun lebih muda dari usianya yang tengah menangis di pelukan wanita paruh baya yang merupakan ibunya

"ARUNAA,KENAPA KAMU MENAMPAR ALANA,HAH!!??"teriakkan keras Reno tepat didepannya membuat Aruna kembali menolehkan kepalanya ke arah papanya

"Aruna gak nampar Alana,pah.bahkan disekolah tadi Aruna gak ada papasan sama dia pah"ucap Aruna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berniat membela dirinya di depan kedua orang tuanya yang sudah jelas-jelas tidak pernah percaya padanya

"G-gak usah bohong na,gue juga minta maaf karena gak sengaja nabrak lo tadi makanya Lo nampar gue"ujar gadis yang menangis sesenggukan dalam pelukan ibunya,Alana Ratu Pramesti adik kandung Aruna si biang kerok yang menyebabkan Aruna mendapatkan perlakuan tidak adil dari keluarga maupun teman-teman sekolahnya

"Lo!!gak usah ngarang cerita,Alana!"sarkas Aruna dengan tatapan tajam ke arah Alana

Plakk

Tamparan kuat itu kembali mendarat di pipi mulus Aruna membuat darah segar mengalir dari ujung bibir gadis cantik itu, Aruna memegang pipinya yang sekarang sudah mati rasa akibat tamparan kuat papanya

"JANGAN MEMBENTAKNYA,ARUNAA"erang Reno marah dengan urat leher yang terlihat menonjol dan wajah yang memerah padam menandakan bahwa ia benar-benar marah

"TAPI ARUNA BENAR GAK SALAH PAH!!"teriak Aruna tidak kalah kuat, mendengar Aruna yang telah berani membentaknya Reno mengepalkan kuat kedua tangannya

Plakk
Plakk
Plakk
Plakk

Empat tamparan keras sekaligus Reno layangkan ke arah Aruna yang mampu membuat gadis itu tersungkur ke lantai dengan darah yang mengalir dari area hidung dan sudut bibirnya,bau anyir darah mulai bisa menusuk ruangan itu,Aruna menangis ini bukan yang pertama kali untuknya setiap kali Alana mengadu hal yang bahkan tak pernah ia lakukan pada orang tuanya pasti kejadiannya akan seperti ini

"KAMU BENAR-BENAR KETERLALUAN,ARUNA!SAYA TIDAK PERNAH MEMPUNYAI ANAK SE KURANG AJAR SEPERTIMU!!"bentak Reno keras di depan wajah Aruna sambil mencengkram kuat dagu Aruna

"S-sak-kit p-pah..."rintih Aruna purau,seakan menulikan telinganya Reno malah semakin mencengkram kuat dagu putri sulungnya itu lalu menghempaskannya kuat hingga membuat kepala Aruna membentur dinding pintu di belakangnya

Bugh
Bugh

Dua tendangan kuat papanya mengenai kepalanya membuat kepala Aruna banjir akan darah segar yang keluar dari pelipisnya hingga mengotori lantai dan seragam sekolahnya, sekarang Aruna benar-benar sudah tidak berdaya dia meringkuk di atas lantai dingin dengan sakit di kepalanya yang luar biasa tak bisa ia tahan

"Itu akibatnya jika kamu berani banyak tingkah,ARUNA!"ujar Reno menatap tajam Aruna tanpa belas kasihan sedikit pun melihat putrinya yang tidak berdaya karena ulahnya

"Udah mas,kamu terlalu kasar sama Aruna"ujar Windy mamanya Aruna dengan suara yang bergetar dia jelas khawatir dengan keadaan putrinya yang tidak bisa dibilang baik-baik saja

"Tidak usah khawatirkan dia,dia-"ucapan Reno terpotong karena tiba-tiba windy berteriak histeris sambil menangis dan berlari kearahnya

"ASTAGA,ARUNAA!!"ujar Windy sambil berlari saat melihat Aruna yang tidak sadarkan diri setelah mendapat pukulan dari ayahnya tadi,namun belum sempat ia sampai pada tempat Aruna Reno lebih dulu menahan tangannya

"Jangan membantunya,Windy"ujar Reno santai pada istrinya itu,Windy menggeleng sambil menangis

"Tapi,mas,Aruna-"ucapan Windy itu terpotong karena Reno lebih dulu berbicara

"Jika kau berani membantunya,dia akan mendapatkan lebih dari itu, Windy"ujar Reno lalu berlalu pergi dari sana meninggalkan Windy yang terdiam sambil menatap sendu putrinya yang tidak sadarkan diri di atas lantai dingin itu sementara Alana tersenyum puas dari tempat duduknya 'ini belum seberapa Aruna' batinnya menatap penuh arti ke arah Aruna yang tidak berdaya itu

Holaa... sampai sini dulu Janlup voment biar aku semangat nulis sama buat ceritanya...bye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang