Chanyeol POV
"Son Wendy? Wendy?"
"Ne. Waeyo, eomma? Apa dia yang menolongku?"
"Molla. Eomma kan sudah bilang, eomma lupa nama lengkapnya. Mungkin dia yang kamu cari."
"Nado molla. Terakhir ku lihat ia sebelum aku tak sadarkan diri, matanya bewarna biru, tetapi Son Wendy memiliki mata bewarna hijau."
"Oh. Arraseo. Eomma ingin ke kamar dulu. Kembalilah ke kamarmu."
Setelah aku melihat eomma masuk ke kamar, aku segera menaiki tangga dan kembali ke kamarku. Melemparkan tubuhku ke kasur dan melihat langir-langit kamarku. Aku terdiam memikirkan siapa Guardian Angel yang menyelamatkanku saat insiden itu. Kapan aku bisa bertemunya?
Esoknya, di sekolah, tepatnya di kelasku, ada seorang murid baru lagi. Pintu kelas terbuka dan menampakan seorang yeoja yang berkulit putih nan cantik, mata birunya yang indah, rambut pirangnya yang memukau dan bibir kecil bewarna pink yang menawan. Ia segera menempatkan diri di depan tepatnya di tengah-tengah.
"Annyeong haseyo. Bae Wendy imnida. Bangapseumnida."
Bae Wendy? Ujarku dalam hati. Bae Wendy. Dia mirip sekali dengan kriteria yang ku cari. Matanya biru, rambutnya pirang dan bibirnya pink yang mungil. Apa mungkin dia yang menyelamatkanku? Atau ini hanya suatu kebetulan? Aku tak boleh langsung menduga, aku harus mengenalnya lebih dalam.
Bae Wendy POV
"Namamu Wendy? Woah, kita memiliki 2 Wendy disini. Son Wendy dan Bae Wendy. Apakah kalian berasal dari dongeng peterpan?" ujar Kim sunsaengnim
Disini ada 2 Wendy? Ergh, kupikir namaku akan menjadi nama yang terkenal dan paling beda diantara satu kelas. Siapa sih Son Wendy itu? Aku membencinya!
"Bae Wendy, kamu duduk di depan Chanyeol." Tunjuk Kim Sunsaengnim
Aku melihat bangku yang ditunjuk Kim sunsaengnim. Ku lihat dibelakangnya ada namja yang menawan sekali. Jadi, namanya Chanyeol. Aku yakin, dalam beberapa waktu, atau mungkin hari ini, ia akan jatuh cinta padaku. Siapa yang tidak terpana melihat kecantikanku. Aku melangkahkan kaki ke tempat dudukku. Aku duduk dan berkenalan dengan namja itu. Sepertinya Ia terpana denganku. Mengapa? Karena ia memperhatikanku dengan sangat serius. Mudah sekali namja ini tertarik padaku."Annyeong! Nan Bae Wendy imnida. Bangapseumnida."
"Annyeong! Park Chanyeol imnida. Nado Bangapseumnida."
Park Chanyeol. Nama yang bagus. Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku dan aku akan membuatmu sakit hati. Aku akan membuat orang disekitarku sakit hati, seperti apa yang ku rasakan saat aku ditinggalkan oleh cinta pertamaku. Setelah aku berkenalan dengan Chanyeol, aku berkenalan dengan yeoja disebelahnya.
"Annyeong! Bae Wendy imnida."
"Annyeong! Son Wendy imnida."
Son Wendy? Owh, jadi yeoja ini yang telah merebut namaku yang popular itu. Namanya tidak sesuai sekali dengan fisiknya. Menurutku, dia tak menarik. Dia tak sebanding denganku. Setelah berkenalan dengan mereka berdua, aku kembali fokus ke pelajaran. Sebenarnya, pura-pura fokus. Untuk menarik perhatian Chanyeol. Pasti dia akan berpikir bahwa aku anak yang rajin.
Beberapa jam kemudian, pelajaran pun selesai. Chanyeol keluar bersama Son Wendy. Sedangkan aku, dikerubuni oleh namja-namja yang tak selevel sama aku. Tapi, aku harus tetap menjaga image-ku. Aku berpura-pura ramah. Setelah aku keluar dari sekumpulan namja tadi. Aku hendak pergi ke toilet. Tetapi, aku melihat suatu ruangan yang terbuka dan terdapatlah Chanyeol disana yang sedang berbicara dengan namja lain. Karena aku penasaran, aku dengan sengaja menguping pembicaraan mereka.
"Apa mungkin Bae Wendy adalah Wendy yang kamu cari, Chan?"
"Molla. Tetapi, ia sangat mendekati ciri-ciri Wendy yang kumaksud. Matanya biru, bibirnya mungil, dan rambutnya pirang."
"Aku yakin dia yang menolongmu saat kecelakaan, Chan."
"Mollayo. Jeongmal mollayo."
Oh. Jadi, Chanyeol sempat mengalami kecelakaan. Dan, orang yang menolongnya mirip sekali denganku. Aha! Aku punya ide yang cemerlang. Ide ini akan membuatmu suka padaku, Park Chanyeol.
Wendy POV
Bel pun berbunyi, tanda kelas dimulai kembali. Kali ini pelajaran Kang sunsaengnim. Ketika aku lagi sibuk menulis, ku lihat anak baru itu menulis sesuatu di kertas dan melipatnya lalu memberikannya kepada Chanyeol. Sontak, Chanyeol kaget setelah membaca surat tadi. Chanyeol terlihat tidak percaya setelah melihat surat itu. Ku mengintip surat itu dan isinya.. isinya.. Bae Wendy berpura-pura mengaku bahwa dialah yang menolong Chanyeol saat kecelakaan. Mwo? Apa-apaan dia? Apa yang harus kulakukan? Apa aku segera mengakui saja? Tidak mungkin Chanyeol percaya. Karena aku tidak mendekati kriteria yang ia maksud. Tak terasa bel pun berbunyi, Chanyeol segera berkemas seperti sedang mengejar sesuatu. Bae Wendy segera keluar dari kelas. Chanyeol mengejarnya, aku mengikuti mereka dari belakang. Ku liat dari jauh, Chanyeol tersenyum kepadanya. Bagaimana ia begitu mudah percaya kepadanya? Aku dengan sengaja menguping pembicaraan mereka.
"Wendy-ssi. Gomawo, telah menolongku kala itu."
"Ah. Cheonma. Aku hanya memberikan pertolongan pertama."
"Jeongmal Gomawo. Kalau tidak ada kamu, aku akan sekarat mungkin. Haha."
"Aniyo. Kamu tidak akan sekarat. Lagipula, ambulans saat itu segera bertindak cepat."
"Pada akhirnya aku menemukanmu. Pasti eomma senang. Ayo, ku ajak kamu ke rumahku."
"Ne. Gajja!"
Mwo? Chanyeol mengajaknya ke rumahnya? Andwae! Aku harus segera pergi ke rumahnya dengan segera. Tetapi, aku tidak tahu alamatnya. Oh iya. Aku tanya saja teman terdekatnya. Aku yakin eommanya masih mengingat wajahku kala itu. Aku sangat yakin!
Chanyeol POV
Pada akhirnya, Wendy yang kucari telah ada disebelahku. Aku harus segera memberitahu eomma. Pasti eomma kaget. Eomma akan sangat berterima kasih kepadanya. Eomma pasti akan menyukainya. Ketika aku sampai dirumah. Aku membuka pintu mobil dan mengajak Bae Wendy ke dalam rumahku. Aku membuka pintu rumah dengan bersemangat. Eomma harus mengetahui berita bagus ini.
"Eomma. Channie home!"
"Chansimaneyo. Eomma membereskan kamar dulu."
Sambil eomma membereskan kamar, kulihat Bae Wendy terlihat bersemangat menemui eomma.
"Apa kamu sangat bersemangat?"
"Ne. Neomu."
Kulihat eomma keluar dari kamar dan Bae Wendy pun segera menunduk memberikan salam. "Annyeong haseyo. Bae Wendy imnida."
"Eomma, dialah yang menolongku saat kecelakaan."
Ketika Bae Wendy menegakkan tubuhnya kembali, eomma sontak kaget dan melihatnya dengan tatapan yang kurang menyenangkan. Kulihat Bae Wendy juga menutupi wajahnya dengan rambutnya setelah ia melihat eomma.
"Neo? Neo? Ya! Wae?! Kenapa kamu disini."
"Waeyo, Eomma?"
Eomma hanya diam melihat Bae Wendy dengan tatapan sinis nan dingin. Dilihat dari tatapannya, sepertinya eomma tidak senang melihat dia. Ada apa sebenarnya ini? Apa eomma mengenalnya? Dimana dan kapan?
To be continued...
---------------------------
Annyeong, readers 😄😄. Jeongmal mianhae 😢. Maaf yah baru bisa update setelah 106 readers. Laptopku sudah kembali dari masa kritisnya, hehe. Maaf juga karena mungkin chapter ini gak jelas banget, gak seperti yang kalian harapkan. huhu :( Makasih yah yang udah comment, read, sama voted ff aku ini yang kayak sinetron banget. Luvluv💕💕 [will be update until 200 readers, 기대해 주세용😏😏] {i think chapter 4 will be the last, because i don't have any idea to continue it. sorry for that. Fortunately, i have an oneshot project, so stay tune 😏😏}
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes | Lips | Hair
Romancesummary : Di negara seluas ini, di kota sebesar ini, bagaimana aku bisa menemukan Wendy yang ku maksud? Sialnya, aku tidak tahu nama keluarganya. Aku hanya tahu matanya yang biru, bibir pink mungilnya, dan rambut pirang yang terurai seperti yang ada...