Chapter 22

244 23 0
                                    

Mereka semua duduk bersama di tikar, menikmati keindahan sunset yang memancarkan nuansa hangat dan romantis. Suasana tenang dan damai melingkupi mereka, memberikan kesempatan untuk bercengkerama dan berbagi cerita.

Yoongi, yang telah mengenali Jeongguk dan Jungkook sebagai suami Taehyung, tersenyum ramah kepada mereka. "Senang bertemu kalian berdua di sini. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan teman lama Jimin di pantai ini."

Jeongguk dan Jungkook juga tersenyum. "Kami juga senang bisa bertemu denganmu dan Jimin di sini. Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan."

Taehyung, yang masih di pangkuan Jungkook, menatap Yoongi dengan senyum cerah. "Jiminie pasti senang sekali melihatmu di sini, Suga hyung. Kami sebenarnya belum sempat berbagi kabar tentang kehamilan Taetae."

Jimin, yang sedari tadi tidur dengan tenang di pangkuan Yoongi, akhirnya terbangun dan menggosok-gosok matanya. Matanya membelalak saat melihat Taehyung di pangkuan Jungkook. "Taetae! Aku belum tahu kalau kalian sedang hamil! Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?"

Taehyung tersenyum malu-malu. "Maaf, Jiminie. Kami baru tahu beberapa minggu yang lalu. Dan hari ini, saat melihatmu di sini, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berlari mendekatimu."

Jimin tersenyum bahagia. "Aku senang sekali untuk kalian berdua, Taetae. Ini berita yang luar biasa! Aku ingin sekali melihat perutmu yang semakin membesar."

Semua orang tertawa gembira, merayakan kebahagiaan Taehyung dan Jimin. Mereka saling berpelukan dan berbagi cerita tentang kehamilan Taehyung, berencana untuk merencanakan momen-momen indah bersama sebagai keluarga yang sedang berkembang.

Sementara itu, Jeongguk yang masih memeluk Taehyung dengan erat, berbisik di telinganya dengan nada lembut. "Aku sangat bahagia, Taetae. Kita akan menjadi keluarga yang sempurna, dan aku akan selalu menjagamu dan bayi kita dengan segenap hatiku."

Taehyung tersenyum bahagia dan mencium pipi Jeongguk. "Aku tahu, Gukkie. Kita akan menjalani peran ini dengan baik. Aku sangat mencintaimu."

Mereka semua berbagi momen bahagia di bawah cahaya senja yang indah, menikmati kebersamaan dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan indah menuju kehidupan baru sebagai keluarga yang harmonis.

Di bawah langit yang perlahan-lahan berubah warna menjadi ungu dan oranye, suasana penuh cinta dan kehangatan itu semakin terasa. Jeongguk dan Jungkook saling berbagi pandangan penuh cinta saat mereka membicarakan rencana masa depan dengan Taehyung. Yoongi dan Jimin, di sisi lain, menikmati momen kebersamaan dengan cara yang lebih tenang, merasakan kedamaian yang datang dari melihat sahabat-sahabat mereka bahagia.

Beberapa saat kemudian, suara deburan ombak menjadi latar belakang bagi tawa riang mereka. Yoongi, yang sedari tadi memegang tangan Jimin dengan erat, akhirnya berbicara dengan nada penuh perhatian. “Jiminie, aku senang melihatmu bahagia seperti ini. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali kita memiliki momen-momen seperti ini.”

Jimin menatap Yoongi dengan senyum hangat. “Aku juga, Suga hyung. Kehidupan telah membawa kita ke banyak tempat, tetapi selalu menyenangkan bisa kembali bersama kalian semua.”

Sementara itu, Jungkook dengan lembut mengusap perut Taehyung yang mulai membulat. “Aku tidak sabar menunggu kedatangan bayi kita. Rasanya luar biasa bisa merasakan keajaiban ini.”

Taehyung tertawa kecil, melihat ekspresi penuh cinta di wajah suaminya. “Kita akan menjadi orang tua yang hebat, Gukkie. Aku yakin itu.”

Yoongi yang mendengarkan pembicaraan mereka, tiba-tiba teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong soal bayi," ucapnya sambil tersenyum licik, "Jimin, bagaimana denganmu? Apakah ada kabar gembira juga yang belum kamu bagi dengan kami?"

Jimin tersipu malu dan menunduk, sementara Yoongi tertawa kecil melihat reaksi itu. Jungkook yang melihat itu langsung bersemangat. “Jangan bilang kalau kalian juga sedang menunggu kedatangan anggota keluarga baru?”

Jimin mengangguk pelan, dan semua orang di sana langsung bereaksi dengan penuh semangat. “Oh Tuhan, ini benar-benar luar biasa!” seru Taehyung, matanya berbinar-binar. “Kita akan punya bayi bersamaan! Ini benar-benar kebetulan yang indah.”

Yoongi hanya tersenyum lembut, menatap Jimin dengan penuh kasih sayang. “Aku juga tidak sabar menantikan hari itu,” katanya dengan tenang, membuat Jimin semakin tersipu.

Malam semakin larut, dan suasana di pantai itu masih penuh dengan tawa dan cerita-cerita bahagia. Mereka membicarakan rencana-rencana masa depan, dari nama bayi hingga persiapan untuk menjadi orang tua. Sesekali, mereka juga membicarakan masa lalu, mengenang momen-momen indah yang pernah mereka lalui bersama.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, Jimin tiba-tiba terdiam. Wajahnya berubah menjadi sedikit muram, dan Yoongi langsung menyadari perubahan itu. “Ada apa, Jiminie?” tanyanya dengan lembut.

Jimin menghela napas pelan. “Aku hanya sedikit khawatir, Suga hyung. Menjadi orang tua adalah tanggung jawab yang besar. Bagaimana jika aku tidak bisa melakukannya dengan baik?”

Yoongi meremas tangan Jimin dengan lembut, memberikan rasa nyaman. “Kamu tidak sendirian, Jimin. Kita akan menjalani ini bersama, dan aku yakin kamu akan menjadi orang tua yang luar biasa. Kita akan belajar dan tumbuh bersama bayi kita.”

Mendengar kata-kata itu, Jimin perlahan tersenyum lagi. “Kamu benar, Suga hyung. Terima kasih.”

Taehyung yang mendengar percakapan itu juga ikut menenangkan Jimin. “Aku juga merasakan hal yang sama, Jiminie. Tapi kita semua ada di sini untuk saling mendukung. Kita akan menjalani ini bersama.”

Jeongguk dan Jungkook mengangguk setuju. “Benar, kita semua adalah keluarga. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama kita bersama.”

Percakapan itu membuat suasana kembali tenang. Mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, menikmati keindahan malam yang dihiasi bintang-bintang di langit. Momen-momen seperti ini terasa begitu berharga, mengingatkan mereka bahwa di tengah kesibukan dan tantangan hidup, ada cinta dan dukungan dari orang-orang terdekat yang membuat segalanya lebih ringan.

Saat malam semakin larut, angin laut yang sejuk mulai bertiup lebih kencang. Jeongguk menarik selimut tipis yang mereka bawa untuk menutupi Taehyung, melindunginya dari dingin. “Kita sebaiknya segera kembali ke hotel,” katanya dengan lembut. “Taetae butuh istirahat.”

Taehyung mengangguk setuju, merasa tubuhnya mulai lelah. Jimin dan Yoongi juga sepakat untuk kembali, meski rasanya mereka ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama di pantai itu.

“Kita bisa melanjutkan percakapan ini besok,” ujar Yoongi sambil bangkit berdiri. “Ini baru permulaan dari banyak momen indah yang akan kita lalui bersama.”

Mereka semua berjalan beriringan menuju hotel, meninggalkan pantai dengan kenangan manis yang akan selalu mereka ingat. Langit malam yang tenang menjadi saksi dari persahabatan, cinta, dan harapan yang tumbuh di antara mereka. Masa depan memang penuh dengan tantangan, tetapi selama mereka saling mendukung, tidak ada yang tidak mungkin.


















Tbc

ⓜⓐ®®ⓛⓔⓓ ⓦⓛⓣⓗ 2 ⓗⓤⓢⓑⓐⓝⓓTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang