Balqis tiba dimalam hari ia memasuki kerajaan itu dengan pintu gerbang yang berukuran raksasa ia memperhatikan seluruh sudut tampaknya banyak yang sudah diubah ini bukan lagi rumahnya tetapi akan menjadi penjara baginya.
Saat sibuk memperhatikan perubahan kerajaan itu tiba-tiba Lady Selena datang menghampiri nya kemudian tersenyum."Selamat datang kembali putri Balqis kami sangat senang anda tidak melawan saat prajurit menjemput anda"
Balqis balik tersenyum dengan sangat manis."Untuk apa saya melawan yang mulia? Bukankah saya akan menjadi ratu kerajaan ini?"
Wajah Lady Selena seketika merah seperti sedang menahan amarah nya kemudian ia mendekat dan membisikkan sesuatu pada Balqis."Itu memang benar adanya tetapi jangan senang dulu kau akan dimusnahkan ketika telah melahirkan keturunan raja"
Jantung Balqis berdetak kencang dia sangat terkejut atas penuturan ibu dari raja biadab itu."Kau akan menarik kembali kata-katamu itu lady Selena" balasnya dengan tersenyum Balqis berusaha untuk mengendalikan emosinya jika tidak dia mungkin akan mencakar wajah sialan janda tua itu.
Lady Selena tampak sudah muak mental Balqis sepertinya sangat kuat hingga kata-kata apapun tak mempengaruhinya.
"Pelayan antar dia ke kamarnya."perintahnya pada pelayan.
Kemudian Balqis pergi bersama pelayan itu tak lupa membalas perkataan maut Lady Selena tadi juga dengan berbisik ditelinga Lady Selena."Berdoalah agar anakmu selamat dariku."
Seketika tubuh Lady Selena bergetar ternyata gadis itu sangat berbahaya dari yang ia bayangkan, Ia pikir gadis itu adalah gadis penurut dan sedikit bodoh tetapi gosip yang ia dengar salah besar justru gadis itu akan menjadi duri bagi sang putra.
Sedangkan Balqis pergi dengan senyuman puas dengan ekspresi sang Lady. "Tunggu pembalasanku lady aku akan merebut putramu." batinnya.
Sekarang Balqis sudah mengetahui tujuannya yaitu ia akan membuat raja itu tunduk padanya.
∞
Seorang pria dibalik pohon sedang melihat seorang gadis yang menangis dibawah sinar rembulan tangisannya terdengar sangat memilukan.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat yang membebaskan ku dari kesedihan."
Kata-kata terakhir yang Volkov dengar dari mimpinya sebelum ia tersadar dari tidurnya.
Ia menoleh ke arah jendelanya yang berukuran besar tidak ada gorden yang menutupinya sehingga sang fajar dapat ia saksikan. Sadar bahwa tadi hanyalah mimpi tetapi itu terasa sangat nyata ia bahkan bisa mengingat dengan jelas perkataan gadis yang ada didalam mimpinya.
"Aku melihatmu lagi didalam mimpiku sejak 10 tahun lamanya kau tak pernah datang." monolog nya sambil menatap matahari yang akan terbit.
Pertama kali gadis itu datang di mimpinya saat usianya 10 tahun didalam mimpinya volkov bermain bersamanya ia melihat wajah gadis itu tetapi entah kenapa saat terbangun dari mimpinya seolah ingatannya dihapus wajah gadis itu tidak bisa ia ingat ia hanya mengingat rambut emas elegan milik gadis itu.
Terakhir kalinya ia bermimpi saat umurnya 17 tahun ia melihat gadis itu tumbuh menjadi remaja yang cantik gadis itu tampak ceria dengan dengan rambut emasnya saat itu ia dipeluk erat oleh gadis itu sebelum ia pergi dan terbangun dari mimpinya ia tak tahu bahwa itu akan menjadi terakhir kalinya ia memimpikan sosok gadis itu.
Tetapi kali ini setelah usianya 27 tahun tapat setelah 10 ia menghilang Volkov melihat kesedihan yang amat dalam dalam diri gadis itu tetapi anehnya dia tidak bertemu dengan gadis itu ia hanya menyaksikannya dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemie Become A Queen
Fantasy[Inspiradet from The White Princess] #1 on War - 22/4/24 #1 on Kingdoms - 23/4/24 #1 on Enemies to lover - 24/4/24 #1 on Romance - 25/4/24 Balqis dari wangsa Kish putri dari Raja Xander II dari Kerajaan Ethiopia yang hidup dimasa perang Saudara seja...