Tiga hari telah berlalu semenjak dirinya melakukan pemeriksaan plus pengobatan yang ke sekian kalinya semenjak hari itu. Ya walapun memang tidak langsung sembuh sih, tetapi setidaknya ada kemajuan kecil banget dan ya emang sekecil itu lebih kec- akhh pokok nya sekecil itu
"Opa, opa. Opa tadi liat ayah ngak? " tanya key yang datang dari arah halaman belakang rumah, dan sekarang dirinya sedang menuju ke arah sang opa yang sedang duduk dan berada di ruang keluarga
"Tidak, memang kenapa? " tanya nya "sunguh? Padahal aku lihat ayah tadi ke arah sini loh" ujarnya dengan lesu, padahal dia dah berharap banget tadi
"Sudah lah, lagi pula ayah mu itu pengila kerja. Paling paling pulang cuma liat keadaan rumah atau bahkan mungkin hanya mandi lalu ambil berkas" ujarnya sambil tangan nya melambai lambil, mengisyarat kan untuk cucu nya itu mendekat ke arah nya
"Kau harus ingat ini key. Ayah dan kak-" ucapan pria paruh baya itu terpotong akibat dari teriakan oleh seorang pemuda yang ada di sebelah nya ini yang katanya ada sang kakak
pertama dan Daniel (kedua) lewat dan hanya melambai ke arahnya
"Sunguh opa" ujarnya agar sang opa yakin "mana? Tidak ada kan" ujarnya masih kekeh akan pendirianya "a-ayo lah opa, a-aku ta-"
"KEZILO (btw angap aja si opa mangil key pakek nama lengkap, am lupa nama nya) " karena terlanjur kesal sang opa (Justin) tanpa sengaja menyebut nama lengkap key fengan nada yang tinggi
Sangvopo berteriak menyebut nama panjang key, dan karena kelemahan key adalah teriakan key pun berlari ke arah kamar nya yang ada di lantai 2
Sementara xio yang memang dari tadi memperhatikan ahirnya menunjukkan batang hidung nya dan menasehati sang opo agar dirinya tidak membentak key. Tujuan nya agar menjaga setabiliyas mental key
"Hah, kau benar. Lagian kenapa harus ada yang mati sih. Tidak kah kasian dengan key? " tanya nya pada diri sendiri
Tbc
Ok, inti dari cerita ini itu tentang key (nama samaran dari temen gue, dan sekarang dia dah tenang di alam sono. Btw dia emg temen deket gue).
Di sini jaja (nama "palsu" temen gue) itu di tinggal metong ama emak nya, 4 tahun lebih 6 atau 7 bulan kalok ngak salah, karena kecelakaan waktu itu dia ampe di bawa ke rumah sakit, nah waku itu aku
emang orang nya agak agak gimana gitu kan, gue nanya gini ama om yok (pagilan sayang gue ke ayah nya jeje/key) pas di rumah sakit (jadi sekitar 4-5 harian setelah bunda me (nama pangilan kesayangan) meninggal), gue nanya gini "om yok, kok bunda me (aku) bisa meningal sih? Kan cuma jatuh aja? "Nah waktu itu pikiran gue gak rasional, jadi ya gitu. Gue kan mikir kalok bunda me/maei itu jatuhnya itu mirip sama gue yang sering jatuh dari sepeda, ternyata beda pakek banget. Bayangin aja aku yang modal sepeda + jalan beraspal, sedangkan bunda me sepeda motor + truk + aspal + kecepatannya lumayan. Ya udah BUMM
Terus beberapa tahun kemudian (btw jeje dah sembuh) kalok ngak salah 3 atau 4 tahunan, gue ama mbak alin (kakak sulung jeje) rencana itu kan mau beli eskrim pakek sepeda, gak tau waktu itu kenapa gue jatuh plus kepentuk ama ujung trotoar (itu loh pembatas sungai sungai kecil/gorong-gorong, yang pembatas nya emang tinggi)
Bangun bangun gue ada di ruangan yang putih putih gitu, dan dulu kan gue emang bisa lihat hal hal yang manusia biasa gak bisa lihat (tapi cuma beberapa aja, sisanya biasanya keliatan kayak tulang doang, tapi warna hitam). Jadi bangun bangun gue teriak plus nangis kejer, soalnya gue mikir kalok sebenarnya gue lagi di peluk sama mbak kunti
Abis teriak teriak gitu kan aku pingsan lagi tuh, nah pas sadar sadar nya di tangan gue sebelah kanan itu ada jeje yang lagi tidur, kayak ketakutan gitu lah. Dan waktu itu gue gak nyadar sama sekalih kalok sebenernya jeje dah ada tanda ganguan ama mental dianya, tipis sih emang, jadi gak keliatan. Btw jeje emang sering ke doktor khusus yang nanganin masalah jeje, dan waktu itu kan jeje udah sembuh (menurut gue), kenapa? Ya soalnya jeje udah jarang keluar buat ketemu ama ni dokter
Dan beberapa . . . . . . . .
Lanjut part 2?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, brother why don't you give me love? (Revisi Ulang)
Teen FictionKasih sayang memang seringkali kita gunakan untuk menentukan seberap bahagianya kita, tapi apa jadinya jika kasih sayang justru berubah menjadi sebuah harapan dan hanya angan angan yang akhirnya berubah jadi bayangan **** "Bagimana dok? " tanya seor...