Hinata mendadak pucat saat sang ayah menanyakan tentang hubungannya dengan Sasuke. Hinata yakin seratus persen jika tadi pagi saat ia kembali bersama Sasuke kedalam kamarnya Hinata telah memastikan jika semua orang di kediamannya masih tertidur.
Dan bagaimana bisa sekarang saat mereka telah selesai menyantap sarapan pagi sang ayah tiba-tiba mengajaknya berbicara hanya berdua dan menanyakan tentang hubungannya dengan Sasuke yang berhasil membuat Hinata serangan jantung mendadak.
"Jawab pertanyaanku Hinata, dan jangan pernah mencoba untuk berbohong." Hiashi berseru pelan namun dengan nada dingin yang berhasil membuat Hinata menggigit bibir dalamnya begitu saja
Jujur saja berhadapan dalam situasi seperti ini bersama sang ayah jauh lebih menegangkan dibandingkan melawan musuh bersama Sasuke.
Kedua tangan Hinata bertaut, kepalanya memikirkan jawaban apa yang sepantasnya ia berikan kepada ayahnya karena jelas Hinata tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya tentang hubungan seperti apa yang tengah ia jalani dengan Sasuke. Karena jika ayahnya mengetahui hal itu maka tidak hanya Hinata bahkan Sasuke juga akan kehilangan kepalanya.
"Kami memang menjalin hubungan Tou-san." Jawab Hinata pelan
Hinata menundukkan wajahnya dalam-dalam sebisa mungkin bersikap tenang didepan mata tajam ayahnya yang menatapnya dengan tatapan penuh selidik.
Saat ini Hinata sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya untuk melihat bagaimana ekspresi yang ayahnya tunjukkan sekarang karena Hinata sudah membayangkan di kepalanya jika itu bukan sesuatu yang baik.
Mengakui bahwa ia memiliki hubungan dengan klan yang paling tidak ayahnya sukai adalah mencari masalah besar, dan Hinata yakin kedepannya ini akan sulit. Tentunya sulit bagi rencananya karena Hyuga Hiashi akan membatasi hubungannya dengan Sasuke.
Hinata menggigit bibirnya. Tidak! Ini tidak boleh, walaupun ayahnya mungkin tidak menyukai Sasuke dan ia tidak tau darimana ayahnya mendengar kabar itu yang jelas Hinata tetap tidak akan membiarkan ayahnya menghambat rencana balas dendamnya.
"Aku tau Tou-san mungkin tidak menyukainya tapi hanya pria itu satu-satunya alasan yang membuatku berani menginjakkan kembali kakiku kesini Tou-san, tempat yang memberikan luka besar bagi hatiku." Hinata berkata lagi
Dengan perlahan ia mengangkat wajahnya dan seperti yang Hinata pikirkan ia bisa melihat wajah dingin Hiashi yang terlihat semakin dingin. Ini buruk, tapi Hinata tidak mungkin mundur begitu saja.
Ia harus memberikan penjelasan yang bisa dipercayai dan bila perlu Hinata akan terus berbohong hingga akhir.
"Jika bukan karena Sasuke-kun mungkin aku masih melangkah tanpa arah diluar sana." Lanjutnya lagi dan kali ini Hinata memberanikan dirinya menatap lurus pada manik putih pria paruh baya itu
Hiashi terdiam ia mencoba melihat lebih jauh lagi kedalam manik amethys indah milik putrinya. Walaupun ada sedikit keraguan namun ia sama sekali tidak menemukan kebohongan darisana.
Sejujurnya Hiashi begitu murka saat mendengar berita tentang Hinata yang menjalin hubungan dengan satu-satunya Uchiha yang tersisa. Sungguh sangking murkanya Hiashi bahkan menghancurkan satu set peralatan tehnya yang berharga mahal saat seorang bunke mengatakan tentang berita itu padanya.
Hiashi mencoba untuk tidak mempercayai berita itu namun ada banyak saksi mata yang melihat keduanya pulang bersama hingga bahkan berciuman didepan gerbang Hyuga.
Hiashi memang sangat berharap jika putrinya akan mendapatkan sosok lain yang akan membuat putrinya itu bahagia setelah penolakan yang bocah jinchuriki sialan itu berikan, hanya saja Hiashi tidak pernah menduga jika Hinata akan memberikan hatinya kepada seorang Uchiha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Nightmare ✔️
Fanfiction"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petak...