53

68 7 0
                                    








Didepan lorong rumah Encang ada Joel sedang terdiam menetralkan emosinya. Dia tidak mau menelpon Hanenda dalam keadaan emosi. Dia takut Hanenda mengetahui tentang perkataan Encang, dan dia juga tau Hanenda orangnya emosian. Jadi disinilah Joel memijit-mijit kepalanya yang pening gegara omongan Encang.



Setelah beberapa menit akhirnya Joel bisa mendamaikan emosinya. Diliriknya jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 23.30 lewat. Diambilnya hape yang berada dalam tas kecil yang sedari tadi dia selempangkan.



Sudah puluhan kali Hanenda menelponnya, puluhan chat Hanenda belum juga dia baca. Pasti diapartemen, Hanenda sangat kuatir. Buru-buru dia telepon kembali kekasihnya itu.


Baru deringan pertama, Hanenda sudah mengangkat panggilan Joel.


"Assalamu alaikum Adek. Kenapa baru menelpon. Panggilan dan chat aku tidak digubris. Kamu baik-baik saja kan sayang?"


"Walaikum salam A'. Maaf baru nelpon Aa'. Kerjaan Adek baru selesai. Aa' dimana?"



"Aa' didepan lorong rumah kamu, dari tadi ada disini. Kamu dimana nanti Aa' jemput."



"Aku shareloc yah alamat Encang. G jauh kok dari situ. Sekitar 10 menit bisa nyampe."


"Oh ya sudah. Aa' kesitu jemput kamu. Jangan kemana-mana."


"A' tidak usah tutup teleponnya yah, temani Adek cerita."


"Iya sayang, Aa' tidak tutup. Kamu betulan tidak kenapa-kenapa selama disitu? Kalau ada apa-apa cerita Dek." Hanenda jelas tau pasti ada yang Joelnya tutupi dari dirinya, namun dia menghargai Joel yang belum mau mengutarakan apa yang telah terjadi dirumah Encang.


"G kok A'. G ada apa-apa, cuma mau aja dengar suara Aa'. Emang g boleh A'?"


"Siapa bilang tidak boleh. Sangat boleh Adek. Kamu prioritas Aa'. Pasti sangat boleh. Tunggu yah, Aa' kebut ketempatmu'.


"Jangan ngebut A' udah malam, g macet juga"


"Ya Aa' kan mau sekali ketemu dengan kamu"


"Mulai deh Aa' gombalnya."


"Aa' tidak gombal sayang. Aa' betulan ini. Aa' sangat ingin ketemu dengan kamu, peluk kamu."


"Adek juga sangat ingin bertemu dengan Aa'. Pengen dipeluk juga" ucap Joel dengan suara yang pelan sambil tertunduk memainkan sepatunya.


Tidak berapa lama setelah itu, Hanenda telah melihat Joel dari jauh sedang berdiri didepan lorong.


"Ahh Aa' sudah lihat kamu. Kamu tunggu yah begitu dimobil Aa' tagih janjinya harus peluk Aa'."


"Iya A'."





Sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilat berhenti pas disamping Joel yang sedang berdiri. Joel pun mematikan hapenya. Pintu penumpang mobil sedan itu pun terbuka menampakkan wajah yang luar biasa memukau Joel malam ini.


Joel pun segera duduk, dilihatnya Hanenda sudah merentangkan tangannya lebar-lebar, tanda ingin memeluk Joelnya seorang.


Joel yang peka segera menubrukkan dirinya kepelukan Hanenda. Menghirup aroma manly elegan yang memabukkan dirinya. Yang setiap waktu bikin Joel jatuh kedalamnya.


"Aku rindu kamu Joel. Sangat rindu. Kamu jangan pergi kemana-mana lagi. Jangan jauh dari Aa'. Aa' tidak sanggup Joel jauh dari kamu". Ucap Hanenda sambil membubuhkan kecupan dipucuk kepala kekasihnya.


"Aku juga kangen Aa', sangat kangen Aa'." Joel pun makin masuk kedalam pelukan hangat kekasihnya itu.


"Kamu tidak kenapa-kenapa kan di acara tadi? Encang itu tidak memarahi kamu?"



"G kok A'. Semuanya aman terkendali. A' sampai kapan Aa' parkir disini? Nanti digrebek warga tau"



"Hahaha iya iya, kita pulang kerumah oke. Aa' capek ingin peluk kamu sambil tertidur sampai pagi. Boleh?"



"Boleh A'. Aa' boleh peluk Adek sampai kapanpun, selama Aa' mau."



Sepanjang jalan tangan mereka tidak pernah terlepas, saling bertaut satu sama lain. Sesekali Hanenda membawa tangan mereka untuk diciumnya ataupun menaruhnya didadanya, seraya memberikan pernyataan ke Joel bahwa betapa dirinya memuja Joel bahkan detak jantungnya berdetak hanya untuk Joel.








🦋🐺

Syama Artjuni [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang