Bab 1

2 0 0
                                    

"Sekarang kamu milikku sepenuhnya sayang." seseorang memeluknya dengan erat, sesekali dia memberikan ciuman di pipi merahnya.
"Kak Edward.. bilang ingin pergi ke kantor?" ya, pria yang disampingnya itu, Edward Sebastian.
"Nanti jam 1 siang, kenapa apa kamu tidak ingin aku terus berada disini?" dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku suka kok kamu disini." jawabnya.
"Benarkah Aleyna sayang." Edward tersenyum puas mendengar jawaban dari Aleyna.
"Baiklah.. ayo sayang puaskan aku lagi, aku masih menginginkan mu." ujarnya seraya memberikan cumbuan mesra pada Aleyna.

Bagaimana bisa Aleyna menolak keinginan Edward, kemarin saja ia masih ingat panasnya tamparan Edward di pipinya.

Flashback On.
Seorang wanita tengah menunggu jemputannya, dia baru saja menyelesaikan sekolahnya.

"Maaf non Aleyna.. sepertinya siang ini bapak agak terlambat jemput non Aleyna karena ban mobilnya bocor, jadi sekarang lagi di bengkel tambal ban dulu." Aleyna berdecak sebal menerima pesan dari supirnya itu.

Beberapa menit kemudian mobil Porsche berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya.

"Apa kamu membutuhkan bantuan gadis cantik?" kaca mobil Porsche terbuka menampakkan wajah tampan seseorang.
"Kak Edward?" ya, Aleyna mengenal Edward teman bisnis ayahnya.
"Ayo aku antar pulang, pasti Pak Aji lagi di bengkel kan?"
"Kak Edward.. kok bisa tahu kalau pak Aji lagi di bengkel?"
"Tadi aku enggak sengaja ngelihat pak Aji lagi di bengkel. Sudah ayo, aku antar pulang." ujarnya.

Aleyna nampak terdiam sejenak sebenarnya ia tidak ingin pulang diantar Edward karena ia tahu betul Edward memiliki minat lain padanya.

"Enggak usah deh Kak, aku bisa pulang naik taksi." Aleyna menolak tawarannya, sedetik kemudian Edward keluar dari dalam mobil.
"Ayolah biar aku antar, lagi pula aku juga ada urusan lain sama Papa kamu biar sekalian," Edward meraih tangannya tapi ditepis Aleyna.
"Iya sudah iya aku mau diantar Kak Edward tapi enggak usah pegang-pegang aku juga,"
"Sorry." ucapnya seraya mengulas senyum.

Disepanjang perjalanan tak henti-hentinya Edward mencuri pandang kearah Aleyna tapi gadis itu memilih mengalihkan pandangannya pada kaca jendela, sejujurnya Aleyna merasa risih. Tapi, mau bagaimana lagi, daripada Edward terus memaksanya dan yang ada nanti keduanya jadi bahan gosipan anak murid lain disekolah nya.

***

Setelah sampai di kediaman rumah Halderman, Brasko Halderman-selaku ayah Aleyna teman bisnis Edward, bedanya Brasko usianya sudah kepala empat lebih dibandingkan Edward yang dikenal dengan pembisnis muda yang sukses.

"Makasih ya Edward sudah mau repot-repot mengantar Aleyna, Pak Aji sampai sekarang belum kelar juga dari bengkel," ujar Brasko
"Iya santai aja om, Aleyna sudah aku anggap seperti adik sendiri," Brasko tersenyum mendengar perkataan Edward.
"Bagaimana kabar istrimu, Edward? Kapan Revah pulang dari Jerman?" tanya Brasko penasaran karena Revah istri Edward belum juga pulang dari luar negeri sejak 6 bulan yang lalu.
"Entahlah, aku juga tidak tahu, dia terlalu sibuk disana." jawabnya.

Berbicara tentang Edward, ya pria berusia 25 tahun itu sudah memiliki seorang istri cantik bernama Revalina atau biasa disapa–Reva tapi kesibukan istrinya sebagai seorang desainer membuat keduanya sering berjauhan. Sebab, itulah Aleyna tidak suka di dekati Edward Sebastian karena dia sudah menikah.

"Papa ngapain sih care banget sama Kak Edward," celetuk Aleyna menghampiri Brasko yang masih duduk sendirian di ruang tengah tanpa Edward karena pria itu sudah pulang dari setengah jam yang lalu.

"Kenapa memangnya, Edward orang yang baik kenapa Papa enggak boleh care sama dia," katanya seraya menatap wajah putri semata wayangnya.
"Aleyna enggak suka aja sama Kak Edward, dia udah punya istri tapi masih suka kegatelan sama cewek," katanya seraya mengambil duduk disamping ayahnya.
"Memangnya kamu tahu siapa cewek itu," Aleyna terdiam sejenak mana mungkin dia mengatakan yang sejujurnya.
"Enggak tahu, cuma Aleyna pernah ngeliat aja,"
"Mungkin kamu salah lihat." Aleyna terdiam.

Tidak ada satupun orang yang percaya jika Edward pria semacam itu karena Edward selalu menunjukkan sikap baiknya pada setiap orang, tapi menurut pandangannya Edward bukanlah orang yang sebaik yang orang lihat.

***

"Aku enggak suka sama Kak Edward, jadi please berhenti jemput aku ke sekolah, berhenti juga terus menerus kirim pesan ke aku, Kak Edward tuh udah punya istri jadi harus sadar diri!" ujar Aleyna tepat di hadapan Edward.
"Kenapa kamu enggak suka sama aku, Aleyna?" pertanyaan Edward benar-benar semakin membuat Aleyna kesal dari pada terus meladeni Edward ia lebih memilih pergi memasuki kamarnya kembali.

Malam ini di kediaman rumah Halderman sedang diadakan acara pesta ulang tahun Aleyna ke-18 tahun, dan Edward menghadirinya karena mendapat undangan dari Brasko. Di malam ini juga, Edward menyeret Aleyna ke taman belakang dan menyatakan perasaannya. Tapi, ia malah mendapat tolakan mentah-mentah dari sang pujaan hatinya.

Belum selesai dengan rasa sakitnya Edward melihat dengan jelas Aleyna tertawa dengan senangnya bersama kawan-kawannya, dan juga seorang pria yang Edward kenali yaitu Leo–kekasih Aleyna.

"Edward kamu mau kemana?" tanya Silvia–ibunda Aleyna melihat Edward hendak pergi.
"Maaf tante saya masih ada banyak urusan, jadi saya harus segera pergi. Terimakasih untuk undangannya." Edward melenggang pergi dipenuhi rasa amarah dihatinya.
"Ada apa Ma?" tanya Brasko menghampiri istrinya.
"Itu Edward tadi pamit pergi buru-buru katanya ada urusan penting,"
"Padahal acaranya belum dimulai ya,"
"Iya sudahlah dia kan orang sibuk, ayo kita kesana." ujar Silvia.

Berbeda dengan rumah megah bak istana yang malam ini dipenuhi teriakan kesakitan di dalamnya.

"Ampun bos.. ampun bos.. " jerit mereka yang merasa kesakitan.

Bugh! Pukulan tongkat stick golf terus mengenai ke tubuh mereka. Ya, saat ini Edward melampiaskan amarahnya ke anak buahnya, dengan terus menerus memuki mereka dengan tongkat golf.

"Diam kau brengsek rasa sakit kalian akan ku bayar 20juta perorang," ujarnya seraya kembali memukuli anak buahnya.

Edward melempar stick golf nya sembarang arah dan meminta asistennya Giselle untuk segera mentransfer sejumlah uang ke rekening masing-masing anak buahnya yang telah dipukuli olehnya.

"Aleyna.. kamu keterlaluan! Suatu saat nanti aku pasti akan mendapatkan kamu dan saat hari itu tiba, kamu tidak akan pernah melihat keindahan dunia ini kembali." ujarnya seraya mencengkram kuat gelas berisikan alkohol.

Jeratan Cinta Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang