Part 20 - Masalah

5 1 0
                                        

Agnes

Nes\
Gue ke rumah lo ya\

"Ini anak betah banget gak pegang HP seharian" gerutu Kinar, "Jadi gak?".

"Sebenernya gue pengen liat keadaan dia" ujar Mawar, "Tapi kalau dia gak bales chat kita ya gue gak enak kalau tiba-tiba dateng, Kin".

Kinar berpikir sejenak, "Kalau besok dia gak berangkat lagi dan masih gak ada kabar apa-apa, kita dateng aja".

Mawar dengan ragu mengangguk.

"Ya udah, gue mau piket dulu" Kinar memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Gue duluan deh ya".

"Gak bareng gue aja?" tanya Kinar menghentikan langkah Mawar.

Mawar menggeleng, "Keburu ketinggalan angkot, dadah!".

Kinar melambai singkat membalas lambaian tangan Mawar yang menghilangkan dari pandangan setelah keluar dari kelas.

Gadis itu mengambil sapu lalu menjalankan tugas piketnya bersama yang lain.

Setelah selesai, Kinar berjalan santai menuruni tangga mengikutinya langkah teman-teman yang piket bersamanya tadi.

"Kenan!" seru gadis itu memanggil pemuda yang baru saja keluar dari ruang guru.

Ia berlari kecil menghampiri Kenan yang berjalan ke arahnya, "Liat nih!".

Kinar memamerkan kunci motornya pada Kenan. Pemuda itu tersenyum, "Udah boleh pake motor lagi?".

Kinar mengangguk senang, "Tadinya gue mau pulang sama Mawar, tapi dia malah duluan".

"Katanya mau jenguk Agnes, gak jadi?" tanya Kenan malah membuat Kinar memicingkan matanya curiga.

"Lo mau ikut jenguk Agnes ya?" tebak Kinar sambil tersenyum jahat, "Lo udah mulai baper sama Agnes kan? Alah! Gaya lo bilang gak suka, lain di mulut lain di hati juga ternyata ahaha!".

Kenan menghela nafas, "Gue cuma tanya, kenapa jadi sampe kemana-mana?".

"Heh! Gak usah mengelak ya!" Kinar mencolek hidung mancung Kenan membuat si empu melebarkan matanya kaget, "Jangan-jangan Agnes emang sakit, sakit gara-gara kangen sama lo!".

Kenan tiba-tiba pergi begitu saja membuat tawa Kinar lantas berhenti, "Ken! Kok ngambek sih?! Gak usah malu-malu gitu elah" ia kembali tertawa sambil mengikuti langkah Kenan menuju ke parkiran.

Dulu setiap pulang sekolah Kinar akan mampir ke warung Mak Jum lebih dulu untuk berkumpul dengan teman-temannya, tapi sekarang gairah itu seolah hilang darinya.

Kinar langsung pulang ke rumah dengan motor besarnya yang kini dia pakai lagi setelah seminggu ditahan oleh Tio.

Gadis itu membuka helm full face-nya setelah motor berhenti di dekat mobil Tio yang terparkir di garasi.

Kinar menyugar rambutnya yang sedikit berantakan itu, "Om!" panggil gadis itu.

"Tumben langsung pulang" Tio datang membukakan pintu, "Biasanya kalau bawa motor, keluyuran dulu"

"Om tumben juga udah pulang" Kinar melepas sepatu dan meletakkannya di rak.

Tio melipat tangan di depan dada, "Om cuma mau pastiin kalau kamu pulang dan gak keluyuran".

Kinar memutar bola matanya malas kemudian masuk ke rumah, Tio mengikuti langkah gadis itu.

"Selesai makan malam, Om mau bicara serius" ujar Tio menghentikan langkah Kinar yang sudah setengah jalan menaiki tangga.

Cerita Kinar | SELESAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang