10. Pacarku

100 54 97
                                    

jangan lupa sebelum baca⭐💬...

***

Suasana makan malam di rumah keluarga Darma. Semua terlihat bersemangat tapi tidak untuk gadis bermata lentik, ia terlihat banyak melamun saat makan. Suasana hatinya seperti terluka tapi bukan karena orang lain, melainkan ekspektasinya.

"Feli, kamu kenapa? ko banyak melamun saat makan," tanya Darma.

Felisya menoleh kearah Farzan, "Gapapa, Feli cuman lagi mikirin tugas sekolah aja pah."

Farzan menatap adiknya dengan tatapan penuh pemahaman, tapi memilih untuk diam dan hanya memperhatikan adiknya.
"Gue tau lo bohong, Fel," batin Farzan.

"Andai aja Kak Farzan tau isi pikiran Feli," monolognya.

"Fel, kalo kamu ada masalah coba cerita, siapa tau Mama bisa bantu." lirih Sinta sembari menuangkan minum untuk suaminya.

"I'm okey ma."

Suasana makan malam kembali hening, mereka sibuk dengan isi pikiran masing-masing. Setelah makan Felisya menghampiri kakaknya di kursi sofa yang sedang memainkan ponselnya.

Ia duduk di sebelah Kakaknya, lalu ia memencet tombol merah di remote untuk menyalakan Tv. Layar ponselnya bergetar menampilkan notifikasi. nomer ga di kenal? gadis itu menghela nafas kasar saat membaca pesan dari nomor tidak di kenal.


+6283xxxx: pacar kuu, temenin yuu latihan
futsal nanti aku jemput yah, see u cantik.

"Ko bisa dapet no gue sih, pasti kerjaan Kakak gue." monolognya, lalu jari-jarinya dengan gesit mengetik tombol yang ada di layar ponselnya.

Felisya Abila: ga

Kevin: gaada penolakan! udah di depan rumah lo, keluar
/read

Mata Felisya langsung terbelalak menatap ke arah pintu rumahnya.

"Lo kenapa dek?" tanya Farzan seraya ikut melihat ke arah pintu.

"Temen lo gila ya." ucap Felisya pelan seraya memberikan ponselnya pada Kakaknya. "Gue belum minta izin Kak, pasti ga di bolehin."

Farzan ikut terbelalak. "Gue lupa, hari ini ada latihan." ucapnya sembari menepuk keningnya. "Gue siap-siap dulu." ucap Farzan bangkit dari duduknya.

"Lah, terus gue gimana?" gumam Felisya seraya mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ia melirik ke arah meja makan, Mamanya masih setia menemani Papahnya yang masih duduk di meja makan yang sibuk dengan laptopnya.

Dengan berani ia menghampiri kedua Orang tuanya untuk meminta izin. Ia menghela nafasnya panjang. "Ma, Pah. Kevin ajak Feli latihan futsal, boleh ya?"

"Boleh, hati-hati aja, jangan pulang terlalu malam, besok sekolah," ucap Sinta.

Darma menoleh pada istrinya lalu menatap anaknya. "Futsal? sama Kevin? gaada kegiatan yang lebih bermanfaat gitu?"

"Tapi pah, ada bang Farzan juga ko, ini cuma latihan jadi Feli gaakan kecapean. Felisya janji pulangnya ga terlalu malam." tutur Felisya mengerucutkan bibirnya.

Darma menghela nafasnya pasrah. "Oke, tapi jangan pulang terlalu malam dan ... jaga dirimu baik-baik," lanjutnya.

Felisya tersenyum, "Makasih pah, Felisya siap-siap dulu." ia berlari menuju kamarnya.

"Mereka pacaran?" tanya Darma pada istrinya. istri nya hanya mengangkat kedua bahunya.

***

Luka hati FelisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang