BAB 2

170 20 1
                                    

~tok..tok..tok

"Masuk maa pintunya gak Al kunci"jawab Alendra saat mendengar ketukan pintu.

"Wihhh, kamar bujang rapi nihhh"

"Eh, bang Ghani kok pulang?"melihat orang yang masuk adalah Abang nya bukan nya menjawab pertanyaan Al Mala balik bertanya.

"Dihh emang nya kenapa kalo Adang pulang gak suka kamu?"tanya Ghani yang ingin menggoda adik nya.

"Bukan gak suka soalnya tadi pagi mama bilang Abang gak bisa pulang karena ngejar deadline, ya Al aneh aja kok sekarang Abang Ghani ada di rumah ke kamar Al lagi"jujur Al lebih penasaran kenapa Abang Ghani masuk ke kamar nya dari pada alasan Ghani bisa ada di rumah.

"Nihh buat Al"ucap Ghani sambil memberikan sebuah kotak berukuran sedang."buat jaga-jaga Al tadi mama cerita kamu mau internsip kan?"jelas Ghani pada Al yang terlihat bingung dengan kotak yang ia berikan.

"Isss kenapa kasi obat lagi si Al itu udah sembuh Abang UDAH SEMBUH"ucap Al penuh penekanan.

"Iya Abang tau Al udah sembuh ini untuk jaga-jaga aja biar nanti Al gak ngerepotin banyak orang kalo sewaktu-waktu Al mulai ngerasa gak enak Al langsung minum obat nya ya"jelas Ghani pada Al, jujur Ghani sangat khawatir dengan adik ya ini takut sewaktu-waktu penyakit Al kambuh lagi.

"Ya sudah lah Al ambil makasih ya Abang Ghani"ucap Al pasrah dan mengambil kotak obat dari Ghani.

"Nah gitu dong baru adik Al nya Abang Ghani"ucap Ghani sambil mencubit pipi Al.

"Woy bang Al udah gede ya masa main cubit-cubit aja"Al sangat kesal Ghani selalu suka mencubit pipi nya padahal Al sudah besar sangat menyebalkan bagi nya mendapat perlakuan seperti itu.

"Udah ah Abang mau ke kamar lagi Al jangan lupa istirahat jangan begadang terus, oh iya sering-sering cek email siapa tau udah dapet balesan buat intensinya"ucap Ghani sambil berlalu dari kamar Al.

"Oh iyaaa kok gue bisa lupa ya" dan detik itu juga Al langsung pergi ke meja belajar nya dan membuka laptop."oke Al tenang semoga kita beruntung"ucap nya sambil mengklik layar laptop nya.

Keheningan terjadi beberapa saat sampai tiba-tiba

~BRUK....

Terdengar suara benda jatuh yang cukup keras dari kamar Al dan teryata.

"Aaaaaa mama Al di terima internsip di Anaslook aahhhh"sungguh saat membuka email Al langsung tertuju pada bagian pesan dan bener ada email dari pihak Anaslook sebagai jawaban dari proposal yang sudah di ajukan bahwa Al dan kelompok nya di izinkan untuk internsip di Anaslook.
.
.
.
"Hi everyone. Good Morning!, Let me introduce myself I’m Paul Elvanro People usually call me Pak Paul. I am one of the founders Anaslook, I graduated from University of Sydney with a bachelor’s degree In Communication and Media. And now I will be your Supervisor during the internship periods. So That’s all from me, Thank you for your attention. Nice to meet you everyone and welcome to Anaslook".

Perkenalan singkat dari Paul tadi menjadi awalan yang cukup menegangkan bagi para peserta internsip, bagaimana tidak di buka dengan perkenalan full berbahasa inggris membuat beberapa orang merasa gugup dan berpikir apakah Anaslook mengharuskan pengguna bahasa asing dalam percakapan?.

"Oke, semua nya itu tadi pak Paul co founder of Anaslook sudah menyampaikan sambutan untuk kalian semua dan yaa welcome to Anaslook, dan untuk pembagian tugas nya sudah di sampaikan pada ketua kelompok masing-masing ya jadiii selamat internsip semua nya dan semangat"ucap Novia pada para peserta internsip sebagai penyemangat.

"Wauww, Anaslook gede banget ya teryata dari lobi nya aja udah serba estetik gini apa lagi di lantai atas nya"ungkap Nabila kagum, bagai mana tidak Sasa merancang kantor nya dengan sedemikian rupa menerapkan ke estetika kerapian dengan sentuhan feminim di beberapa bagian kantor.

Internsip Proposal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang