Hampir jam 2 dinihari Ali dan Prilly baru tiba di kediaman setelah nyaris setengah jam mereka bercumbu dipinggir jalan. Wajah Prilly sontak memerah saat mengingat bagaimana ia dengan sama buasnya membalas cumbuan laki-laki yang sedang menyugarkan rambut panjangnya.Prilly turun dari mobil berjalan berdampingan dengan Ali menuju pintu belakang. Mereka akan masuk melalui pintu belakang. Karena tak fokus Prilly menabrak meja kecil yang ada di teras samping hingga tubuhnya nyaris limbung dan hampir tersungkur jika Ali tidak sigap menahan pinggangnya.
"Ck! Hati-hati." Peringat Ali dengan wajah kesalnya. "Mas paling enggak suka kamu yang teledor begini." Tegur Ali yang membuat Prilly meringis pelan.
Kenapa teguran bernada kekesalan Ali terdengar seperti alunan musik cinta di telinganya ya? Ck! Memang bahaya sekali jika sudah terkena virus bucin seperti ini.
"Kamu masuk duluan!" Perintah Ali, pria itu akan berjalan dibelakang gadis ini takut-takut jika Prilly kembali menabrak sesuatu dengan kali kecilnya.
Prilly melangkah memasuki rumah, suasana hening dengan pencahayaan yang sedikit temaram membuat jantung Prilly kembali berdebar, gadis itu tiba-tiba berhenti dan menoleh kebelakang hingga Ali nyaris menubruk tubuh kecilnya.
"Kenapa berhenti disini? Kamu lapar?" Tanya Ali yang dijawab gelengan kepala oleh Prilly. Tatapan wanita itu tertuju pada bibir penuh Ali yang sama bengkaknya dengan bibir tipisnya.
Prilly meringis pelan saat menyadari sudut bibir Ali sedikit terluka akibat dirinya yang tidak bisa menahan diri untuk tidak mengigit bibir kenyal Pak Kades.
"Ada apa?" Ali bertanya namun pria itu melangkah mendekati Prilly hingga tubuh mereka kembali bersentuhan. Lagi-lagi tubuh mereka seperti tersetrum namun alih-alih menjauhkan diri keduanya justru merapatkan diri mereka hingga dada Prilly kini menekan perut keras Ali.
Perbedaan tinggi mereka membuat Prilly harus mendongak untuk membalas tatapan dalam laki-laki ini. Kedua mata Prilly relfeks terpejam saat tangan besar Ali menangkup sisi wajahnya.
"Kamu cantik. Cantik sekali seperti bidadari." Puji Ali yang membuat Prilly membuka mata lalu tersenyum lembut. "Kamu juga tampan sekali Mas." Prilly melakukan hal yang sama, hatinya sontak menghangat saat Ali mengecup telapak tangannya yang berada di sisi wajah pria itu.
Sebelah tangan Ali yang terbebas kini memeluk erat pinggang ramping Prilly, mendesak tubuh mungil itu semakin menekan tubuhnya. Nafas keduanya kembali terengah membuat Prilly refleks memejamkan kembali matanya saat Ali mulai mendaratkan ciuman ringan di sekitar rahangnya.
"Aroma tubuh kamu bikin Mas candu." Bisik Ali yang membuat tubuh Prilly semakin meremang.
Ali tidak berbohong, sejak awal melihat Prilly ia menyukai sorot mata tenang gadis ini lalu seiring dengan berjalannya waktu ia mulai membaui aroma tubuh Prilly dan sungguh Ali benar-benar menyukai aroma yang manis dan lembut gadis ini.
"Mas..." Prilly mencengkram lengan Ali ketika pria itu mulai menjelajahi bagian lehernya yang terbuka. Prilly memiringkan kepalanya memberi akses untuk Ali semakin menggila disana.
"Mas harus berhenti sekarang." Nafas Ali terdengar berat begitupula dengan suara pria itu yang tiba-tiba berubah serak. "Mas benar-benar tidak yakin bisa menahan diri lebih lama." Lanjut pria itu yang terdengar sangat frustasi.
Prilly tersentak kaget saat Ali menekan bagian depan tubuhnya yang berbenturan langsung dengan bagian bawah perut Prilly.
"Kamu bisa merasakannya bukan? Jadi, sekarang kamu bisa segera ke kamar kamu dan tolong kunci pintunya." Tanpa menunggu lama Prilly segera berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu seperti perintah Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pak Kades
ChickLitNext story setelah The Guard's Love tamat. ceritanya nggak kalah seru!! jangan lupa vote dan komen yaaa.. ♥️