Opening🍂

2.5K 107 11
                                    

Kata orang-orang jadi anak bungsu itu menyenangkan, tapi tidak bagi Chiquita, anak berusia 15 tahun itu kerap mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari kakak  perempuannya.

*Plak

Tamparan itu tepat mengenai pipi mulus Chiquita, Asa yang melakukannya, tamparan itu berhasil membuat Chiquita melongo dan menatap kakaknya sambil berkaca-kaca.

Chiquita mulai menangis tanpa suara "kak, aku salah apa?" tanyanya dengan bingung sambil menatap Asa.

Tatapan datar Asa berhasil menusuk hati Chiquita, Asa tersenyum sambil terkekeh kecil.

"Lo masih nanya salah lo apa? anak pembawa sial!" Asa meremas kencang rambut panjang Chiquita membuat sang adik meringis.

"K-kak sakit" ucapnya sambil menangis matanya memberikan tatapan meminta tolong kepada saudaranya yang lain.

Enggan terseret masalah Ahyeon, Rami, dan Rora memilih masuk ke dalam kamarnya masing-masing mengingat berapa seramnya kemarahan kakak tengah mereka.

Pharita hanya menatap adiknya tidak berniat menolong bahkan Chiquita bisa melihat senyum kecil di bibir Pharita.

"Kalau orang sedang bicara tatap matanya Chiquita!" Asa berteriak membuat Chiquita kembali menatap mata sang kakak.

"Kak, maafin aku tapi aku beneran ga tau salah aku apa" Chiquita memohon sambil menangis kepalanya terasa sangat sakit karna jambakan yang Asa berikan.

Asa berdecak kesal kembali menampar pipi mulus adiknya dan membuat luka karna kuku tajamnya itu "masuk kamar lo, jangan berani-berani ngelaporin ini kek kak Ruka" ucapnya lalu berjalan sambil menabrak pundak Chiquita dengan kasar.

Tanpa banyak bicara Chiquita berlari ke kamarnya dengan tangan yang memegangi pipinya yang terlihat berdarah, Asa menamparnya dengan keras.


Chiquita menatap jijik dirinya di cermin "lo menjijikkan banget Chi" ucapnya sambil memukuli kepalanya dengan keras.

*Cklek

Pintu kamarnya terbuka tanpa izin, pelakunya adalah Ruka kakak sulungnya.

Ruka dengan senyum bulan nya menghampiri si bungsu lalu memeluknya gemas "adekk, liat kak Ruka bawa es krim buat adek" ucapnya sambil mengangkat plastik yang berisi es krim coklat.

Ruka menatap tajam adiknya, mata bengkak pipi luka adiknya itu jelas membuatnya tau bahwa keadaan Chiquita tidak baik-baik saja.

"Kamu kenapa? siapa yang bikin adek kesayangan kakak nangis" Ucap Ruka nada suaranya berubah menjadi datar.

Chiquita menggeleng "engga kak, Canny baru bangun tadi makanya matanya berair" ucapnya sambil mencoba tenang agar kakanya percaya.

Ruka menatap dalam mata adiknya mencari kejujuran atas ucapan sang adik.

"Kamu bohong Chi, siapa yang berani mukul kamu? jujur sama kakak" ucap Ruka nada bicaranya kembali berubah menjadi lemas.

Sambil mengelus pipi adiknya yang memerah Ruka menghapus air mata yang tersisa di pipi Chiquita.

"Kali ini siapa yang nyakitin kamu? Rora? Pharita? atau Asa?" tanya Ruka sembari mencari plester luka di kotak p3k.

"Engga kak, aku gapapa ko" ucapnya sambil tersenyum jelas ia berbohong.

•|'Bungsu'|•(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang