Portal 2

13.8K 288 7
                                    

Ini adalah hari dimana pesanan Xander tiba. Ia menulis nama dan memasukkan foto Neal, sesuai instruksi yang tertulis di dalam box. Setelah melakukan sesuai instruksi, alat sex itu bercahaya hingga Xander harus menutup matanya karena silau.

Saat cahayanya sudah menghilang, Xander membuka mata. Ia melihat alat itu tampak berbeda daripada saat awal tadi ia membukanya.

Alat itu kini tampat lebih nyata, tidak terlihat seperti sebuah boneka. Saat Xander menyentuhnya, Ia merasa benda ini hangat. Dan saat mencoba memegang labia vagina, ia merasa itu sedikit basah.

Untuk mengecek kebenarannya, Xander perlu menunggu Neal pulang untuk melihat langsung apakah benda ini sungguh berfungsi.

Disisi lain, Neal saat ini sedang di ruang kerjanya. Ruang kerja Neal terletak di lantai 2. Tiba-tiba, Neal merasa ada yang menyentuh pinggangnya. Dan hal lain tak terduga, ketika Ia merasa ada sesuatu yang memegang vagina nya. Karena khawatir Neal segera ke kamar mandi untuk mengeceknya, tapi Ia tidak menemukan apapun. Karena sentuhan itu hanya sesaat, Neal pikir Ia hanya berhalusinasi dan tidak mempermasalahkan lebih jauh lagi.

Kembali ke Xander, Ia memasang beberapa kamera kecil di sudut rumah bahkan di kamar mandi dan ruang ganti miliknya dan Neal.

---

Xander bersandar lelah di kursi kebesarannya. Hari ini Ia harus berangkat ke perusahaan lebih pagi karena ada meeting mendadak.

Ditengah rasa lelahnya, Xander mengingat alat sex miliknya. Ia menyalakan laptopnya dan mulai mengakses kamera yang Ia pasang di rumah.

Kebetulan hari ini Neal di rumah, dan Ia berjanji akan ke kantornya untuk mengantar makan siang.

Xander menekan tombol kunci otomatis pintu ruangannya. Jendela di ruangan Xander juga tipe privacy glass. Alias orang di luar ruangan tidak akan bisa melihat ke dalam, sebaliknya orang di dalam ruangan tetap bisa melihat ke luar.

Xander mulai mengeluarkan alat sex yang baru dibelinya. Ia mulai menyentuh alat sex itu sambil membayangkan Neal. Kebetulan cctv memperlihatkan Neal yang sedang di kamar mandi.

Xander mulai mengelus vagina luar Neal, Ia bisa melihat tubuh Neal yang tersentak dan reflek menyentuh vaginanya sendiri.

Xander mulai melakukan lebih jauh, Ia memasukan satu jarinya ke dalam vagina tiruan Neal. Melihat Neal yang tampak menolak tapi juga menikmatinya, Xander mulai melakukan lebih jauh lagi. Ia menambahkan satu jari lagi dan mempercepat gerakannya.

Jari tangan Xander yang lain juga tidak diam saja, Ia mulai memilin klitoris tiruan Neal. Gerakan Xander semakin cepat, dan tampak dari kamera tersembunyi Neal yang menggelinjang kenikmatan.

Xander suka melihatnya. Ia suka melihat Neal yang tampak frustasi karena ketakutan atas apa yang terjadi padanya.

Xander semakin cepat mengocok vagina Neal dengan 3 jarinya, dan memilin klitoris Neal lebih keras. Hingga akhirnya terlihat dari kamera, Neal orgasme. Vagina tiruan Neal terasa mengetat dan mengejan, diikuti keluarnya cairan putih lengket persis seperti yang Xander lihat dari kamera tersembunyi.

Disisi Neal, tampak nafasnya tersengal-sengal efek dari orgasme yang Ia alami. Neal merasa takut atas apa yang terjadi, meski ini nikmat baginya. Tapi tetap menakutkan ketika Ia tidak tau apa yang membuatnya mengalami semua hal ini.

Neal bergegas menyelesaikan mandinya, berganti pakaian dan segera meminta sopir untuk mengantarkannya ke perusahaan Xander. Neal merasa harus memberitahukan hal ini pada Xander segera.

Tiba di perusahaan Xander, Neal langsung masuk tanpa menyapa karyawan yang ditemuinya.

Semua orang tau siapa Neal bagi bos mereka. Melihatnya masuk terburu-buru, mereka dibuat heran. Karena biasanya Neal tidak akan pernah lupa untuk menyapa mereka dengan ramah.

Neal masuk ke ruangan Xander menggunakan kartu akses khusus yang Xander berikan untuknya. Tepat saat Neal menutup pintu ruangan, Ia langsung jatuh terduduk saat merasa ada suatu benda yang menembus vaginanya.

Neal mendesah karena nikmat dan terkejut dalam satu waktu. Ia menoleh pada Xander dan terkejut melihat Xander sedang bermain dengan alat sex dan memasukkan penisnya pada vagina tiruan di tangannya.

"Aaah sayang vaginamu sangat nikmat. Sex langsung dengan vaginamu memang nikmat, tapi melakukan hal ini memberikan sensasi yang lebih nikmat."

"Bagaimana rasanya sayang, apa kau juga merasakannya? Saat penisku menumbuk vaginamu. Aaaah, Ini enak sekali."

"Aarrgh, apa kau lihat ini sayang? Aku menumbuk penisku pada vagina tiruanmu. Aku memasukkan penisku pada benda ini dan kau juga akan merasakannya. Sial, ini enak sekali."

Mendengar dan melihat apa yang Xander lakukan, Neal merasa tidak perlu lagi bertanya-tanya. Apa yang Ia alami tadi terjawab sudah apa penyebabnya.

Neal tidak mampu merespon ucapan Xander dengan kalimat yang jelas. Ia terus mendesah dan semakin keras. Untung saja ruangan Xander kedap suara.

Ketika akhirnya mereka sampai pada pelepasannya, mereka berdua terengah-engah. Neal yang masih di depan pintu terbaring lesu.

Xander membersihkan penis dan vagina tiruan itu. Lalu menuju Neal, memindahkannya ke sofa dan membantu Neal membersihkan diri.

"Ini enak sekali, aku suka." Neal mengatakan hal itu dengan suara yang lemah, tapi senyum kepuasan terlihat di wajahnya. Xander senang mendengar hal itu.

"Kita akan mengeksplorasi lebih banyak kesenangan bersama sayang, ini akan sangat menyenangkan."

Tbc...

---
Vote, Komen, Follow

PortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang