Oneshot🤍

26 2 0
                                    

"Tidak semua pertanyaan, tersedia balasan. Serta, tidak semua balasan dapat dengan mudah dijabarkan. Kadang kala, kenyataan harus disembunyikan hanya demi untuk kebaikan. Namun, hal kebaikan yang dipilih untuk disembunyikan, ternyata mempunyai sebuah isyarat makna yang dalam. Juga dapat tak sengaja menorehkan perasaan suka, duka atau pun kesakitan tak terbatas. Tergantung pada bagaimana situasi dan bagaimana cara orang menyikapi."

****

Jiwa apa sebenarnya yang telah merasuki pikiran pria bersurai hitam ini? Aku sama sekali tidak mengenal dirinya. Namun, mengapa ia terus saja muncul dihadapanku. Lantas, kuasa apa yang telah dimilikinya? Sehingga berani untuk mengacau kehidupan gadis anggun serupa diriku? Ah, sepertinya ia memang sudah tidak waras.

~Kim Yoojung~

Silakan sakiti aku sepuasnya. Aku berbesar hati menerima jika memang hal itu bisa membuatmu senang. Namun, jangan pernah berharap aku menjauh dari kehidupanmu. Sebab kau adalah peri cintaku yang sangat istimewa dan selamanya akan tetap bertugas menyempurnakan duniaku.

~Byun Baekhyun~

__________________________________________________________________________________

Embun perlahan-lahan jatuh membasahi permukaan bumi. Semilir angin yang berdesir pun akan terasa lebih sejuk dikala itu. Sebagian manusia terkadang memulai aktivitasnya pada waktu ini.

Kim Yoojung, gadis yang mempunyai tanda lahir diujung matanya itu, tengah tampak menyibukkan diri membikin aneka ragam cookies yang nantinya akan ia pajang dalam sebuah wadah berlapis kaca. "YOU'R KIES/S SHOP" merupakan usaha yang telah dijalankan Yoojung sejak beberapa tahun lalu. Cukup terkenal juga terbilang sukses, sebab ia sudah memiliki banyak pelanggan setia. Dan tokonya tidak pernah sepi akan pengunjung.

"Hai, Cantik. Good morning!" sapa seorang lelaki berwajah tampan juga menggemaskan diwaktu yang bersamaan. Ia berprofesi sebagai CEO perusahaan INB100 yang bergerak dibidang properti. Sungguh Pria yang mapan dan matang bukan?

Kehadirannya berhasil membuat Yoojung menghela nafas dengan kasar. Terdengar pula, keluhan yang keluar dari bibir ranum berwarna merah merona. "Apa tidak ada pria lain selain dirinya, Tuhan? Dia, terus saja mengganggu hari-hariku."

"Ya! Tidak baik mengoceh dipagi hari. Seharusnya kau memberikan senyuman manis di setiap aku datang. Itu baru benar."

"Ya! Seharusnya kau pergi dari sini dan jangan pernah menemuiku lagi, Byun Baekhyun!" Yoojung berteriak seraya melemparkan adonan cookies-nya ke arah depan dan tepat mengenai kemeja putih Baekhyun. Alih-alih merasa bersalah Yoojung justru mendorong paksa tubuh tegap pria itu setakat mendekati pintu keluar. Seringnya mendapat perlakuan kasar dari Yoojung tak membuat Baekhyun gentar. Seakan sudah biasa sehingga ia tidak begitu memperdulikan hal yang selalu dianggapnya ringan.

"Aigo! Kau lihat sekarang masih pukul berapa? Pukul 5 pagi. Sementara karyawanmu baru akan bekerja pukul 8 pagi. Lantas, kalau bukan aku yang berbaik hati menghampiri kemari untuk membantumu, siapa lagi Yoojung-ie?" Baekhyun sangat percaya diri.

"Kau bilang apa? Yaa! Perhatikan ucapanmu. Ck, berani sekali kau memanggilku dengan sebutan itu. Memangnya aku ini akrab denganmu?" Yoojung berkacak pinggang.

"A-aa, mohon maaf, Yoojung-i.e" Baekhyun membungkukkan tubuhnya.

"Aishh, sungguh! Kau benar-benar ingin mati, eoh?" Yoojung merasa sangat jengkel.

"Ah, tidak-tidak. Aku minta maaf, Yoojung-shi," ralat Baekhyun.

Yoojung memutar bola matanya malas. Kemudian kedua tangannya menggait gagang pintu dan membukanya lebar-lebar. "Sudahlah, lupakan. Sekarang angkat kakimu dari sini, juga jangan pernah kembali! Aku banyak pekerjaan dan tidak ingin ada yang mengganggu. Silakan, keluar Byun Baekhyun yang terhormat." Yoojung menengadahkan sebelah tangannya.

Secara mengejutkan, tiba-tiba saja Baekhyun mengangkat satu kakinya. Namun, masih terdiam terpaku di tempat. "Kau, sedang apa?" Yoojung terheran.

"Maaf, Yoojung-shi. Aku hanya mampu, mengangkat sebelah kaki saja," jawabnya santai.

Yoojung memejamkan matanya. Sembari menepuk jidatnya pelan. Sepertinya gadis mungil itu tengah mencoba untuk meminimalisir perasaan kesal yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun. "Aku sama sekali tidak berminat untuk bercanda tawa denganmu, Byun Baekhyun-shi. Pergilah dari sini secepatnya!" Berteriak untuk yang kedua kalinya.

Terdengar decakan kekecewaan dari bibir tipis Baekhyun. "Hm, apa kau yakin tidak membutuhkan ban-"

"Aauufftt-" Dengan cepat, Yoojung mengeluarkan seutas keluhan. Sepertinya ia sudah tidak sanggup untuk berkata-kata lebih banyak lagi.

"Dengar, Byun Baekhyun, gadismu sudah menghembuskan nafas kasar. Itu artinya kau harus pergi sekarang. Eoh, baiklah!" Baekhyun bermonolog sendiri. Demi menjaga kestabilan emosi sang gadis. Dan dengan berat hati memaksakan kakinya untuk mulai melangkah keluar pintu. Melihat orang yang bersangkutan sudah akan pergi, Yoojung pun tanpa berlama-lama lagi segera berjalan kembali menyusuri area dapur.

Ketimbang mempercepat kepergiannya, Baekhyun, justru memilih untuk lebih dulu meneriaki Yoojung dari luar pintu. "Yaa, Yoojung-ie! Sebaiknya setelah ini kau harus berendam di sekumpulan air es, supaya kepalamu itu terasa lebih dingin. Kau tau itu benar-benar sangat bagus untuk meredam emosi seseorang. Saranku sungguh hebat bukan?"

Mendengar saran yang berupa sebuah cemoohan itu, secepat kilat membuat Yoojung berbalik badan serta membalas teriakan tersebut. Sekaligus dengan kegeraman melepas sandal bermotif kartun Barney Dinosaurus berwarna violet kepunyaannya, guna untuk melempar sosok pria yang sangat memuakkan baginya. Namun, tidak seperti yang diharapkan. Sandal comel itu pun hanya berakhir di pintu toko yang berlapiskan dinding kaca. Sedangkan orang yang berjaya memancing ketidakwarasannya di fajar hari ini mulai ketara gegabah masuk kedalam mobil porsche hitam miliknya. Tak lupa, Baekhyun dengan sengaja membunyikan klakson tanda pamit pergi. Sungguh menyebalkan sekali bukan, pria bermarga Byun ini.

Akibat ulah seseorang yang sangat menjengkelkan hati itu. Sembari mengaduk adonan baru Yoojung pun tak dapat menghentikan umpatan untuk Byun Baekhyun. Beginilah adegan yang ditampilkan setiap mulai menjelang matahari terbit menuju cakrawala. Suasana hati yang tersusun rapi penuh kegirangan sewaktu keluar rumah, seketika berubah menjadi buruk hanya pada saat melihat wajah seorang Byun Baekhyun. Oh, ralat! Wajahnya, tidak pernah salah. Lantaran, memang sangat tampan nan rupawan. Namun, jauh berbeda dengan tingkahnya yang sangat mendongkolkan hati.

Selagi Yoojung masih tengah bermasam muka, dirinya tanpa sengaja mengalihkan atensi pada salah-satu meja pelanggan. Tampaknya di sana ada sesuatu benda yang mencolok pandangan mata.

Love Is Never Lost (Oneshot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang