Halo guys! Cerita Tiara dan Arzan aku revisi ya. Maaf lama banget update soalnya aku sering sakit dan hp aku juga sering error dan aku juga nulis di aplikasi lain.
Semoga kalian suka ya. Jangan lupa pencet bintang dan komen.
***
"Ra, gimana perkembangan usaha lo?" Seorang perempuan berkacamata terlihat antusias dengan pertanyaannya.
Gadis berambut panjang menjawab, "Toko roti gue semakin maju, Bee."
"Lo banyak duit, dong. Boleh pinjam seratus?" tanya Beby bergurau.
"Lo anak dprd mustahil enggak punya duit," kata Tiara sambil memgaduk jus alpukat dengan sedotan.
"Kayaan lo, Ra. Anak bos seblak," sahut Beby memotong steak.
"Bee, lo tau enggak sekarang lagi marak kasus korupsi? Pelakunya bukan bapak lo, kan?"
Beby terbatuk-batuk ketika mendengar pertanyaan sampai daging yang ada di mulutnya keluar dan mengenai seorang pria yang duduk di meja sebelah.
"Lo nyumpahin bapak gue jadi koruptor?" tanya Beby sewot.
"Bisa jadi, kan? Namanya pe ---." Ucapan Tiara terpotong ketika melihat cowok ganteng yang akan menghampirinya.
Pandangan yang tajam, badan kekar dan tinggi sampai membuat Tiara lupa menutup mulutnya, saking terpesonanya.
Belum lagi lengan kemeja yang digulung dan sepatu pantofel yang mengkilap menambah pesona lelaki itu.
"Gara-gara anda, rambut saya jadi kotor dan bau!" bentak cowok itu menunjuk muka Beby.
"Maaf, gue enggak sengaja," ujar Beby dengan malas.
Tatapan tajam dari lelaki itu tidak mampu membuat Beby terintimidasi malah membuatnya tertantang.
"Terus lo maunya apa? Gue bersujud di kaki lo?" Beby bersedekap.
"Tidak perlu. Anda cukup menjadi pendamping saya di ulang tahun orang tua saya."
Beby termenung mendengar penawaran pria di hadapannya. Beby sangat bingung harus menerimanya atau menolaknya.
Melihat Beby yang terdiam, Irham kembali bersuara. "Gimana anda setuju, kan?"
"Teman saya pasti setuju, Pak," celetuk Tiara jengkel melihat sahabatnya yang hanya terdiam.
Beby beralih menatap Tiara dengan nyalang dan membentaknya. "Maksud lo apa, sih?"
Tiara hanya cengar-cengir sambil mengedipkan matanya tanpa berbicara.
"Lo kenapa? Kesurupan nenek ganjen?" tanya Beby sengit.
Bukannya menjawab Tiara malah melemparkan pertanyaan kepada Irham. "Saya boleh ikut tidak, Pak?"
Irham mengangguk tanpa melirik Tiara. "Boleh."
"Saya minta nomor telepon Anda," Pinta Irham mengambil ponsel berlogo buah apel digigit dari kantong kemejanya.
"Boleh, Pak. Ini nomor saya," ucap Tiara memperlihatkan nomor handphone-nya kepada Irham.
Padahal Irham meminta nomor perempuan memakai dress merah muda tetapi malah perempuan yang menggunakan blazer memberikan nomor ponsel.
"Maaf saya minta nomor gadis ini," ujar Irham menunjuk Beby yang tengah meminum jus buah naga.
"Saya enggak punya handphone maklum orang miskin," kata Beby setelah menghabiskan minumannya.
Tidak semudah itu membuat Irham percaya. Sekarang zaman sudah canggih dan banyak pekerjaan yang ditunjang oleh teknologi, mana mungkin manusia zaman sekarang tidak mempunyai handphone.
"Nomor saya aja, Pak. Teman saya memang suka jual mahal," timpal Tiara.
Akhirnya, Irham mengetik deretan angka yang tertera di ponsel wanita berwajah tirus.
"Nama Anda siapa?" tanya Irham.
"Tiara Almeira, gadis paling cantik di Jakarta," jawab Tiara dengan bangganya.
Beby yang melihat temannya kepedeen mendengus kesal. Padahal cewek cantik di Jakarta sangat banyak tetapi temannya malah kepedean.
"Sudah saya simpan," ucap Irham menyimpan ponselnya di tempat semula.
"Saya pergi dulu," pamitnya melangkah menuju toilet.
Irham harus membersihkan rambutnya yang bau terkena daging steak.
"Gila, itu cowok keren banget." Tiara menatap kagum punggung lelaki itu.
"Lebay, lo. Masih banyak yang lebih keren dari dia." Beby terlihat tidak suka.
"Lo kenapa sih kayaknya enggak suka sama dia?"
"Habisnya itu cowok ngeselin."
Mulut Tiara terbuka lebar sambil berbicara dalam hati. "Padahal lo yang ngeselin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Pak Arzan (Revisi)
Любовные романы🦋Jangan lupa follow, vote and komen 🦋Follow ig @ranwp.27 and @wp.browniesnyoklat Cover by: covershopplatform Sudah dua puluh tahun, Tiara Almeira hidup tanpa orang tuanya. Tiara tidak tahu nama orang tuanya membuatnya kesulitan menemui orang tuany...