Deru napas kedua insan yang terlena akan kenikmatan duniawi terdengar saling bersahutan. Pandangan mata mereka menggelap, dikuasai nafsu yang besar akan satu sama lain. Keduanya saling menatap, menantang seperti tak ada yang mau mengalah.
"Katakan padaku, siapa pria yang kau temui malam itu?" Caleb bertanya dengan suara yang parau. Tangannya tak tinggal diam, melainkan bergerak turun dari tengkuk sang wanita dan mengarah ke depan. Jemarinya yang panjang menelusuri cekungan leher sang wanita, turun ke belahan payudara yang menantang. Telunjuknya yang nakal melingkari sekeliling area puncak payudara kiri Cassandra. Gerakannya begitu ringan dan menggoda. Membuat aliran listrik merambat dari tulang belakang Cassandra menuju intinya yang berdenyut.Deru napas Cassandra semakin cepat karena sentuhan Caleb. Puncak payudaranya menegang, hingga tercetak jelas dibalik kain ketat yang ia kenakan. Pikiran Cassandra bercampur aduk. Rangsangan yang diberikan Caleb seakan mematikan kemampuannya untuk berpikir jernih. Ia hanya menginginkan dirinya segera dipuaskan.
Cassandra semakin membusungkan dadanya, meminta Caleb untuk berhenti menggoda payudaranya dan segera melahap puncaknya yang menegang. Namun tak semudah itu, Caleb sengaja memberikan rangsangan tanpa henti pada tubuh Cassandra untuk menyiksanya. Membuat Cassandra frustrasi akan gairah seksual yang mengumpuk sampai ke ubun-ubun.
"Cassandra, jawab aku. Siapa pria yang kau temui itu?" Caleb kembali bertanya.
"Bukan siapa-siapa, dia hanyalah clientku Cal..." Cassandra menjawab dengan suara lemah dan pandangan berkabut. "Sekarang bolehkah kau melepaskan tanganku? Aku ingin menyentuhmu."
Caleb mendengus, "Jangan bohong Cassy, client mana yang bisa seenaknya pegang-pegangan tangan. Kau pikir aku tak tahu?" Caleb seketika mencubit gemas puncak payudara Cassandra dengan ibu jari dan telunjuknya. Mendapat serangan mendadak seperti itu membuat Cassandra mengerang sambil memejamkan matanya. Suaminya tahu betul bagaimana membuat dirinya gila.Di dorong oleh rasa frustrasi, Cassandra mencondongkan wajahnya dan langsung melumat ganas bibir Caleb. Pinggulnya ikut ia gerakan mengikuti ritme ciumannya, menggesekkan inti tubuhnya dengan kejantanan Caleb yang membengkak. Senyum kecil terselip diantara lumatan-lumatan Cassandra. Suaminya juga terangsang.
"Engh... Caleb," erangan kecil terdengar dari bibir Cassandra. Wanita itu berusaha mempercepat gesekan kedua inti mereka yang masih terhalang pakaian masing-masing. Rasa kasar dan panas yang ditimbulkan dari gesekan antar kain itu justru menambah kenikmatan yang membuat Cassandra menggila.
Tahu bahwa sang istri ingin mendapatkan kepuasan, Caleb dengan sengaja melepaskan tanganya dari kedua pergelangan Cassandra dan menahan pinggul wanita itu agar berhenti.
Tak dapat dipungkiri, ia juga menikmati apa yang Cassandra lakukan. Membuatnya harus menahan diri lebih ekstra agar tidak segera menghempaskan Cassandra ke kasur mereka dan menghentakkan kejantanannya yang sudah menegang keras sejak tadi di dalam liang sempit istrinya.Tapi ia ingin kali ini istrinya memohon padanya. Memohon untuk dipuaskan olehnya. Ya, itu hukuman yang sudah ia rencanakan sejak tadi. Ia akan membuat istrinya tersiksa sekaligus mendapatkan kepuasan.
"Wanita nakal. Apakah aku memperbolehkanmu meraih kenikmatan sendiri?" Caleb berkata sambil meremas pinggul Cassandra.
"Ayolah Caleb.. aku tahu kau juga menikmatinya." Cassandra mengusap halus dada Caleb lalu turun menuju otot perutnya yang terbentuk sempurna.
Tak mau kalah dengan sang suami, ia pun membuka kaitan halter neck sehingga gundukan payudaranya yang penuh terpampang begitu saja dihadapan Caleb. Sekarang gantian dirinyalah yang akan menggoda Caleb.
Ia menatap Caleb sambil menggigit bibir merahnya seduktif. Ia memainkan payudaranya yang menggantung indah sedangkan tangan satunya merambat turun ke bawah. Mengelus kejantanan suaminya yang membengkak dan meremasnya dari luar.
Nafas Caleb memberat. Remasan Cassandra membuat darah memompa lebih deras menuju kejantanannya yang kian memanjang. Ditambah dengan pemandangan indah di depan membuat tubuhnya tersulut api gairah.
Caleb menggengam jemari Cassandra yang masih aktif mengelus miliknya. "Hentikan Cassandra." Pria itu mendesis tajam.
Cassandra tahu nada suara dan tatapan itu. Baiklah, untuk kali ini ia akan berhenti menggoda suaminya. Ia pun beralih mengalungkan kedua lenganya pada leher Caleb. Memeluk Caleb sehingga dada mereka saling bersentuhan. Ia mengecup urat yang menonjol pada leher Caleb sambil memberikan tiupan-tiupan kecil.
Caleb tidak diam saja. Ia menempatkan telapak tangannya pada bokong Cassandra dan seketika berdiri. Ia menggendong Cassandra bagai koala menuju picture window yang ada di samping sofa mereka. Punggung Cassandra ia tempelkan ke bagian kaca dan baju wanitanya yang mengumpul di pangkal paha ia lepaskan sembarangan begitu pula dengan g-string yang sekarang tergeletak entah di mana.
Tubub Cassandra polos tanpa sehelai benangpun. Rambutnya yang bergelombang panjang membingkai wajah cantiknya yang terlihat begitu memikat. Caleb menatap wanitanya ganas. Ia meraup gambaran bidadari indah yang berdiri di hadapanya itu dengan rakus.
Jarak antara kedua tubuh mereka kian menipis hingga Caleb mempertemukan badan kekarnya dengan Cassandra dan melumat habis bibir sang wanita. Tanganya merangkum wajah Cassandra sedang yang lain mengelus lekuk pinggang wanita itu. Lidah mereka saling bertaut. Suara decapan saliva terdengar seiring panas yang memporak-porandakan rongga mulut mereka.
Selalu seperti ini, lumatan bibir Cassandra dengan miliknya selalu membuat dirinya menggila. Membuat tubuhnya meremang dan mendamba untuk melakukan lebih.
Cassandra juga merasakan hal yang sama. Ia memperdalam ciuman mereka dan meremas rambut lebat Caleb. Sang pria mengangkat tubuh polos wanitanya yang segera melingkarkan kakinya ke pingggul Caleb. Tangan nakal Caleb yang tak berhenti mengelus tubunnya kini merambat menuju payudaranya.
Sambil terus bercumbu, Caleb meremas gumpalan lembut milik Cassandra. Menjepit putingnya yang menegang dan memelintirnya perlahan. Erangan Cassandra menyelip diantara lumatan-lumatan basah mereka. Bagaikan musik yang mengalun indah di telinga Caleb.
Caleb melepaskan ciuman mereka. Ia menyatukan dahinya dengan Cassandra yang masih terengah-engah. Mulutnya dengan rakus meraup oksigen, begitu pula dengan wanitanya.
Tanganya masih aktif memberikan rangsangan pada kedua payudara Cassandra. Jarinya yang kasar membentuk pola melingkar di areola sang wanita. Begitu terus tanpa menyentuh putingnya yang menegang. Tiupan-tiupan kecil ia hembuskan di kedua puncak payudara Cassandra secara begantian. Membuat Cassandra mengeratkan remasan di rambut Caleb, menekan kepala Caleb untuk segera melahap kedua payudaranya.Caleb terkekeh kecil melihat wanitanya yang tak sabaran. "Apakah kau ingin aku menghisapnya?" Tanya Caleb sambil meremas kasar milik Cassandra. Wanitanya itu hanya mengangguk dengan mata terpejam.
"Memohonlah Cassandra, buka matamu dan memohon padaku untuk memuaskanmu." Dengan suara paraunya, Caleb berbisik di telinga Cassandra.
Tanganya sekarang tidak hanya memainkan payudara Cassandra, namun juga meremas-remas pantatnya yang empuk. Jarinya dengan nakal merambat semakin ke bawah menuju inti sang wanita.
"Caleb kumohon..."
"Apa? Sebutkan yang jelas apa yang harus aku lakukan terhadap tubuh nakalmu ini," Caleb berkata sambil mengusap kewanitaan Cassandra dari belakang dan menepuk-nepuknya kecil.
"Enghh... Ahh... Ca-Caleb... kumohon hisap payudaraku..." Wajah Cassandra memerah, antara malu dan gairah yang meluap.Melihat wanitanya memohon tak berdaya dengan wajah sayu dan memerah membuat kejantanan Caleb berkedut. Ia menurunkan kaki Cassandra dan mengangkat salah satunya agar kejantanannya tepat mengenai inti sang wanita. Ia menggesekan miliknya yang masih terbalut kain itu dengan bibir kewanitaan Cassandra yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Punishment [COMPLETE]
Romance! Bukan untuk pembaca di bawah umur ! "Ca - Caleb... apa yang kau lakukh- Ahhng!" Erangan keluar dari bibir cantik Casandra saat Caleb menghisap kuat lehernya. Tubuhnya sontak ke depan, menimbulkan gesekan di pusat dirinya dengan pangkal paha Caleb...