03. Kalung

536 85 12
                                    

Suasana tenang menyelimuti seisi kamar Oline, tak ada yang bisa Oline lakukan selain berbaring. Ia harus mengistirahatkan kakinya agar lekas membaikk.

pengelihatannya tak sengaja menangkap sebuah kotak kayu yang berada di atas lemari. Rasa penasaran mulai menghantui pikiran nya, ia bangkit secara perlahan.

Oline sedikit tertitah ketika harus berjinjit untuk meraih kotak tersebut.

"Hap!"

Kotak tersebut berhasil diraihnya, Oline kembali mendudukkan dirinya di pinggir kasur dengan kotak tua yang sudah berada digenggaman nya.

Kotak ini memiliki ukiran berbentuk bintang, muncul pancaran cahaya berwarna merah saat Oline membuka kotak tersebut.

Oline membawa keluar benda yang tadinya berada di dalam kotak. Ini sebuah kalung dengan bandul berbentuk bintang, persis seperti kalung pemberian sang ayah saat di dalam mimpi.

Semakin diperhatikan membuat Oline semakin yakin. Ia berdiri di depan cermin, memasang kalung tersebut pada lehernya.

Oline terperanjat kala melihat kalung ini semakin memancarkan sinarnya, ia kembali dibuat terkejut saat sebuah papan hologram berbentuk persegi muncul di hadapannya.

Oline menampar pelan kedua pipinya, berusaha memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. Merasa sakit di pipinya membuat nya sadar bahwa ini bukanlah alam bawah sadarnya.

"Jadi..., ini beneran bukan mimpi." Monolog nya.

[Sistem]
Hai! Oline Manuel Kailen.

Apakah anda ingin mengikuti
permainan ini?


[YA!]                                                       [TIDAK!]

Oline masih mematung, dengan segera ia melepas kalung tersebut membuat layar hologram di depannya menghilang secara perlahan.

Gadis ini keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. "Nenek!" Panggil nya pada wanita paruh baya yang tengah duduk di kursi goyang miliknya.

Oline mendudukkan dirinya pada sofa, ia menyodorkan kalung tersebut pada sang Nenek. Ia mengulum bibir menanti penjelasan sang Nenek.

mulut sang Nenek melengkung membentuk senyuman, "kalung nya masih terlihat indah, ya. Mungkin sudah saatnya kamu mengetahui rahasia keluarga Kailen." Ucapan sang Nenek membuat Oline semakin bingung.

"Rahasia keluarga Kailen?" Beo Oline, Wanita paruh baya itu mengangguk, matanya menatap langit-langit rumah, mengingat kejadian yang terputar dalam ingatannya.



Oline menaruh kepalanya di atas meja dengan beralaskan kedua tangannya, ia menaikkan sedikit pandangan menatap layar hologram yang berada di depannya. Ya, Oline kembali memakai kalung tersebut, gadis ini masih penasaran apa yang akan terjadi jika dirinya mengikuti permainan tak masuk akal ini.

"Oline, hey! Mikirin apaan sih?" Ah, tanpa Oline sadari ia termenung dan tidak mempedulikan keadaan sekitar. Tangan yang melambai di depan wajahnya membuatnya tersadar kembali, ternyata itu adalah Regie.

"Kenapa Gie?" Tanya Oline seraya membenarkan posisi duduknya.

Regie tersenyum simpul sebelum mulutnya berucap "Keliling sebentar, yuk. Sekalian liat adek kelas, mana tau ada yang lu suka," Regie menarik lengan Oline agar gadis itu berdiri. Namun nihil, Oline tetap mempertahankan posisi duduknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Next Level (Orine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang