poni yang menutupi sebagian wajahnya

3 1 0
                                    

menurut kalian cinta itu apa?
apakah cinta itu seperti kue yang indah dengan rasa yang manis? atau cinta itu pahit seperti sayur pare?
aku bingung tentang itu, di otak aku hanya terlintas seseorang yang memiliki lesung pipit di samping bibir, matanya yang sipit akan semakin tak terlihat jika dirinya tertawa. ohya, jangan lupakan juga rahang tegasnya yang sangat menggoda.

aku terlalu larut memikirkan seseorang yang entah 'takdir' mana yang akan mempertemukan kita. 2 tahun sudah berlalu, tapi pikiran tentang dirinya tak kunjung memudar. rasanya tiap hari aku memikirkannya. no, tiap jam aku memikirkannya.

bunyi engsel pintu memudarkan lamunan aku yang terus menerus terlintas. aku menoleh ke arah pintu yang sudah kembali tertutup setelah seseorang berhasil membukanya. "hai la, rajin banget sahabat gue masuk kuliah". sapa cewe dengan rambut pirangnya. dia adalah rena, sahabat aku selama 2 tahun ini selama di kampus.

"bisa ngga jangan panggil aku la?". aku tatap dia dengan kesal, aku sangat benci di panggil la atau lala.

"beberapa kali harus aku harus bilang si, panggil tia aja".

"nama lo ngga ada tia nya bego". rena mendengus sebal dan membanting tasnya ke kursi di samping tia. mengeluarkan handphone dan acuh terhadap sahabatnya.

tia cuman memperhatikan sebentar dan kembali ke aktivitas awal, memikirkan seseorang yang sudah 2 tahun ini tidak ia ketahui kabarnya. dia masih hidup ngga ya? masih kuliah ngga? masih inget aku ngga? kapan kita bisa bertukar kabar?. begitu kira kira isi pikiran aku tiap harinya.

kelas makin ramai dan dosen sudah memasuki kelas yang menandakan kelas akan segera di mulai. tapi pikiran ku terus terfokus kepada dia. entah kenapa akhir akhir ini aku lebih sering mengingat dia. apa dia ingat aku juga? atau ini tanda bahwa dia akan menanyakan kabar setelah 2 tahun ini tidak bertukar kabar?

ingatan ku membawa ke dalam masa sewaktu aku masih duduk di bangku SMA.

hujan yang turun tetes demi tetes membasahi seluruh kota yang ada di purwokerto. angin yang berhembus menerpa wajah gadis yang sedang duduk di bangku panjang sekolah. rambut yang sengaja ia gerai menjadi berantakan akibat angin ini. dingin mendominasi tempat tersebut, riuhnya siswa siswi yang sedang sibuk dengan kepulangan yang tertunda karena hujan tak mengganggu sang gadis dengan name tag ferlia laila.

bola mata besar nya hanya fokus ke arah sneaker putih yang ia kenakan. entah apa yang ia pikirkan. bangku yang ia duduki bergerak pelan, tanda ada seseorang yang ikut duduk di samping dirinya. ia hanya melirik sepatu yang ada di samping sneaker putih yang ia kenakan. ukuran yang jauh lebih besar di banding sneaker dirinya membuat dirinya langsung berfikir bahwa yang duduk di sebelahnya adalah cowo.

"menurut kamu hujan itu menyenangkan ngga?". suara itu membuat dirinya menoleh ke arah cowo yang sedang memandang hujan di depan, menjatuhkan pandang ke arah name tag yang ada di seragam putihnya. Naufal Aditya. hanya beberapa detik lala memandang cowo tersebut, pandangannya beralih mengikuti arah pandang sang cowo. menatap hujan yang membasahi halaman sekolah.

"setiap orang punya prespektif masing masing, ada yang bilang hujan itu menyenangkan, ada juga yang bilang hujan itu justru sangat menyebalkan".

cowo di samping lala menoleh, memandang cewe yang ada di sampingnya dengan intens. cukup cantik, kulit putih dengan wajah yang sedikit ia rias membuat dirinya semakin cantik. di tambah poni yang menutup sebagian muka itu sangat lucu, menurutnya.

"dan prespektif kamu tentang hujan itu apa fer-ferlia la-laila?". ditya mengeja nama yang terpasang di seragam putih milik lala.

tanpa merubah arah pandang lala berucap. "ngga tau". singkatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang