Chapter 2: Fajar

1 0 0
                                    

Di pedesaan kecil di Negara Luthuria hidup seorang pria yang cukup tua bernama Hans. Desa itu bernama Desa Fiumel. Terdapat sungai yang cukup besar di desa itu. Air di sungai itu sangat melimpah dan segar. Hans adalah seorang petani dan memiliki rumah yang sederhana. Hans bangun pagi seperti biasa dan menuju dapur untuk memasak sarapan. Aroma telur yang khas dari masakan Hans memenuhi ruangan. Pagi yang tenang di pedesaan cocok untuk meminum secangkir teh. Hans menikamti telur dan tehnya sembari membaca koran.

Di dalam koran itu, Hans membaca bahwa salah satu gedung di Distrik Nyurai terbakar. Di duga, gedung itu terbakar karena kebakaran listrik.

"Akhir akhir ini banyak kejadian mengerikan ya."
"Untung aku cukup beruntung tidak mengalami hal buruk itu," ujar Hans sembari menghela nafas.

Setelah sarapan, Hans bersiap seperti biasa untuk berangkat berladang. Hans memakai sepatu boots dan memakai topi di kamarnya. Hans beranjak keluar dari rumahnya untuk berangkat.

Hans membuka pintu rumahnya dan dia terhenti setelah selangkah keluar dari rumahnya. Betapa terkejutnya Hans. Terdapat dua bayi laki laki di depan rumahnya yang terletak di dua keranjang yang berbeda. Kedua keranjang bayi itu tampak baru. Hans segera membawa kedua bayi itu ke dalam rumahnya.

Ketika Hans memeriksa kedua keranjang bayi itu, Hans menemukan secarik kertas di masing masing keranjang. Di masing masing kertas tertulis nama Aruta dan Juriko. terdapat juga tanggal yang bertepatan dengan hari itu. Mungkin itu adalah tanggal lahir mereka.

"Apa kalian dibuang oleh orang tua kalian?"
"Kasihannya, padahal masih kecil dan menggemaskan."
"Nama kalian Aruta dan Juriko ya."
"Oke, aku yang akan mengurus kalian mulai sekarang." Walau Hans tidak memiliki istri, Hans selalu bermimpi memiliki anak. Walau bukan anak kandungnya, Hans merawat mereka dengan penuh kasih sayang.

Suatu hari di ladang, teman dari Hans datang menghampiri Hans.

"Oi Hans, kok ada anak kecil di rumahmu siapa mereka?"

Hans menjawab,"Oh mereka. Mereka ada di depan rumahku beberapa hari yang lalu. Orang tua mereka juga tak kunjung menjeput 2 anak itu. Sepertinya mereka dibuang. Aku memutuskan untuk merawat mereka."

Beberapa hari berlalu. Hans merasa bahwa petani lain sedang membicarakannya. Petani lain menyangka hal hal aneh pada Hans karena dia tidak memiliki istri namun memiliki anak. Hans lebih memilih tidak peduli dan tetap merawat Aruta dan Juriko dengan penuh kasih sayang.

"Oh ya, aku belum memberi julukan kepadaku ya. Hmm."
"Karena aku sudah tua, kalian bisa memanggilku Kakek saja." Hans memandangi kedua bayi yang tertidur lelap itu.
"Aruta... Juriko... tumbuhlah menjadi orang yang kuat dan baik ya."

Master of LYNKWhere stories live. Discover now