SF: 04

1.5K 170 13
                                    

Lanjut nih guys, Selamat Membaca!
|

|

|

|

"Gimana dok?"

"Anak saya gak kenapa-kenapa kan dok?"

"Jadi nona Adel hanya demam biasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pasien mengeluh kepalanya sakit itu efek dari demamnya yang lumayan tinggi. Sepertinya hidungnya juga terbentur sesuatu makanya bisa sampai mimisan," jelas dokter itu.

"Dokter udah cek semuanya?" tanya Chika, dia masih sangat mencemaskan anak bungsunya.

"Kami sudah cek 3× dan semuanya normal, jika demamnya udah turun, nanti siang udah boleh pulang. Ada yang ingin ditanyakan lagi, kalau enggak saya permisi," ucap dokter.

"Makasih ya dok," kata Felia, kemudian mengikuti brankar Adel yang akan dipindahkan ke ruang rawat VVIP atas permintaan dari istrinya.

Sementara di rumah, Zio yang baru terbangun lalu turun ke bawah. Rumahnya terlihat sepi, cuma ada bibi yang di dapur. Biasanya mommy sedang menyiapkan sarapan untuk kami.

"Bibi, mommy belum bangun ya?" tanya nya sembari menuangkan air ke dalam gelas.

"Loh Ny. Chika belum mengabari aden, tadi sekitar jam 4 non Adel dibawa ke rumah sakit," jawab bibi.

"Di-dirumah sakit ma-na.." ujar Zio matanya langsung berkaca-kaca. Anaknya paling cengeng di antara yang lainnya.

"Rumah sakit biasanya den," ucap bibi.

"Makasih bi," balasnya lalu berlari ke atas untuk membangunkan saudaranya yang lain.

Tanpa mengetuk pintu kamar abang pertamanya, ia langsung menggoyangkan tubuhnya. "Bang bangun, ayo kita ke rumah sakit. Abaanggg..."

"Apa sih Zio kasih pagi juga!" ucap Sean meregangkan tubuhnya lalu terbangun karna mendengar teriakannya.

"Kenapa sih pagi-pagi udah teriak-teriak," ucap Ferrel yang baru masuk dan di belakangnya ada Chris. (Namanya aku ganti ya, yang tadinya Revan jadi Ferrel).

"Dedel dibawa ke rumah sakit," ucap Zio.

"Apa! Ayo kalian siap-siap kita pergi sekarang," ucap Sean, mereka kembali masuk ke kamar masing-masing buat mandi dan bersiap.

20 menit kemudian...

Siblings Schleiden turun bersamaan, di meja makan sudah ada bekal yang akan mereka bawa. Disaat anggota keluarganya masuk rumah sakit, mereka lebih milih buat makan masakan dari rumah, contohnya makanan yang udah disiapkan.

"Bibi kita berangkat ya," pamit Ferrel.

"Iya kalian hati-hati," balasnya.

Baru saja mereka ingin masuk ke dalam mobil. Ada 2 mobil masuk ke pekarangan rumah ini. Keluarlah Muthe dan Flora yang diantar oleh kedua orang tuanya.

"Mau kemana bang?" tanya Flora.

"Rumah sakit," jawab Chris singkat. Dia hanya akan mencair jika di rumah saja, selebihnya akan bersikap dingin, meskipun Flora dan Muthe sepupunya.

"Siapa yang sakit?" tanya Shani.

"Adel, kalian kalo mau ikut ayo, kita juga mau berangkat," ucap Ferrel masuk ke dalam mobil.

Keluarga Natlan dan Anggara kaget, mereka pun masuk ke mobil masing-masing dan mengikuti mobil Sean dkk yang udah jalan duluan. Hanya perlu beberapa menit untuk sampai di rumah sakit tersebut.

Sean langsung berjalan ke resepsionis untuk bertanya dimana ruangan rawat adiknya. "Mbak, pasien atas nama Adelia Chandra di ruangan sebelah mana?"

"Sebentar, di kamar VVIP **** lantai 3"

SCHLEIDEN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang