< 2 >

163 22 10
                                    


Sheina menghela nafas kasar ketika ia membuka pintu dan mendapatkan seisi Rumah dalam keadaan kacau, Bingkai pecah, Vas bunga pecah bahkan aquarium berisi ikan ikan kecil juga pecah, Baru saja pulang tidak bisakah ia beristirahat dengan tenang?

"Sedang apa kau, Jangan hanya melihat dan bersihkan itu" ucap seorang wanita parubaya yang tidak lain adalah Ibunya, Ibu tiri lebih tepatnya

"Kalian yang membuat kekacauan kenapa aku yang membereskan, Punya tangan kan, Kau bereskan saja sendiri" Jawab Sheina dengan lantang membuat langkah kaki Ibu tirinya berhenti lalu berbalik menatapnya dengan tatapan tajam

PLAKK !!

PLAKK !!

PLAKK !!

BUGH.

BRAKK !!

Sheina merasakan sakit luar biasa pada perutnya karena ditendang oleh Ibu tirinya dengan sangat kuat, Sial. Tahu begini dirinya tidak akan pulang dan memilih menginap saja di Rumah Bitna

"Berani kau melihat ku dengan tatapan seperti itu, anak setan!" Teriak Ibu tirinya lalu menendang kepala Sheina sampai menghantam anak tangga

"Kalau saja bukan karena harta, Sudah ku buat kau menyusul ibu mu sialan."

"Bisakah kalian berdua tidak berisik! aku ingin tidur berengsek!"

Terdengar suara teriakan dari lantai atas yang mana itu berasal dari kamar Ayahnya, Mendengar itu Ibu tirinya pergi keluar dari Rumah, Meninggalkan Sheina dalam keadaan mengenaskan karena ulahnya, Tubuh Sheina terasa sakit, Kepala pusing luar biasa, Tangannya bergerak pelan berusaha memegang sesuatu sebagai penopang agar dirinya bisa bangun

Meski kesulitan tapi Sheina akhirnya bisa bangun dan pergi ke kamarnya walau dengan langkah yang tertatih tatih, sampai di kamar Sheina mengambil kotak obat yang selalu ia simpan di dalam lemari, Selesai mengobati lukanya Sheina mengambil ponsel yang ia simpan di tasnya lalu mengabari Bitna kalau ia tidak akan masuk kerja besok

Seluruh badannya terasa sakit, sial sekali wanita tua itu. Kalau saja bukan orang tua, Sudah di pastikan akan habis olehnya, Sheina membaringkan tubuhnya perlahan ke tempat tidur. Menatap langit langit kamar dengan perasaan yang sentimental, Air mata tanpa diminta mengalir keluar dari pelupuk matanya bersamaan dengan dadanya yang terasa sesak, matanya memejam mengingat perkataan Ibunya

Bahagia ibu adalah kamu, Jika kamu bahagia ibu juga akan bahagia, nak..jangan benci ayah, kamu tahu...saat kamu lahir ayah adalah orang yang paling bahagia, jika ayah salah maafkan ayah, jangan di paksakan. Pelan pelan saja hm...yang harus kamu tahu ayah itu sangat sangat menyayangi mu

Sheina mengusap air matanya kasar, itu dulu sekarang tidak lagi. Sejak kehadiran wanita itu sebagai istri Ayahnya, Sheina sudah tidak lagi mendapatkan kasih sayang

Jangankan kasih sayang, Kewajibannya menafkahi Sheina saja sudah tidak di lakukan, Di tahun terakhir SMPnya Sheina bahkan harus berkerja mati matian agar bisa mendapatkan uang untuk membayar ujian Sekolah, jika tidak dirinya tidak bisa ikut ujian dan tidak akan lulus, Sheina juga pernah mengumpulkan barang barang bekas lalu dijual di pasar loak untuk mendapatkan uang

Itu masih sebagaian dari cerita hidupnya yang menyedihkan, Lelah menangis Sheina akhirnya tertidur dengan wajah basah oleh air mata

Di lain tempat.

Di sebuah Rumah megah, Semua orang di buat sibuk dengan sang tuan Rumah yang tidak berhenti mengamuk, Memaki, apapun yang di lihatnya akan dihancurkan

"Nona muda tenanglah"

"Diam kau! arghhh!"

Prangg !!

Vas bunga yang tidak bersalah itu di lempar begitu saja sampai hancur berkeping keping, Vas yang setara dengan harga satu Rumah mewah tidak begitu berarti bagi seorang Minji

"Nona.--"

"apa ini?! Siapa yang menghancurkan Vas kesayangan ku!" Semua pelayan menunduk mendengar teriakan sang nyonya besar, Tak ada yang berani menjawab, Semuanya diam dengan kepala menunduk kecuali Minji

"aku, kenapa?" ujar Minji

"Kali ini apalagi? jangan bilang kamu masih meng.--"

"Lantas kenapa?! Ibu sendiri yang bilang akan menjodohkan aku dengannya! Tapi hari ini dia menolak ku! Dia menolak ku dan berkata kalau dia punya pilihan sendiri! aku tidak mau tahu, Ibu harus bisa membuat ku menikah dengan Park Jeongwoo!!" Ibunya menatap kepergiaan Minji dengan tatapan lelah

Minji menghentikan langkah, Berbalik menatap Ibunya "Jika ibu tidak bisa, Jangan salahkan aku jika aku menggunakan cara ku sendiri."

Kim Minji

Anak dari Kim Heejin yang merupakan rekan bisnis keluarga Park juga Pemilik dari Perusahaan Kim_Group yang bergerak di bidang Real estat

"Bibi im, Tolong di bersihkan"

"Baik nyonya"

"Tuan Jung.."

"iya nyonya"

"Siapkan semuanya"

"Baik nyonya"

Suasana malam yang terasa begitu dingin membuat siapapun malas untuk keluar Rumah dan pastinya memilih berbaring saja di tempat tidur, Namun itu tidak berlaku bagi dua Pemuda yang saling memacu motor mereka dengan kecepatan tinggi

"MAU TARUHAN PARK?! JIKA BERHASIL MENDAPATKANNYA AKAN KU BERIKAN APAPUN YANG KAU INGINKAN!!"

"KAU MEREMEHKAN KU?!"

"KAU YAKIN?!"

"TENTU SAJA!"

"BAIKLAH, WAKTU MU TIGA BULAN DARI SEKARANG HAHA!!"













Hi!
How are you guys?
aku harap kalian semua sehat ya
aku up lagi bagian kedua dari cerita ini, Sekarang pelan pelan ya aku updatenya, semoga suka 🌷 maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian

Tertanda
Cherryl_la

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bahagia itu Tidak Sederhana | Jeongwoo TREASURE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang