Author's POV
"Ini semua karena ulahmu, mucikari brengsek. Hingga Bella terjerumus ke dunia hitam." maki Yuki sambil meneriaki wajahnya. Tak hentinya ia memukul wajah Jay Park hingga babak belur.
"Brengsek, jangan salahkan aku. Ia yang datang menawarkan dirinya sendiri padaku." teriak Jay Park membela diri. Ia tak terima terus disalahkan.
"Diam kamu, sialan." jawab Yuki menulikan telinganya dan terus memukul wajah Jay hingga keluar darah dari mulutnya.
Jay Park mencoba memukul balik Yuki yang membuatnya tersungkur.
"Ah, sial." Jay mengusap bibirnya dan menyadari darah yang keluar dari bibirnya yang robek.
"Lagipula bukankah uangnya juga kamu nikmati, brengsek." Jay meludahkah darah keluar dari mulutnya ke arah Yuki.
"Sebaiknya kamu urus pacarmu itu. Atau biarkan dia bekerja kepadaku dan nikmati saja hasilnya." Ia berlalu meninggalkan Yuki sambil terus mengusap bibirnya yang robek.
Namun saat berbalik, Jay sontak terkaget mendapati gadis terpopuler di kampusnya yang juga sahabat Bella menatapnya dengan dingin. Begitupun dengan Yuki yang baru menyadari kehadiran seseorang di apartemennya.
Kini Jay beradu pandang dengan Ilana yang membuatnya tiba-tiba sulit bernafas. Entahlah suasana tiba-tiba saja menjadi lebih tegang. Ilana Park memiliki koneksi yang luas untuk mengeluarkan seseorang dari kampus. Itu berlaku juga pada dirinya yang tidak memiliki koneksi sekuat gadis di depannya itu.
Sial. Hari ini benar-benar hari sial untuknya. Ia merutuki dirinya yang tidak berpikir panjang mendatangi apartemen Bella hari ini.
Ia memalingkan wajahnya ke samping dan mencoba mengabaikan Ilana. Ia berniat keluar dari tempat sial ini. Dengan perlahan ia berjalan menuju pintu.
"Tunggu. apa kalian sudah selesai? Aku pikir aku baru saja mendapat tontonan yang menarik. Dua kecoa yang saling bertarung. Kapan lagi ada tontonan seperti ini." kata Ilana sambil bertepuk tangan dengan gembira.
Yuki memalingkah wajahnya menahan rasa kesalnya pada gadis gila itu. Baginya, lidah gadis itu terlalu tajam dan tak jarang menginjak harga dirinya. Ia membenci gadis angkuh itu.
"Minggir" ucap Jay frustasi.
"Wah. Jay Park, Fakultas Teknik Mesin bukan? Bukankah tahun ini kamu dijadwalkan lulus? Bagaimana jika tiba-tiba dekan fakultasmu membatalkan keputusan akan kelulusanmu? Masih bisakah kamu bersikap angkuh seperti ini kepadaku?"
"Hey. Ayolah Ilana, aku tak ada masalah denganmu. Biarkan aku lewat. Oke." ucap Jay tertunduk. Ia terlalu malu menampakan wajahnya saat ini.
Ilana mulai berjalan memasuki apartemen itu sambil membusungkan dada. Ia menduduki kursi di sudut ruangan. Ia kemudian melipat tangannya.
Yuki yang melihatnya semakin muak dengan kedatangan gadis itu.
"Untuk apa kamu berada disini? Ini bukan urusanmu. Pergilah." usir yuki kasar kepada Ilana.
"Diam kamu parasit. Tidak ada yang mengajakmu bicara." balasnya tak kalah kasar.
"Dan kamu Jay. Tidak kah kamu merasa ada yang harus dijelaskan?" tanya Ilana yang lebih bagaikan perintah di telinga Jay. Benar kata neneknya, berhati-hatilah dengan wanita dengan pangkat tinggi. Karena sekali saja membuat masalah, ia bisa menginjakmu lebih keras.
Jay berjalan mendekat ke arah Ilana. Masih menundukan kepalanya. Langkahnya terasa berat. Kini ia telah berada tepat di depan gadis itu. Gadis di depannya terus memandang ke arahnya dengan remeh.
"Berlutut"
Awalnya harga diri Jay menolak. Ia tak ingin berlutut kepada seorang gadis. hingga....
"Berlutut Jay Park. Sebaiknya kamu menurutiku sebelum membuatku semakin marah." perintah Ilana tenang, dingin dan menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Honey's Trap
FanfictionCinta dan kenikmatan merupakan jebakan yang paling manis namun mematikan.