>•<°°>•<
Kakak Sung sedari tadi keluar masuk kamar, mengambil pakaian kotor anak-anak dan memasukkannya ke dalam plastik hitam besar. Kegiatannya menjadi tontonan Taesan yang sibuk mengunyah sereal keringnya, dia mengamati Kakak Sung dari meja makan.
"Kakak Sung, mau pulang ke kost yaa?" Tebaknya.
Kakak Sung memang sesekali pulang ke kostnya, dia tidak lupa dengan tempat tinggalnya yang sebenarnya. Dan juga, di rumah ini tidak ada mesin cuci, kalau di kost dia bisa meminta ijin ibu pemilik kost untuk menumpang cuci baju.
"Iya Taesan, kakak mau bersihkan kost kakak dan mencuci baju-baju kotor kalian ini, uhh, liat bajunya Leehan yang ini kotor sekali!" Sambil mengangkat pakaian lengan panjang dengan banyak noda lumpur, Kakak Sung menutup hidungnya.
Taesan tertawa renyah, dia ingat betul Leehan bermain lumpur ketika Kakak Riw mencuci piring di belakang. Air yang keluar dari selang dibuatnya seperti shower hotel mewah. Saat itu Taesan ingin bergabung, tapi Kakak Sung sudah datang lebih dulu memarahi Leehan, Taesan tidak jadi bergabung. Dan hari berikutnya, Leehan demam.
"Hahahaha, Ihan busuk bajunya!" Tunjuknya pada baju kotor itu.
Dengan tenang Kakak Sung merapikan plastik dan membawa tubuhnya duduk berhadapan dengan Taesan. Kakak Sung mendekatkan gelas susu ketika melihat gerak-geriknya seperti akan segera tersedak.
"Kakak Sung mau pulang dulu, Taesan jaga Ihan dan Unhak ya? Nanti sore katanya Kakak Jey akan datang kemari, mau temani tidur juga."
Taesan menelan sereal lalu mengangguk tidak lupa dengan satu jempol, "siap Kak, Tesan akan jaga Ihan dan Unhak sampai Kakak Jey datang!"
Kakak Sung tersenyum manis, menggusak kepala Taesan hingga rambut anak itu membentuk dua telinga secara tidak sengaja. Seperti kucing hitam yang lucu.
Taesan melanjutkan acara sarapan dengan Kakak Sung membuka pintu depan perlahan-lahan, dia mengintip sebentar ke arah kamar guna melihat Leehan dan Woonhak, keduanya masih tertidur.
Pergi di saat matahari masih belum terlihat adalah cara yang paling benar. Kakak Sung selalu pulang ke kost pagi-pagi sekali, dia akan membangunkan Taesan, menyiapkan sereal dan meminta anak itu menjaga Leehan dan Woonhak. Selalu seperti itu sampai Taesan terbiasa bangun lebih awal.
"Kakak Sung pulang dulu, jaga Ihan dan Unhak yaaa," bisik Kakak Sung, badannya sudah sepenuhnya di luar tinggal tersisa kepala yang menyembul masuk.
Taesan lagi-lagi mengangguk ikut berbisik, "iya, Kakak Sung, hati-hati di jalan!"
Pintu sudah sepenuhnya tertutup. Taesan masih dalam aktivitas sarapannya seorang diri. Dia bersenandung dengan kepala dan kaki yang bergoyang ke kanan dan ke kiri.
"Selesai!" Kaki kecil itu turun dari kursi, dia meraih mangkuk putih dan gelas kosong bekas makan membawanya ke belakang, meletakkan keduanya di dalam loyang dimana biasanya Kakak Riw mencuci piring.
Kembali masuk ke dalam rumah, Taesan mengambil dua mangkuk baru, menarik sereal dari lemari dan menuangkan ke dalam mangkuk, tidak lupa Taesan tambahkan susu ke dalamnya. Ini sereal Leehan dan Woonhak, jadi harus pakai susu.
Tangannya tidak berhenti di sana, si kecil ini mengeluarkan dua gelas lagi dan memberikan gula dan susu bubuk. Dispenser yang dipasang Kakak Sung sudah menunjukkan lampu kuning tanda air panasnya sudah siap.
![](https://img.wattpad.com/cover/367528615-288-k36252.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cari!
Teen FictionAnak kecil itu selalu banyak tingkahnya. Tidak bisa diatur dan suka sekali melakukan banyak kenakalan membuat naik darah. Sungho, Riwoo dan Jaehyun sakit kepala mengurus tiga bocah dengan pribadi yang berbeda-beda. Mau bagaimana lagi? Mereka sangat...