Prolog

3 1 1
                                    

Sinar matahari pagi masuk dengan lembut ke kamar seorang gadis. Burung berkicau riang menyambut kehangatan sang mentari. Tirai dibuka oleh tangan kecil yang lembut

"Selamat pagi" Ucap sang gadis kepada burung di pekarangan rumah nya. Sang gadis dengan segera merapikan tempat tidur nya, tidak lupa untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Tapi sebelumnya ia harus memasak terlebih dahulu, menuju dapur dan memakai celemek biru kesayangannya

"Hari ini masak apa ya enaknya? Hm.. nasi goreng aja deh" Sang gadis dengan cekatan mulai mempersiapkan bahan-bahan. Rumah itu begitu sunyi, begitu sepi tapi begitulah keseharian sang gadis. Kesunyian adalah kesukaannya terlebih saat di pantai, tapi sayang sekali pantai cukup jauh


"Ih kakak! Kakak ga bangunin aku?! Tuh kan udah siang!! Kakak mah!"

Kesunyian sang gadis bernama Jelita Sanata hanya bertahan selama 1 jam, tepat setelah Clara Varsha, adiknya bangun. Clara hanya keluar dari kamarnya untuk membentak sang kakak sebelum masuk lagi untuk memakai seragam sekolahnya


"Ada apa sih ini? Pagi-pagi sudah berisik sekali"

Satu lagi suara yang memecah keheningan milik Jelita yang sibuk memotong cabai, suara lembut namun tegas dari ibunya, Fariska Govinda. Dengan cekatan Jelita menyiapkan kopi kesukaan ibunda untuk memulai hari

"Itu Clara ibu. Dia kesiangan katanya, tapi tenang aja. Aku yang atur alarm, dia kira sekarang sudah jam 8 padahal masih jam 6" Ucap Jelita dengan nada jahil yang membuat ibunya terkekeh

"Dasar kamu ini, tapi biar begitu dia adikmu. Jangan di ledekin terus"

"Iya ibu" jawab Jelita sambil menghidangkan masakan nya. Sang ibu menyantapnya dengan gembira, saat sang gadis akan duduk untuk ikut sarapan, suara merdu sang adik kembali terdengar

"Kakak!! Dasi aku mana?! Ah telat aku ini!" Jelita menghela nafas dan langsung ke kamar sang adik untuk mencarikan dasinya. Jelita sekali lagi menghela nafas karena kamar adiknya yang kemarin sore sudah dua rapikan menjadi kapal pecah lagi



"Clara, kakak kan sudah bilang jangan berantakin semua baju kamu. Dasi kamu kan di gantung di belakang pintu" Jelita menutup pintu dan memperlihatkan dasi biru milik Clara yang tergantung bersama dengan pita-pita koleksinya

"Ga usah berisik bisa ga sih? Pagi-pagi ngomel mulu, kalau tau dari awal kasih tau aja ga usah ngomel. Pantesan ga ada cowok yang mau" Clara dengan ekspresi kesal mengambil dasi dan memakainya sambil keluar kamar, meninggalkan Jelita yang sekali lagi menghela nafas

"Nanti deh aku beresin kamar ini, sepulang sekolah aja" Jelita keluar dari kamar Clara untuk bergabung di meja makan. Tapi meja makan sudah kosong, hanya piring dan gelas kosong di atas meja. Menandakan ibu dan adiknya sudah pergi lebih dulu

"Haish.. kapan ya aku bisa ikut makan bareng" Jelita duduk dan memakan makanannya dengan tenang, kembali ke kesunyiannya tapi kali ini lebih dingin, lebih suram

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Miss PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang