"semua orang pernah mengalami
tapi tak semua orang berani untuk membela diri"tepi danau yang indah, suasana yang tenang membuat seseorang akan betah di sana, apalagi jika ke adaan yang sedang sepi sungguh itu benar-benar membuat seseorang bisa menenangkan pikiran dengan begitu banyak keributan yang ada di isi kepala
gadis yang duduk di bangku tepi danau, dengan memakai baju bernuansa putih coklat itu kini sedang hanyut dalam pikirannya
"emang kalau udah kotor gak pantas di cintai ya?" pikiran gadis itu selalu membayangkan masa-masa kelamnya
dia merindukan dirinya yang dulu, di mana dia bisa bahagia, gembira, selalu ramah pada orang-orang di sekitarnya, dan selalu suka dengan keramaian
tapi sayangnya kebahagiaan yang tuhan berikan hanya sebatas saat dia berumur 12 tahun
bertahun-tahun dia mencoba berdamai dengan dirinya sendiri, namun sayangnya saat dia sudah mulai berdamai dengan dirinya sendiri
malangnya dia harus mengalami hal yang sama, sesak, sakit, ketakutan, kekhawatiran, semua itu menjadi satu hal dalam satu waktu
semua memori itu kembali muncul, kepalanya terasa sakit, hatinya begitu
takut, dia selalu menghawatirkan hari-hari setelahnyadia selalu takut hal itu terulang kembali, jika tuhan memberikan satu permintaan, mungkin dia akan memilih tidak di lahirkan atau mungkin tidak ingin mengenal 'seseorang' itu
walau dia sudah memaafkan perilakunya tapi tetep saja, luka yang dalam itu hanya di berikan satu kata saja, yaitu "maaf" sungguh tidak adil
dia ingin melupakan semua hal, dia ingin menjalani hidup seperti biasanya, dia ingin memori buruk itu hilang dari pikirannya, memori yang sangat dia tidak suka yaitu
FALISHA ANASERA DAN TRAUMA MEDUSANYA
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA MEDUSA
Teen Fictiongadis yang manis hangat dan ceria kini menjadi seseorang yang pendiam, sorot mata yang tidak memancarkan kehidupan, dan kebenciannya pada dunia gadis yang dulunya masih kecil itu mau tak mau harus menerima hal yang sangat kejam oleh orang dewasa di...