bocah

659 66 7
                                    

Awan mendung menghiasi langit, pertanda sebentar lagi akan turun hujan.

Kini motor Nathan tengah melaju membelah jalan raya, dengan heckal yang senantiasa memeluk perutnya.

Tujuan mereka kini hanya satu yaitu pergi ke apartemen heckal dan lanjut dengan cudlle sambil menikmati suasana mendung.

Namun secara tiba-tiba tepat dari arah belakang ada motor yang melaju dengan cepat menyalip motor Nathan, dan berkahir motor beserta si pengemudi menabrak pohon dan jatuh

Nathan yang terkejut melihatnya buru-buru menepi dan menghentikan motornya, sementara heckal refleks turun dari motor dan menghampiri si pengemudi tersebut.

"Njirr masih bocah SMP na!" Ujar heckal kepada Nathan yang tengah berjalan kearahnya.

Nathan hanya memperhatikan bocah SMP itu, tanpa ada niatan untuk menolong

Heckal yang melihat itu seketika geram "NA! INI ANAK KECELAKAAN MALAH DI LIATIN DOANG! TOLONGIN!"

Nathan menatap heckal tidak suka, ngapain juga peduli? Kenal aja enggak!

"untungnya apa?" Ujar Nathan

"biar dapet pahala ellah, buruan! Gue mana bisa angkat ni bocah sendiri bjir,lo kan juga tau kalo jalan sini sepi!"

"iya iya, di bawa kemana? Langsung ke rumah sakit?"

"taruh apartemen gue dulu aja, kalo diliat dari luar sih lukanya nggak parah cuman ada goresan doang nggak ada luka juga kayanya di kepala, lagian kalo di bawa ke RS takutnya tengah jalan kita keujanan, tuh liat langitnya udah mendung banget" jelas heckal

Nathan sebenernya tidak setuju dengan heckal karena kalo itu bocah di bawa ke apartemennya si heckal dia kaga jadi ena ena dong?

Istighfar aja sih kalo kata gw mah.

Dengan berat hati Nathan menyetujui saran dari kekasihnya tersebut, ya mau gimana lagi yakan? Jarak apartemen ke rumah sakit juga jauh jadi yaa terpaksa.

Nathan mengendong bocah tersebut memposisikannya di antara tengah-tengah dia dan heckal biar gak jatuh, terpaksa mereka harus boti (bonceng tiga), gak ada pilihan lain.

Untuk motor nya tidak perlu di khawatir kan karena heckal sudah menghubungi temannya yang kebetulan dekat dengan kawasan apartemen dirinya tinggal.

Nathan membawa laju motornya memasuki kawasan apartemen heckal, setelah sampai di perkirakan tanpa menunggu lama Nathan mengangkat tubuh bongsor bocah tersebut dan membawanya masuk ke apartemen.

**

"Sayang aku hauuus" ujat Nathan dengan melingkarkan tangannya di pinggang heckal

"Minum lah, air banyak" kata heckal

"Ck, aku gak mau air!" Kata Nathan

Semakin mempersempit jarak di antara keduanya, nathan sudah memposisikan kepalanya di ceruk leher heckal, mulai mengendus dan menjilati nya secara perlahan

"Terus mau apa?" Tanya heckal

"Aku mau susu, susu murni dari sini" nathan membawa tangan nakalnya meremat kecil ujung puting heckal dari luar kaus yang ia kenakan

"anghh anjg! Na kita masih ada tamu!"

"Bentar aja.. lagian dia masih pingsan kan? Ayoo yaaangg~" ujar Nathan memohon

Memang benar jika bocah itu sekarang tengah tak sadarkan diri.

Selepas Nathan membawannya masuk ke apartemen heckal, Nathan langsung menjatuhkan nya di sofa ruang tengah, dan heckal langsung membersihkan luka-lukanya, sepertinya memang tidak ada luka serius.

"Enggak! enggak! Jangan macem-macem na gue lagi masak" peringat heckal, karena tangan nathan sejak tadi sudah aktif meremat pinggangnya

Nathan mendengus sebal, menyingkir dari heckal dan mengecup sekilas bibir manis kesukaannya tersebut dan berlalu menuju ruang tengah untuk menonton TV

Nathan memperhatikan bocah SMP itu yang sedari tadi tidak ada pergerakan sama sekali

"mati kah?" Gumamnya pelan

Nathan mengarahkan telunjuknya ke arah hidung bocah itu memastikan

"Ohh masih hidup" ujarnya, menarik tangannya dan mengaktifkan TV setelahnya.

"NA! COBA BANGUNIN ITU ANAKNYA KITA MAKAN DULU" teriak heckal dari arah dapur

Nathan tidak menjawab, dia langsung menjalankan apa yang di ucapkan oleh heckal yaitu membangunkan bocah tersebut.

"SAYANG BISA AMBILIN AKU AIR PUTIH?!" teriak Nathan

Tak lama kemudian heckal sampai dengan membawa segelas air putih di tangannya dan langsung menyerahkannya kepada Nathan.

"Kan udah gue bilang bangunin, kenapa jadi minta air minum?" Tanya heckal

"Iya ini mau bangunin"

Nathan menyiram wajah bocah itu dengan air yang di berikan oleh heckal

"ANJIRRR NA!"

"uhukk uhukk, banjir" bocah itu gelagapan

Dia langsung bangun dan naik ke atas sofa, nyawanya seperti di kumpulan dengan paksa, mana sekarang jadi pusing.

Dia berdiri di atas sofa sedangkan heckal dan Nathan hanya memperhatikan dari bawah

"Turun cil, jangan naik-naik di sofa, ntar kotor" ujar heckal sambil menarik-narik celana sekolah yang di kenakan oleh bocah itu.

Bocah itu memandang ke arah bawah, melihat wajah manis heckal yang menarik-narik celananya seperti anak kecil.

Bocah itu memandang ke arah bawah, melihat wajah manis heckal yang menarik-narik celananya seperti anak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gemes ya" gumamnya pelan

Bocah itu turun, dan langsung menghadap ke arah heckal menatap tepat pada mata bulat dan berbinar itu.

"Namanya siapa?" Tanya nya

"Heckal, ini nana" ujar heckal sambil menunjuk Nathan

"Nathan" jawab Nathan memperjelas

Bocah itu hanya manggut-manggut mengerti.

"Lo sendiri? Siapa?" Tanya heckal

"Jidan, Jidan Al-Ghazali"

**
Bye ..








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GEMES!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang