"Sehun! Amankan Sohee dan jauhkan dia dari sini!"
Dentingan pedang yang saling beradu terus bersahutan di medan pertempuran padang salju berdarah. Sosok berambut putih panjang terkepang yang dipanggil Sehun menoleh sekilas untuk memeriksa keadaan orang yang berbicara dengannya sebelum tombak menghujam kaki kirinya namun dengan cepat ia menghindar dan menghunuskan bilah besi pedang bercorak petir diujung bilahnya ke jantung pemilik tombak tersebut sampai terkapar mati.
"Dia tidak di sini!" ujarnya ditengah pertempuran melawan musuh yang terus berdatangan ke arahnya tak ada habisnya.
Pria berambut putih berujung biru dengan cakra menyala di keningnya itu menggerakan tangannya sembari merapalkan sesuatu dalam bahasa latin kemudian serangan dahsyat bercahaya muncul dari tangannya membuat banyak musuh di sekitarnya tumbang begitu saja. Sebuah getaran dengan wangi khas yang familiar semakin jelas menyapa inderanya, kepalanya langsung menoleh dan membelalak melihat remaja mungil berambut lebat yang dari tadi ia khawatirkan ikut masuk ke medan pertempuran tak jauh dari tempatnya berdiri.
"SOHEE!"
Sehun segera berlari mendekati Sohee sembari menghunuskan pedang kepada lawan yang menghalangi jalannya karena bocah itu langsung dikepung sekawanan musuh berbadan besar
Sohee berdiri di tengah kekacauan. Matanya terpejam mengabaikan seluruh desakan yang menyuruhnya menyingkir. Tangannya terkepal erat, seluruh tubuhnya bergejolak lalu bertransformasi menjadi werewolf dengan mata kuning menyala. Ia langsung menerjang siapapun lawan yang mendekatinya lalu menggigit dan mengoyak tubuh mereka tanpa ampun hingga bulu putih kecoklatannya berlumuran darah.
"SOHEE CEPAT PERGI DARI SINI!" teriakan Sehun sama sekali tak digubris.
Sehun semakin cepat mendekati Sohee saat mendengar lolongan sang bocah hingga tak lagi mendengarkan apapun darinya. Tubuhnya membeku seketika, kakinya tak kuasa bergerak melihat pemandangan di hadapannya. Werewolf itu terkapar dengan 6 panah menancap di dada, leher dan tubuhnya. Genggaman Sehun pada pedangnya mengerat. Percikan kilat mencuat dari bilah pedangnya.
Sehun mendongak, matanya berubah putih menyala senada dengan warna cakra yang muncul di keningnya. Gelombang kekuatan bergejolak di setiap saraf tubuhnya. Pedangnya terasa penuh energi dan berubah menjadi tombak panjang berbentuk petir yang membuat adrenalinnya terpacu dan refleks mengangkat tombak petir itu ke langit.
"ARGH!!!!"
Bersamaan dengan itu langit bergemuruh, awan menghitam, angin berhembus kencang, dan petir mulai menyambar ke arah tombak petirnya diikuti kilatan yang menyebar kemana-mana.
***
"Akhirnya kau bangun juga. Minum ini agar tubuhmu segera membaik sebelum aku mengabari yang lain," pria yang nampak seperti rubah dengan rambut pajang terikat ponytail tersenyum ke arahnya. Ia duduk di tepi kasurnya sembari menyodorkan segelas minuman dengan bau menyengat yang dapat membuat hidungnya perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMIGOD [HunKai]
FanfictionMalapetaka apa yang menimpa kai hari ini? Ia yang kehilangan ingatannya tak menduga bisa terjebak dalam dunia mitologi dan bertemu makhluk aneh bak mitos belaka. Bunga tidurnya bahkan langsung menjadi kiblat perjalanan mematikan tak masuk akal bersa...