08

24.5K 1.4K 126
                                    

Eh, masih ada yang nungguin aku update nggak?

Maaf banget ya, kemarin kemarin wattpad aku eror , terus aku lupa alur hehe.

Buat yang masih nunggu cerita ini, makasih banget lho.

Dan maaf banget kalo part ini  gaje, sekali lagi aku ingetin kalo aku LUPA alur😔👊

















Serena menatap elang ngeri, pasalnya sedari tadi elang senyum senyum nggak jelas.

"Lo, sehat kan?" Serena menyentuh kening elang.

"Enggak panas kok." elang berdecak sebal, ia menepis tangan serena dari keningnya.

"Apaan sih Lo! Gue nggak kenapa kenapa ya!" Sentak elang, membuat Serena mengernyit heran.

"Dih, kalem dong."

Elang memalingkan wajahnya, hingga akhirnya ia teringat sesuatu.

"Eh iya, langit mana? Kok nggak kelihatan?" Tanyanya.

Serena menggelengkan kepalanya. "Ya mana gue tau, Lo pikir gue emaknya?!"

Elang mendelik tak suka, sementara Serena memfokuskan dirinya ke hpnya.

"Katanya sih nggak masuk."

"Kok Lo tau?" Tanya elang heran.

Serena menyipitkan matanya, menatap elang curiga. "Kok Lo kepo banget sih?" Tanya Serena balik.

"Naksir ya?" Goda Serena, dia mencolek dagu elang sambil mengedipkan matanya.

"Dih, gue kan cuma nanya!" Sentak elang, ia menepis tangan serena.

"Gue denger denger sih, si langit sakit."

Elang membulatkan matanya, kakanya sakit?! Wah, ini tidak bisa dibiarkan!

Dengan panik, elang mengambil tas nya dan segera berlari keluar kelas.

"EH, ANJENG LO MAU KEMANA?!" teriak Serena.

"GUE ADA URUSAN!" balas elang berteriak.

Serena memutar matanya malas. "Dih, pasti dia mau kerumahnya si langit."

"Padahalkan gue cuma ngarang kalo si langit sakit." Lanjutnya sambil terkekeh geli.

"Eh, Serena lihat elang nggak?"

Serena menoleh, dia mendapati Clara berdiri di ambang pintu mencari keberadaan elang.

"Dia baru aja pergi, katanya ada urusan." Balas Serena, ia kembali memfokuskan dirinya ke hpnya.

Terdengar decakan dari Clara. "Kok dia nggak bilang ke gue sih"

"Lah, emang Lo apanya elang? Pacarnya? Bukan kan?" Sarkas Serena.

Clara mendelik, ucapan Serena sangatlah menusuk ulu hatinya.

"Omongannya di jaga! Jangan bilang fakta yang bikin gue tertampar elah."

Clara berbalik, saat ini hatinya sedang dalam kondisi yang cukup buruk.

Dia dapet berita kalo brightwin karam, terus bright pacaran sama nene.

"Ternyata sesakit sakitnya di suruh ke psikiater, lebih sakitan di ketawain satu sircel."

********

Saat ini elang sudah berada di depan rumahnya langit, suasananya sepi seperti tak ada orang.

"Kok gue ragu sama ucapan nya Serena ya." gumam elang.

Ia melangkahkan kakinya masuk, saat membuka pintunya ia di kejutkan dengan keberadaan Karina yang tengah maskeran sambil nonton TV.

'buset, gue kira setan' batin elang saat melihat Karina tadi.

"Bunda." Panggil elang.

Karina menoleh, ia membulatkan matanya saat melihat kehadiran anak bungsunya.

"Eh elang, kamu kok kesini? Bukanya ini masih jam sekolah ya?" Tanya Karina, maskernya jadi retak gara gara ngomong tadi.

Elang menggeleng. "Elang bolos Bun." Cengir nya.

Karina menggeleng heran. "Dasar anak muda." ucapnya.

"Oh iya, langit mana Bun?" Tanya elang.

"Owh, langit di atas. Katanya kepalanya pusing, makanya dia nggak berangkat."

Elang mengangguk paham, lalu pamit pergi ke atas meninggalkan Karina sendiri.

Sepeninggal elang Karina mengambil kaca, betapa terkejutnya dia saat menyadari kalo maskernya retak.

"Seharusnya tadi aku make tinta aja biar nggak bisa retak." gumam Karina.

*********

Elang menatap langit yang tiduran di ranjang itu jail, dengan Langkah pelan ia langsung naik dan menindih tubuh kakaknya.

"Kakak, bangunnnn." Elang mengendus endus leher langit, membuat tidur langit terganggu dan akhirnya membuka matanya.

"eugh, elang?" tanya langit, ia sedikit terkejut melihat keberadaan adiknya itu.

Elang mendongakkan kepalanya, dengan gemas ia mencium bibir langit sekilas.

Langit mematung, hingga akhirnya ia sadar dari keterkejutan nya. ia terkekeh, mencium balik bibir elang.

Bukan mencium sih, lebih tepat melumatnya sedikit.

"Kata bunda kakak sakit ya?" Tanya elang.

Saat ini ia tengah duduk di pangkuan sang kakak, sementara langit sendiri sedang asik menciumi leher sang adik.

Sementara tangannya bergerak bebas menjelajah masuk ke dalam seragam elang, memilin tonjolan pink itu.

"sshh, kakak ngapainhhh." Elang menggigit bibir bawahnya saat langit meremas kejantanannya di balik celana.

"Mungil banget, jadi pengen kakak kulum." Kekeh langit yang berhasil membuat elang merona merah.

Ia jadi teringat kejadian kemarin, saat ia berkunjung untuk menemui bundanya.

Mereka memang tak melakukan apa apa, hanya saling mengulum penis saja, tidak lebih.

"sshh, bunda tadihhh kenapa nggak kerjahhhh" tanya elang, entah kenapa tiba tiba saja ia kepikiran tentang Karina tadi.

Langit mengentikan kocokannya pada penis sang adik, membuat elang menggerutu sebal.

"Kamu ngomong apasih, bunda udah berangkat kerja dari tadi." langit menatap elang heran, ia pun kembali ke aktivitasnya tadi.

Sementara itu elang sedang mencerna ucapan langit, jika di bawah tadi bukan Karina lalu siapa dong?!

Bersambung.

Buat yang masih bertahan dengan cerita ini, aku ucapin makasih banget.

Sampai bertemu di chapter selanjutnya, kalo nggak sibuk.

Senin, 29 April 2024.

748 kata.

TWINS?! [HAPPY ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang