Setelah makan malam diwarung tepi pantai, mereka sudah berada kembali di apartemen. Hanenda disofa berbaring meregangkan badannya. Sambil melihat Joel yang sibuk membereskan apartemen. Membuat sudut bibir Hanenda terangkat. Hatinya kembali menghangat. Visual yang membuatnya berkhayal jauh ke masa depan. Mungkin akan begini keadaan mereka suatu saat nanti.
"Adek berhenti dulu beberesnya. Apa tidak capek? Kamu dari tadi siang main, sekarang sibuk beberes. Nanti kamu sakit loh Dek. Sini baring sama Aa'." Bujuk Hanenda.
"Ntar A'. Tanggung ini, aku beresin cucian dulu biar besok g numpuk. Besok Aa' berangkat ngajar, aku juga sekolah. Pulang sekolah aku langsung ke warung Abah dulu, Aa' juga pasti g balik ke apartemen karena hari rabu pemilu."
"Aa' bakalan sibuk dan g balik ke apartemen. Jadi mending aku cuciin dan beberes. Habis pemilu baru Adek bisa balik kesini. Ntar numpuk pakaian kotornya, bau apek dah pakaian Aa'." jawab Joel yang sedang memilah pakaian mereka berdua untuk dimasukkan dimesin cuci.
"Aaaaaarrrgghhh bisa tidak minggu ini cepat berlalu. Aa' pening mikirin pemilu ini loh Dek. Capeknya bukan main. Untung Aa' hari ini dapat cuti setelah Aa' bujuk-bujuk Kakaknya Aa' biar dikasih cuti. Mana besok harus ngajar dikelas paling ricuh." Hanenda menggaruk-garukkan kepalanya yang saat ini pusing memikirkan banyaknya kegiatan yang akan dia kerjakan minggu depan.
"Hahaha sabar yah Pak Guru. Semangat ngajarin anak-anak rewel." Jawab Joel meledek Hanenda, gurunya disekolah.
"Seandainya semua murid seperti kamu Dek, mungkin pekerjaan guru jadi anteng. Kamu gimana Dek. Maaf Aa' tidak terlalu fokus ke pelajaran kamu. Padahal Aa' yang wanti-wanti supaya kamu belajar, tapi Aa' yang tidak mendampingi kamu. Maaf yah Dek"
"G apa-apa A'. Semuanya aman terkendali. Nilai-nilai Adek aman, jauh diatas rata-rata. Kecuali ada kecurangan yah jatuh mungkin nilai aku. Seenggaknya aku bisa lolos jalur prestasi di UI dan UGM kata Wali Kelas ku Pak Samad."
"Aku percaya apa yang Pak Samad bilang tentang kamu Dek. Reputasi Pak Samad tidak diragukan lagi. Dan soal kecurangan jangan kuatir, Aa' bakalan back up kamu sampai dipusat. Nilai kamu sudah aman. Toh kita juga tidak di Indonesia nantinya setelah kamu lulus." Ucap Hanenda yang tengah melihat kearah televisi.
"A' betulan kita akan keluar dari Indonesia? Apa Aa' siap jauh dari keluarga Aa'? Seumur hidup loh A'. Aa' g akan bisa lihat Papa dan Mama Aa' lagi. Kalau aku mah malahan bahagia lepas dari mereka. Tapi Aa', jangan karena aku, Aa' jadi durhaka. Aku mohon Aa' berpikir banyak-banyak tentang ini." Joel pun datang menghampiri Hanenda.
"Aku sudah pikir dengan baik Joel. Kamu tidak usah kuatir. Dari awal aku bilang, yang kamu pikirkan itu tentang ujian akhir kamu saja, selebihnya biar Aa' yang urus".
"Tolong ambilkan koper hitam kecil yang ada didalam lemari pakaian yah Dek. Ada yang mau aku perlihatkan ke kamu"
Ada lima menit berlalu Joel mengambil koper hitam yang dimaksud oleh Hanenda. Disini lah mereka berhadapan dengan koper hitam tersebut. Hati Joel berdegup keras, entah apa yang ada didalam koper itu. Yang jelas Joel merasakan didalam koper itu pasti ada hubungannya dengan dirinya.
Terbukalah koper itu. Banyak berkas dan file-file tersusun rapih. Ada beberapa buku tabungan yang Hanenda keluarkan dari dalam koper tersebut. Joel yang melihatnya makin kuatir. Takut Hanendanya akan salah melangkah.
"Ini semua yang ada disini, berkas penting punya Aa'. Dari akte lahir, ijazah dan lain-lain. Ada juga surat penting berharga lainnya dan buku tabungan Aa'. Pokoknya semua tentang Aa', hidup mati Aa' ada disini. Aa' perlihatkan ke kamu agar kamu percaya betapa besar rasa sayangku ke kamu. Aa' sementara mengurus semuanya ini agar nanti kalau kita pergi, ini semua aman. Keluarga Aa' tidak akan bisa mengorek ataupun menghalau rencana kita."
"Aa' begini bukan ingin pamer. Aa' ingin kamu lihat, sampai dimana usaha Aa' untuk membuktikan cinta Aa' ke kamu. Arti dirimu lebih dari semua yang ada dalam koper ini. Jadi, kamu mulai saat ini Aa' harap lebih giat belajarnya, tidak usah dengar hal-hal yang tidak-tidak."
"Nantinya akan banyak sesuatu yang akan menghalau cinta kita. Jadi Aa' harap kamu bijak menyingkapi dan mencari solusinya. Jangan diam kalau terjadi sesuatu dengan kamu. Sekarang ada Aa'. Aa' yang bertanggung jawab dihubungan kita ini. Aa' yang akan jadi tamengmu. Menjadi pondasimu untuk kamu, untuk kita kedepannya."
"Ini nantinya semua Aa' simpan dalam brankas di bank. Tapi untuk sementara Aa' simpan disini dulu, sambil menimbang bank mana yang aman dan jangka panjangnya bisa menguntungkan kita. Begitu pula dengan surat-surat penting punya kamu. Aa' sarankan dari sekarang kamu atur dan susun dengan rapih, biar suatu saat Aa' bisa masukkan bersama dengan punya Aa'."
"A', aku lihat ini jadi g enak hati. Punya aku g sebanyak dan sedetail itu. Aku malu A'." ucap Joel berkecil hati.
"Aa' sudah bilang tadi, Aa' perlihatkan ini bukan untuk pamer. Aa' tidak melihat kamu punya banyak atau tidak. Dan Aa' cuma ingin berkas-berkas kamu secepatnya aman dan Aa' bisa satukan dengan punya aku. Begitu Aa' sudah dapat bank yang amanah dan aman, Aa' langsung simpan. Sampai hari dimana kita bisa pergi jauh dan berkas-berkas kita aman. Setidaknya ktp, paspor dll Aa' yang akan pegang sendiri, begitu juga dengan punya kamu."
"Tapi A', apa Aa' tidak berpikir ulang lagi. Aku hanya tidak ingin Aa' durhaka. Im not that worthy A'. Orang tua Aa', saudara Aa', teman-teman Aa' akan kehilangan Aa'. Aku mohon Aa' pertimbangkan lagi. Jangan emosi sesaat."
"Aa' mengerti kekuatiran kamu. Tapi Aa' sudah pikirkan itu dari hari pertama Aa' menyatakan cinta ke kamu sampai beberapa hari yang lalu Aa' akhirnya makin mantap untuk membawa kamu pergi menjauh, dan Aa' pastikan akan beri kebahagian untuk kamu, didunia kita sendiri Adek. Percaya sama Aa' sekali ini saja."
"Dan kamu Dek berhenti bilang dirimu tidak berharga. Kamu sangat berharga. Harta teristimewa dihidupku, yang tidak akan Aa' tukar dengan isi dunia sekali pun. Jadi Aa' mohon, stop labeli dirimu. You are my everything. You are Loved Joel."
Joel yang mendengarkan itu menghangat dalam hatinya. Bahkan dalam mimpi pun dia tidak berani mengharapkan disayang dan dihargai oleh seseorang. Dirinya yang hina dina ini ternyata punya arti dimata seseorang. Joel sangat bersyukur. Joel tersenyum bahagia, dan memeluk Hanenda dengan erat. Berterima kasih kepada kekasihnya akan cintanya kepada Joel.
🦋🐺
![](https://img.wattpad.com/cover/354665106-288-k958268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Syama Artjuni [HIATUS]
FanfictionHanenda - Joel, didalam sebuah utasan kelam semesta. Mereka hanya inginkan kisah mereka laksana Asmaraloka tapi sayang norma diatas asmara. Mereka tak punya kuasa untuk melawan takdir Pemilik Kehidupan.