Warning
Mengandung muatan dewasa
Bijaklah dalam memilih bacaanAuthor's POV
Pada sebuah malam yang dingin nan sunyi, seorang pria keluar dari sebuah mobil berwarna gelap. Pria berjaket dan bertopi hitam itu terlihat waspada. Ia melirik kanan dan kiri. Menimang situasi di sekitarnya.
Setelah dirasa aman dan yakin tak ada seorangpun yang melintas, ia keluarkan sebuah koper dari dalam bagasi. Dengan segera ia turunkan koper itu dan menyeretnya ke arah sungai. Dari bawah koper, terlihat sebuah cairan yang keluar berwarna merah. Situasi saat itu sangat minim pencahayaan yang membuat siluet lelaki itu menjadi tak jelas.
Sesampainya di sungai, ia buang begitu saja koper itu. Tak lupa ia hubungi seseorang lewat ponselnya. Pembicaraan terasa sangat intens. Terlihat dari urat leher lelaki itu yang menegang. Setelah pembicaraan selesai, ia tutup teleponnya dan berlalu. Meninggalkan lokasi itu sesegera mungkin. Sebelum ada seseorang yang melintas dan memergokinya.
#######
Ilana's POV
"Argh"
Keluhku pelan saat dirasa beban yang aku angkat terlalu berat. Peluh perlahan menetes jatuh dari keningku. Aku tinggalkan latihanku, dan meraih botol minum yang kini hanya tinggal seperempat. Perlahan, aku usap peluh yang mulai berjatuhan. Sepertinya cukup untuk malam ini.
Seperti biasa, setiap malam aku akan melakukan hobiku, yaitu work out. Apapun yang berhubungan dengan olah tubuh, akan aku lakukan. Termasuk juga Muay Thai dan Pole Dance. Terasa kontras memang, tapi aku menyukainya. Aku sangat terobsesi dengan tubuh yang sehat dan indah.
"Lana. Pulang sama siapa?" Tanya salah satu kenalan priaku di tempat gym yang tiba-tiba saja mengakhiri sesi latihannya saat melihatku selesai berlatih malam ini.
"Lana, mau pulang bareng kita aja? Dengar-dengar dua mahasiswa di kampusmu menghilang. Dan masih dicari keberadaannya hingga kini. Apa kamu gak takut pulang sendirian?" Sahut pria yang lain, yang juga kenalanku di tempat gym ini.
"It's okay guys. Aku balik sendiri. Justru sepertinya kalian yang harus berhati-hati. Para mahasiswa yang hilang dalam tiga bulan terakhir ini semua lelaki. Kalian berpotensi loh. Hehe." Candaku yang membuat mereka berdua saling bertatapan. Aku lambaikan tanganku meninggalkan mereka.
Aku masuki Maserati Gibhli berwarna biru. Menyalakan radionya, bermaksud mendengarkan siaran radio dari radio announcer favoritku. Namun ponselku kembali berdering, sebuah panggilan datang dari nomor yang tak kukenal. Lagi. Hah. Ada apa dengan orang-orang ini. Begitu banyak pengganggu belakangan.
Aku begitu lelah hari ini, apa aku pulang ke rumah saja? Tapi mengingat ada peliharaan yang harus aku beri makan di mansion daerah Pyeongchang-dong, terpaksa aku putar kemudiku menuju daerah itu yang letaknya lumayan jauh.
Ponsel kembali bergetar. Menampilkan sebuah pesan dari salah satu teman sekelasku yang bernama Wonwoo.
Wonwoo
Aku sudah melakukan tugasku.
Boleh aku bertemu denganmu?Hah lelaki ini begitu merepotkan. Hanya karena sudah mengerjakan tugasnya, dia jadi mengira bahwa hubungan kami sudah dekat. Yah baiklah, karena dia sudah mengerjakan tugasnya dengan baik, tak masalah bukan jika aku bersikap baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Honey's Trap
Fiksi PenggemarCinta dan kenikmatan merupakan jebakan yang paling manis namun mematikan.