Setelah sampai di rumah keluarga harlen, Chika langsung masuk dan menemukan aran yang sedang menunduk di tengah tangga dengan tangan yang memegangi dadanya, jika di liat dari raut wajahnya ia seperti sedang menahan sakit.
" Aran " teriak Chika khawatir, ia ingin berlari menghampirinya.
" Jangan lari sayang " ucap Aran yang setelahnya ia mencoba mengatur deru nafasnya agar detak jantungnya kembali normal.
" Kamu kenapa kok pucat gini ?, kita ke rumah sakit ya ? " panik chika saat melihat wajah pucat Aran.
" Aku nggak papa kok sayang, cuma kecapean aja " ucap Aran dengan suara lemasnya.
" tadi aku bosan di kamar, makanya aku mau keliling rumah " lanjutnya.
" Kamu ini bandel banget sih, kan dokter udah suruh kamu buat banyak-banyak istirahat, badan kamu tuh masih lemas " ucap Chika yang masih tetap terlihat khawatir.
" sekarang kita ke kamar ya " lanjutnya.
" Iyaa " ucap Aran, dengan pasrah ia membiarkan tubuhnya di papah oleh Chika tanpa penolakan sedikitpun.
" Kamu udah minum obat kan ? " tanya chika setelah Aran kini sudah duduk nyaman di atas kasur.
" Udah sayang " ucap Aran dengan senyum manisnya.
" tapi ada satu lagi yang belum " lanjutnya.
" Apa ? " tanya chika dengan kening berkerut.
" Sini deh dekatan " ucap Aran yang langsung mendapatkan tatapan penuh selidiki dari Chika.
" hahaha aku nggak akan macam-macam " lanjutnya.
Dengan sedikit ragu chika tetap mendekat ke arah Aran, namun saat sudah dekat Aran malah memintanya untuk semakin mendekat lagi, dan akhirnya jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa centi, jika di lihat dari belakang mereka terlihat seperti sedang berciuman, Chika mendekatkan telinganya ke arah aran dan.
Cup..
Aran mencium sudut bibirnya, membuatnya langsung menjauh dari Aran dengan tangan yang memegang bekas ciuman Aran tadi.
" Kamu ngerjain aku ya ? " ucap Chika menatap tajam Aran.
" Hahaha nah sekarang aku sudah minum semua obat ku, dan itu akan membuat aku semakin cepat sembuh" ucap Aran dengan tampang tak bersalahnya.
" Haiss kamu ini, untung lagi sakit " geram Chika yang hanya di balas cengengesan oleh Aran.
(◕ᴗ◕✿)
Kembali ke Christy, saat ini kelas mereka lagi tidak ada guru, gurunya tadi pamit pergi entah kemana dan meninggalkan tugas untuk mereka ketjai dan tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah menyelesaikannya.
" Chris gimana sama perceraian lo, udah kelar ? " tanya muteh.
" Nggak tau, belum di kasih kabar " ucap Christy.
" Gimana kalau nanti pulang sekolah kita main ke rumah lo, boleh nggak ? " saran muteh.
" Nah betul tu, kita udah lama temanan tapi belom pernah ke rumah lo " ucap Adel.
" Sekalian jengukin kak Aran " ucap muteh.
" Boleh " ucap Christy yang membuat muteh dan Adel tersenyum senang.
Jangan tanyakan Zee kemana, karna ia lebih suka menyimak tanpa perlu repot-repot mengeluarkan suara.
Skip..
Kini mereka sudah berada di depan rumah Christy, di sana juga ada jesi yang tadi memaksa untuk ikut ke rumah Christy, dan seperti biasa tanpa ingin berdebat Christy mengiyakannya.
" Ayo masuk " ajak Christy.
Mereka semua pun masuk mengikuti Christy, dan baru beberapa langkah memasuki rumah, mereka bertemu dengan shani yang baru saja turun dari lantai atas, shani yang melihat mereka ia sempat bingung namun detik berikutnya ia tersenyum.
" Sayang, kamu kok nggak bilang mau bawa teman-teman kamu ke rumah, kan mama tadi bisa nyiapin cemilan dulu buat kalian " ucap shani sambil melangkahkan menghampiri Christy dkk.
" Mereka tadi bilangnya juga mendadak mah" ucap Christy.
" Halo tante " sapa teman-teman Christy.
" Hay "
" Kebetulan ayo kita makan bareng, Aran dan chika juga lagi makan " ucap shani.
" Hehe nggak usah tante " ucap Adel dan muteh canggung.
" Udah ayo nggak papa, anggap aja rumah sendiri " paksa shani, ia menarik tangan Zee dan muteh untuk ke meja makan dan di ikuti yang lainnya.
" Loh dek, baru pulang ? " Ucap Aran saat melihat kedatang shani dengan orang yang tidak ia kenal lalu di susul oleh Christy di belakangnya, iapun jadi tau kalau orang-orang yang tidak di kenalnya ini adalah teman-teman dari adiknya, di tambah seragam yang mereka pakai juga sama.
" Iya bang " balas Christy sambil duduk tepat di depan Aran, di samping Aran ada Chika yang emang sedari tadi membelakangi pintu masuk, namun kini ia sudah menoleh ke arah Christy lalu ke yang lainnya, dan matanya berhenti tepat pada seseorang yang kini baru saja duduk di samping Christy yang otomatis berhadapan dengannya.
" Ayo kita makan, nggak usah sungkan" ucap shani.
" Iya tante " ucap mereka semua kecuali Aran, Chika, dan Christy.
Walaupun canggung namun mereka tetap makan dengan tenang, begitu juga dengan Christy walaupun pemandangan di depannya membuat matanya sakit, yang dimana Chika sedang menyuapi Aran, bukan hanya mata hatinya juga sakit.
" Tuh cewek sebenarnya siapa sih, dimana-mana selalu ada dia, mana dia ngeliat gue kayak liat musuh lagi, tapi ya udah lah yang penting dia bukan saingan gue " ucap jesi dalam hati yang ternyata juga melirik-lirik pemandangan di depannya, hal itu membuatnya sedikit lega karna cewek yang ia kira saingannya sedang bermesraan di depannya, dan sudah di pastikan kalau itu pacar dari cewek itu yang tak lain adalah Chika.
" Jangan di liat " bisik muteh tepat di telinga Christy, kini posisi duduk mereka itu, Christy tepat berada di tengah-tengah antara jesi dan muteh, dan di depan muteh ada shani.
Bisikan muteh tadi di balas senyum simpul oleh Christy, dan keduanya sama-sama kembali fokus pada makanan masing-masing.
" Lio mana mah ? " tanya Christy saat ia sudah mengahabiskan makanannya.
" Tadi dia nungguin kamu tapi malah ketiduran, jadi mama gendong ke kamar " ucap shani yang di balas anggukan juga senyum oleh Christy.
ʕっ•ᴥ•ʔっ
My name is gil
KAMU SEDANG MEMBACA
( CH2 )
Teen Fictionlangsung baca aja gais yang ngk suka skip jangan lupa folow ya gais