Bab 30

4.2K 241 37
                                    


Ali tidak main-main dengan perkataannya. Setelah mengantar Prilly ke kampusnya, pria itu segera melajukan mobilnya menuju pusat perbelanjaan. Ali ingin membeli cincin untuk kekasihnya. Besok, Ali benar-benar akan melamar pujaan hatinya.

Ali menyiapkan segalanya hanya perlu memerintah semua yang dia inginkan akan terkabulkan namun tidak untuk perihal cincin karena Ali ingin memilih sendiri cincin yang akan ia sematkan pada ajari manis Prilly sebagai bukti kesetiaan juga ketulusannya.

"Mau yang model seperti apa Mas?" Tanya pelayan toko dengan senyuman ramahnya.

Ali tersenyum kecil, matanya kembali sibuk memperhatikan deretan cincin yang berjejer rapi dengan model dan ukuran yang bermacam-macam. Ali kembali mengingat sosok kekasihnya, Prilly memiliki karakter yang keras namun sangat manja dan menggemaskan.

Tatapan mata Ali jatuh pada cincin bertahta berlian kecil namun bentuknya sangat indah dan terlihat elegan. "Saya mau lihat yang itu Mbak." Ali menunjuk kearah cincin yang cukup menarik dimatanya.

Penjaga toko itu segera mengenakan sarung tangannya sebelum meraih cincin yang bertengger di dalam kotak lalu menyerahkannya pada Ali. Pria itu tidak bisa menyembunyikan ekspresi tertariknya ketika cincin itu berada tepat didepan matanya.

"Ini model terbaru Mas. Cincin ini memang didesain simple namun elegan. Taburan emas disekitar berlian ini juga membuat cincin ini terlihat semakin mahal." Penjelasan penjaga toko itu terdengar masuk akal dan Ali setuju jika cincin ini memiliki keindahan yang lebih memukau dibalik desainnya yang simpel dan elegan.

Nyaris sama dengan kekasihnya, dibalik sikapnya yang keras kepala dan bar-bar Prilly memiliki keindahan yang membuat Ali tergoda sampai setengah mati. Pesona yang begitu mematikan.

"Saya ambil ini Mbak!"

"Ukurannya Mas?"

Ali mengeluarkan benang yang ia sembunyikan xx dibalik saku celananya. Ali kembali terkekeh saat mengingat bagaimana dirinya yang begitu kesulitan mengukur jemari kekasihnya menggunakan menang ini namun syukurnya Ali berhasil meskipun harus melewati rasa deg-degan yang begitu luar biasa.

Ali menyiapkan segalanya untuk Prilly dan ia berharap kejutan ini mampu membuat Prilly semakin bahagia bersama dirinya.

Ali tak perlu menunggu lama, setelah membayar harga cincin berlian yang hampir mencapai 250 juta itu, akhirnya Ali memutuskan untuk pulang ke kediamannya. Ia akan menghubungi orang tuanya dan meminta mereka untuk datang besok pagi. Ali tidak akan lagi menunda keinginannya untuk mempersunting pujaan hatinya.

Ali baru akan turun menuju lantai dasar saat dirinya tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang wanita. "Maaf Mas saya tidak-- Ali?"

Ali segera melanjutkan langkahnya saat menyadari jika wanita yang menabraknya adalah Laras.

"Al tunggu!" Laras berusaha menggapai lengan Ali namun dengan cepat pria itu menjauhkan dirinya.

"Jangan sembarangan menyentuhku!" Peringat pria itu dengan nada tajam. Tatapan tajam Ali itu berhasil merobek luka di hati Laras.

"Al, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan. Sekarang jaga sikapmu Laras!" Tegas Ali tak main-main, sorot mata pria itu mengkilat tajam. "Sebentar lagi kau akan menjadi istri dari Ayah mertuaku. Jadi tolong jaga marwahmu!" Kecam Ali sebelum berbalik meninggalkan Laras.

Ternyata wanita itu tidak berhenti sampai disana, niat awalnya ke mall ini hanya ingin membeli sesuatu untuk memenuhi ngidamnya namun ketika melihat Ali sungguh wanita itu sampai lupa dengan keinginannya tadi. Satu-satunya yang Laras inginkan sekarang hanyalah Ali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Pak KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang