cerpen about author 😁🤏

3 2 0
                                    


Dipagi hari, sinar hangat matahari menyapa bumi dengan lembut, disambut oleh kicauan riang burung-burung yang memberi semangat pada pagi, sementara embun pagi menari-nari di atas dedaunan, menambah keindahan pagi yang segar. Aku berada di penghujung kampung yang asri, di sana terhampar sebuah rumah kecil yang dipenuhi oleh senandung riang. Aku adalah seorang gadis muda bernama Diana, aku hidup bersama kedua orangtua paruh baya yang sudah menginjak usia tua, ibu dan ayahku, kedua sosok orangtua hebat untukku.

Semalam, Aku memasuki dunia mimpi yang indah, di mana aku menjadi seorang penulis sastra yang hebat, yang banyak digemari dan di agungkan oleh banyak khalayak orang. Namun, keindahan itu terhenti tiba-tiba ketika aku dikejutkan oleh suara lembut ibuku yang memanggil dari dapur.

Dibangunkan dari tidurku yang damai, aku menyadari bahwa mimpi itu membawaku pada pemahaman yang dalam tentang kehidupan dan hasratku yang terpendam untuk mengejar mimpiku. Meskipun terjaga dari dunia mimpi, tetapi kini aku merasa semangat baru yang menyala di dalam diriku, semangat untuk mengejar cita-cita kehidupan yang sebenarnya.

##masa lalu yang sulit

Dahulu, aku pernah mengira bahwa semua keindahan akan abadi bersamaku, Namun nyatanya tidak. Semuanya hancur sedikit demi sedikit.
Aku yang dikala itu harus merasakan kedewasaan pada usia 12 tahun karena ayahku jatuh sakit. Bingung mencari uang tambahan untuk memenuhi semua kebutuhanku dan biaya pengobatan ayahku. Aku yang tadinya tidak pernah mendengar rintihan hati ibuku, kini semua itu menjadi makanan sehari hari ku, Sakit. Sakit rasanya melihat ibu mengadu kepada Tuhannya, betapa begitu terpuruk nya beliau saat ini. Ekonomi yang semakin hari semakin menurun, ditambah dengan tragedi dunia sedang melanda, Virus Corona lah penyebab ekonomi kami semakin menurun. Sempat terpikir ingin menyerah dan pergi merantau ke kota untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilku, namun ibuku selalu berkata, "tidak usah macem macem, fokus saja sekolahmu, tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup itu adalah ibu bukan kamu," katanya. Ucapan ibu memang selalu berhasil menenangkan ku kala itu, tapi hanya sekejap. Jika semua stok beras dan juga lauk pauk dirumah sudah habis tak tersisa, aku kembali di pusingkan. Bagaimana aku harus membantu mereka?.

Hingga pernah suatu hari, sangking tidak ada adanya bahan makanan dirumah. Ibu membeli satu bungkus mie kecil untuk kami konsumsi bersama, tidak kenyang memang, tapi setidaknya kami tidak kelaparan saat itu.

Aku memang tidak pernah datang ke sekolah dengan perut kosong karena tidak sarapan, tetapi aku selalu merasa berdosa ketika aku bisa memakan makanan enak yang ku beli di sekolah dengan uang jajan yang ibu berikan, tetapi ibu tidak bisa merasakan makanan yang aku makan. Aku selalu berjanji untuk bisa sukses dan bisa membelikan semua apa yang ibuku mau tanpa harus memikirkan, 'uangnya mending buat beli beras' akan cegah kalimat itu dari bibir ibuku kelak. Doakan saja.

## bertahan dan menemukan cahaya

Berbulan-bulan berlalu, tapi sakit ayahku tak kunjung sembuh. Roda kehidupanku semakin kacau, harta benda kami gadaikan hanya untuk bertahan hidup. Beruntungnya, waktu itu sekolah tidak terlalu aktif karena virus Corona, jadi aku bisa membantu ibu dan mengurangi bebannya sedikit. Entahlah takdir tuhan itu memang selalu yang terbaik, ketika cobaan begitu besar melanda tetapi selalu ada jalan keluar untuk melewatinya.

Singkat waktu, Corona telah pergi namun sakit Ayah tak kunjung pergi. Sekolah sudah mulai aktif dan aku tidak bisa membantu mengurangi beban ibu lagi, sempat terpikir bagaimana kalo aku merepotkan ibu lagi seperti dulu?. Tapi seperti yang kubilang tadi, takdir tuhan selalu yang terbaik. Kakak laki laki ku mendapatkan pekerjaan yang membantu perekonomian keluarga kecil ini, walaupun gajinya tidak sebesar suami Sandra Dewi tetapi, kami sangat bersyukur saat itu. Ekonomi kami perlahan membaik, walaupun belum sembuh total tapi kami sangat bersyukur karena tidak harus membeli mie kecil yang airnya dilebihkan dan diberi penyedap lagi saat ini.

Rumah Kecil Tempatku PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang