fakta tentang Rosié

162 25 2
                                    

Kini keduanya telah sampai
di pemakaman yang jauh
dari pusat kota.

"Ayo jie" Rosé berjalan duluan meninggalkan jisoo yg masih
memarkirkan motornya.

"Woi tungguin". Jisoo mengejar Rosé
yang sudah hilang dari pandangan nya tersebut.

~~~~

Park Rosié. Nama yang tertera pada
makam tersebut.

Rosé berjongkok di depan makam tersebut dan menaburkan bunga
mawar merah yang sempat ia beli
bersama jisoo tadi.

"Selamat ulang tahun ochié". Rosé
mengelus nisan itu perlahan.

Jisoo? Ia hanya terdiam dan ikut berjongkok di depan makam
tersebut.

"Kakak kangen banget sama kamu" Rosé mulai meneteskan air matanya

"Kalau kamu masih ada... Mungkin kita bisa ngerayain bareng kan? Rosé
berucap dengan suara seraknya.

Jisoo mengelus punggung gadis blonde tersebut berusaha menyalurkan kekuatan padanya.

"Kamu tenang aja yah adik kecil...
kakak dan keluarga yang lain bakal
terus cari pelaku nya" Rosé tersenyum hampa menatap nisan tersebut.

"Kamu tau? hari ini hari ini kakak
banyak banget dapat hadiah dari
sahabat kakak.. mereka juga nitip
salam buat kamu... kamu pasti kangen kan sama kami? sama mommy daddy juga..". Rosé menunduk ia sedang menahan tangis nya

"Hai adik kecil, selamat ulang tahun yah, aku jisoo temannya kakak kamu". Jisoo tersenyum tipis di depan
nisan tersebut.

"Liat kakak ketos kamu yg galak ini bisa nangis juga yahh dia.. jelek kan ochié". Jisoo terkekeh sembari melirik
ke arah Rosé yang masih menunduk.

Jisoo berbalik dan memeluk Rosé.
Rosé yang sedang menunduk itu
tertegun merasakan kenyamanan
pada pelukan jisoo.

"Jie". Rosé yang malu tersebut hendak melepaskan pelukannya.

Bukannya melepaskan ia justru mengeratkan pelukan tersebut, ia menyandarkan wajah gadis blonde
tersebut di bidang dada nya.

"Kalau mau nangis, nangis aja
gausah di tahan"Jisoo mengusap
surai blondenya dengan lembut.

"Hiks..kenapa jie.. kenapa Rosié harus ninggalin gue". Rosé menangis di pelukan jisoo dengan suara seraknya.

"Keluarin semua jangan di pendem".
Jisoo kembali berucap dengan suara
dan perlakuan lembut.

Jisoo dapat merasakan jantungnya yang sedang berdegup kencang ia berharap itu tidak di sadari oleh
gadis tersebut.

Selang 15 menit Rosé melepaskan pelukan tersebut, kini mata dan hidung nya terlihat memerah akibat
kebanyakan menangis.

Jisoo menyeka sisa air mata gadis tersebut dan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Jangan nangis lagi okeh?" Jisoo tersenyum tipis menatap netra
hazel  Rosé.

"Makasih jie". Rosé membalas senyuman jisoo dan menatap netra
hitam yang menatapnya dengan tatapan teduh tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang