Tanpa sengaja ia tersandung kakinya sendiri, ketika tubuh ideal nya hampir menyentuh tanah, dengan sigap lelaki itu berdiri lalu refleks memeluknya.
Badannya bergetar, matanya terbelalak kala melihat ketampanan lelaki itu.
Empat mata saling menatap,dua insan saling berhadap,wajah ayu nan sendu di lihatnya.
tak mau berkedip tidak pernah berpaling, mengangkat kedua alisnya,di telannya ludah dalam tenggorokan.
Tatapannya kosong, menatap teduh wajah gadis itu, lamunannya buyar kala gadis itu membuka mulutnya.
Tubuhnya terjatuh membentur tanah, dengan menjerit gadis itu memgakat tubuhnya.
Ibra mengulurkan tangannya mencoba menolong, di raihnya tangan lelaki itu.
"Ada apa neng?" Ujar ibu penjaga warung.
Ibra menoleh menggelengkan kepala,ibu itu hanya berdiam diri melihat ke arah mereka.
"Kenapa di lepas sihhh!!"
Tutur kata yang keluar dari mulut gadis itu melihat ke arahnya, alisnya turun dengan kening yang mengerut.
Lelaki itu hanya terdiam mematung,bisu berbagai macam kata, bahasa, Dan tingkah.
Langit yang sebelumnya gelap, menangis, merintih dengan suaranya yang bergemuruh,kini telah tersenyum bersama datangnya sinar matahari di kala itu.
Tak henti-hentinya Anita mengibaskan rok yang nampak sedikit kotor.
"Kita jalan lagi yuk!" Kata ibra, anita yang sedari tadi menundukkan kepalanya kini menoleh dengan wajah yang datar,dan alis yang berkerut.
Nampak begitu senduh wajahnya,kala ibra menatap gadis itu, lelaki itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
Anita Hanya mengabaikan perkataannya.
berdiri tegak, dengan langkah kaki yang berhentak dan nafasnya yang berat.
Langkahnya menuju ke arah motor vespa ibra, wajahnya tidak berubah terlihat sama, alisnya Masih di turunkan, bibirnya nampak manyun.
Dirinya menoleh ke arah lelaki itu, dengan mengangkat tangannya, menunjukkan ke dua jari ia memberikan isyarat,dua jarinya itu di arahkan ke matanya dan mata lelaki yang melihatnya itu.
Lelaki itu hanya melihat dan mengangkat kedua alisnya.
Kakinya mulai melangkah berjalan pelan mendekat ke arah pintu warung tersebut.
"Bi, menurut bibi cantik gak?" Ujarnya sembari mengambil uang pecahan lima puluh ribu di kantongnya.
Wanita tua itu hanya tersenyum mendengar perkataanya itu, wajahnya terus menatap ke arah gadis cantik itu.
"Cantik,kalo Kamu pacaran sama dia,bibi akan gratisin segelas kopi!"
Tuturnya, dengan wajah tak berpaling sedikit pun ke arah gadis itu.
"Doa'in ya bi!" Jawabnya, sembari tersenyum dan melihat ke arah motornya.
Nampak jelas tiga siswa berdiri di depan gedung sekolah, wajahnya nampak arogan, nafasnya berat, tangannya mengepal memperlihatkan uratnya.
Satpam menghadang kala motor tua itu hendak memasuki gerbang, wajahnya nampak kecut melihat ke arah sejoli tersebut.
Dengan wajah ketus ia memperingati keduanya, mengulang kata yang sama tentang ke disiplinaan, bukan guru namun namun nampak menyerupai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vespa tua
Teen FictionAntasena Ibrahim. remaja 17 tahun, yang tinggal bersama kakeknya, lantaran di tinggalkan orang tuanya, semenjak berusia 9 tahun. pemuda berandal namun berperilaku sopan santun,merasa kesepian, membuat orang resah hanya untuk mencari arti kebahagiaan.