2

620 77 7
                                    

Dengan usia yang terpaut begitu jauh, bagaimana Naruto dan Hinata bertemu?

Awalnya Naruto lah yang pertama kali mengetahui Hinata. Tepatnya ketika gadis itu menjadi master of ceremony resepsi pernikahan sang kakak, Karin, setengah tahun yang lalu.

Saat itu Naruto memperhatikan sang MC yang di matanya begitu cantik dengan suara lembut dan sopannya memimpin acara. Tapi Naruto tidak berpikir ataupun melakukan tindakan lebih.

Namun ternyata itu bukan menjadi terakhir kali Naruto melihat Hinata. Lelaki itu justru menemukan Hinata lagi, kali ini tengah sibuk sendiri dengan kopi dan laptopnya di sebuah cafe yang tak jauh dari kantornya.

Ini pertama kalinya Naruto melihat seseorang yang sebelumnya juga pernah ia lihat tanpa bertukar sapa apalagi mengenal sekalipun. Atas keantusiasan dan bertaruh pada keberuntungannya, kala itu Naruto pun memberanikan diri untuk menyapa dan berkenalan dengan Hinata.

Walau banyak diam dan irit bicara, Hinata menerima dengan ramah segala keinisiatifan Naruto. Ketika keduanya benar-benar mengobrol, Naruto pun memantapkan diri bahwa dia menyukak gadis di depannya.

Sesederhana dan semudah itu.

Sejak itu pula Naruto gencar mendekati Hinata. Berusaha mendapatlan gadis itu dan meyakinkan sang Hyuga bahwa perbedaan usia di antara keduanya bukanlah masalah besar.

Awalnya Naruto juga menangkap keraguan dalam diri sang gadis, namun akhirnya setelah hampir tiga bulan berusaha, Hinata pun memenuhi keinginan Naruto untuk memacarinya.

Keduanya pun menjadi sepasang kekasih sejak itu hingga kini hampir empat bulan lamanya.

.

.

.

"Nah, iya. Taro situ aja, Kiba."

Hinata mengarahkan Kiba untuk meletakkan sekardus berkas-berkas DEMA di salah satu sudut kamar kos-kosannya. Begitu selesai, Kiba langsung merebahkan diri di lantai sambil menghela nafas secara dramatis.

"Anjir, lah. Cape banget gue! Ta, mana minuman gue tadi," kata Kiba.

Hinata pun memberikan Kiba salah satu kaleng minuman yang tadi sempat mereka beli di jalan. Kiba pun kembali duduk sambil menikmati minumnya.

"Lebay, ah. Cuma bawa sekardus tumpukan kertas doang juga," kata Hinata yang langsung diprotes Kiba.

"Masalahnya sebelum ke sini kan gue juga gawe dulu, Ta, bantuin logistik," kata Kiba membela diri.

"Hehehehe, iya juga," kata Hinata lalu meminta maaf.

Hari ini memang h-1 di acara diklat yang diadakan DEMA untuk para mahasiswa. Acaranya diadakan di sebuah villa selama tiga hari dua malam. Berkas tadi adalah berkas peserta yang harus dibawa besok namun dititipkan pada Hinata lebih dulu.

"Dah, ah. Mau istirahat dulu gue, Ta. Kalo gue cabut ke kampus lagi pasti ribet lagi gue," kata Kiba.

"Iya, sok aja. Di atas karpet sana, jangan di lantai banget."

"Makasih, di sini aja dah. Lebih adem. Eh iya dinginin lagi dong ACnya."

Hinata sendiri adalah sekretaris acara, jadi dia lebih santai menjelang hari acara seperti sekarang.

Setelahnya suasana kamar kos-kosan Hinata pun hening. Kiba fokus pada agenda rebahannya memang sengaja mengaktifkan mode diam pada ponselnya. Sedangkan Hinata sibuk sendiri dengan membersihkan sisa make up tipisnya, mengecek jadwal mingguannya sampai mempersiapkan barang-bawaannya untuk acara DEMA besok.

Hingga kehadiran sosok tinggi di pintu kosan Hinata yang memang terbuka lebar pun mengagetkan Hinata.

"Mas?"

ATTRACTION [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang